Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

Pemberdayaan Masyarakat dalam Kegiatan Mitigasi Bencana Longsor di Desa Pemenang Barat, Lombok Utara Sulistyowati, Tri; Agustawijaya, Didi Supriyadi; Muchtaranda, Ismail Hoesain; Eniarti, Miko; Mahendra, Made; Sarjan, Achmad Fajar Narotama; Muhajirah
Portal ABDIMAS Vol. 2 No. 1 (2024): Jurnal PORTAL ABDIMAS
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/portalabdimas.v2i1.4254

Abstract

Bencana tanah longsor merupakan bencana yang selalu terjadi di beberapa wilayah di Kabupaten Lombok Utara. Sepanjang tahun 2022 BPBD Provinsi NTB mencatat 22 kejadian bencana longsor yang mengakibatkan terjadinya korban jiwa dan kerugian materiil akibat kerusakan sarana dan prasarana umum Jumlah warga terdampak bencana longsor tahun 2022 di Lombok Utara tercatat sebanyak 353 KK atau 1.088 jiwa, dan salah satunya di Desa Pemenang Barat yang tersebar di Dusun Bentek, dusun Mekarsari, Dusun Telaga Wareng dan Dusun Pengempus. Bencana longsor dapat disebabkan oleh kondisi geomorfologi seperti bentuk lahan, kelerengan, jenis batuan, proses pelapukan, bidang-bidang diskontinuitas, curah hujan yang tinggi, penggunaan lahan, kondisi hidrologi dan vegetasi. Mitigasi bencana terdiri dari mitigasi struktural longsor, yaitu pembangunan dinding penahan yang di buat menggunakan sistem drainase dan pembangunan terasering menggunakan penguatan bronjong. Mitigasi non-struktural, yaitu pemasangan sistem peringatan dini, terdapat jalur dan tanda arah jalur evakuasi, sosialisasi tentang bencana longsor, dan pembuatan papan peringatan daerah rawan bencana longsor. Program pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk meningkatkan pemberdayaan masyarakat dalam kegiatan mitiigasi bencana dengan pengetahuan dan pemahaman masyarakat tentang kegiatan mitigasi bencana longsor. Metode yang dilakukan adalah dengan pelatihan melalui ceramah dengan bantuan leaflet/brosur dan audio visual, diskusi dan tanya jawab serta praktek mitigasi bencana longsor, baik pra bencana, saat bencana maupun pasca bencana. Berdasarkan hasil kegiatan, maka peserta telah memahami manfaat dan cara melaksanakan kegiatan mitigasi bencana longsor. Selain itu, perlu adanya pemasangan tanda dan papan peringatan dan jalur evakuasi serta sistem peringatan dini atau EWS (Early Warning System) untuk monitoring di kawasan yang berpotensi dan rentan longsor sebagai antisipasi erjadinya korban jiwa dan materiil akibat bencana tanah longsor..
Kajian Geoteknik Bawah Permukaan Dengan Menggunakan Pendekatan Metode Geofisika Narotama Sarjan, Achmad Fajar; Muchtaranda, Ismail Hoesain
Jurnal Pendidikan, Sains, Geologi, dan Geofisika (GeoScienceEd Journal) Vol. 4 No. 1 (2023): June
Publisher : Mataram University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/goescienceedu.v4i1.217

Abstract

Geofisika merupakan studi yang mengkaji kondisi bawah permukaan Bumi berdasarkan parameter fisiknya. Komponen penyusun Bumi masing-masing memiliki ciri fisik yang unik misalnya: kerapatan, kecepatan rambat, konduktivitas listrik, suseptibilitas magnetik, dan konstanta dielektrik dari tiap jenis batuan akan berbeda. Penggunaan metode geofisika telah meningkat secara drastis dalam 50 tahun ini untuk digunakan dalam pelaksanaan eksplorasi sumber daya mineral dan alam. Selain itu, studi geofisika juga dapat berguna dalam membuat evaluasi untuk penilaian stabilitas, perencanaan dan pemantauan infrastruktur yang terdapat dalam bidang Teknik Sipil. Berbagai pendekatan geofisika dapat memberikan informasi penting di lapangan, seperti sifat massa batuan dan anomali strukturnya. Keunggulan dari metode geofisika adalah memungkinkan pengumpulan data di area yang luas yang tidak dapat dieksplorasi secara langsung karena keterbatasan alat maupun biaya, sedangkan kekurangannya adalah data yang dihasilkan tidak unik. Dengan demikian, interpretasi data geofisika harus dibatasi dan divalidasi menggunakan metode eksplorasi langsung maupun uji laboratorium untuk memperoleh hasil yang akurat. Penggunaan geofisika dalam masalah rekayasa geoteknik dikenal sebagai geofisika geoteknik; investigasi ini biasanya mencakup kedalaman total kurang dari beberapa ratus kaki, meskipun terkadang mencapai ribuan kaki. Studi ini mengkaji penerapan metode geofisika yang dapat digunakan untuk membantu pekerjaan geoteknik khususnya dalam pencitraan kondisi bawah permukaan.
PENGARUH PENAMBAHAN SPENT CATALYST TERHADAP DAYA DUKUNG TANAH LEMPUNG EKSPANSIF YANG DISTABILISASI DENGAN FLY ASH: The Effect of Spent Catalyst Addition to the Bearing Capacity of the Expansive Clay Soil Stabilized by Fly Ash Sulistyowati, Tri; Muchtaranda, Ismail Hoesain
Spektrum Sipil Vol 1 No 2 (2014): SPEKTRUM SIPIL
Publisher : Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tanah lempung ekspansif memiliki potensi untuk mengembang dan menyusut yang tinggi akibat perubahan kadar air. Jika tidak dilakukan perbaikan terhadap jenis tanah ini maka akan menyebabkan terjadinya penggelembungan (heave) dan retak-retak (cracking) pada perkerasan jalan raya, serta pecah-pecah (buckling) pada lantai dasar (slab). Oleh karena itu harus dilakukan perbaikan terhadap sifat kembang susut tanah lempung ekspansif tersebut untuk meningkatkan kekuatan daya dukungnya. Salah satunya adalah dengan stabilisasi menggunakan bahan tambahan seperti fly ash dan spent catalyst. Fly ash merupakan salah satu residu yang dihasilkan dalam pembakaran batu bara dan terdiri dari partikel halus yang mengikat dengan gas buang. Spent catalyst adalah limbah dari penyulingan minyak tanah yang terdiri dari oksidasi silica, alumunia, ferro dan lain-lain. Oleh karena itu, maka dilakukan penelitian tentang pengaruh penambahan spent catalyst terhadap daya dukung tanah lempung ekspansif yang distabilisasi dengan fly ash. Penelitian ini dilakukan terhadap tanah lempung ekspansif yang distabilisasi fly ash (15%) dan ditambahkan spent catalyst (2%, 4%, 6%, 8%, 10%) yang diperam selama 7 hari. Selanjutnya dilakukan pengujian sifat-sifat kimia, fisik, dan mekanis. Pengujian sifat mekanis dilakukan dengan alat uji kuat tekan bebas (UCS), untuk mengetahui daya dukung tanah. Berdasarkan hasil pengujian kimia, diketahui bahwa tanah lempung ekspansif mengandung unsur-unsur kimia silika, magnesium, kalium dan aluminium yang merupakan unsur kimia pembentuk mineral lempung sebagai pembentuk sifat-sifat plastis dari tanah. Adapun kandungan unsur kimia fly ash dan spent catalyst yang dominan adalah silika dioksida (SiO2) dan aluminium trioksida (Al2O3). Hal ini menunjukkan bahwa fly ash dan spent catalyst dapat dikategorikan sebagai bahan pozzolan kelas F (ASTM C618-92a) dan dapat dimanfaatkan sebagai bahan stabilisasi tanah lempung ekspansif. Penambahan 15% fly ash dan spent catalyst (0%, 2%, 4%, 6%, 8%, 10%) memberikan dampak terhadap perubahan sifat-sifat fisik dan mekanis tanah lempung ekspansif. Perubahan ini disebabkan karena reaksi pozolan antara silika dioksida (SiO2) dan aluminium trioksida (Al2O3) sebagai unsur-unsur dominan dari fly ash dan spent catalyst yang mengisi lembaran silika (silica sheet) dan gibbsite di dalam partikel lempung, membentuk mineral yang stabil dan air sulit untuk masuk diantara lapisan tersebut. Penambahan spent catalyst mengakibatkan terjadinya penurunan prosentase kadar butiran lempung, sehingga terjadi perubahan klasifikasi tanah dari CH menjadi MH. Nilai specific gravity (Gs), dan plastisitas tanah juga mengalami penurunan yang mengindikasikan terjadinya perbaikan kualitas tanah. Hal ini dapat dilihat juga dari peningkatan kepadatan dan kuat tekan tanah. Penambahan spent catalyst mengakibatkan peningkatan daya dukung tanah ekspansif yang distabilisasi dengan fly ash (15%) dari 2.99 kg/cm2 menjadi 3.07 – 3.74 kg/cm2.
Pengaruh Variasi Kedalaman Muka Air Terhadap Keruntuhan Pondasi Pada Tanah Pasir Pantai Dengan Perkuatan Anyaman Bambu: The Effect of Ground Water Level Variation to the Foundation Failure at The Sand Marine Reinforced by Woven Bamboo Sholihah, Siti Maratun; Muchtaranda, Ismail Hoesain; Sulistyowati, Tri
Spektrum Sipil Vol 6 No 2 (2019): SPEKTRUM SIPIL
Publisher : Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/spektrum.v6i1.147

Abstract

Dalam dunia teknik sipil, tanah merupakan satu bagian yang tidak dapat dipisahkan dalam perencanaan bangunan, baik sebagai bahan konstruksi maupun sebagai pendukung pondasi. Salah satu jenis tanah yang memiliki beberapa sifat yang kurang menguntungkan bagi suatu konstruksi adalah jenis tanah pasir. Kekurangan dari tanah pasir adalah pasir tidak memiliki daya ikat antar partikel satu sama lain terutama pada tanah pasir yang memiliki nilai kerapatan relatif yang rendah (pasir lepas). Selain itu kondisi tanah pasir pantai memungkinkan adanya pengaruh pasang surut air laut yang dapat mempengaruhi kapasitas dukung tanah tersebut. Oleh karena hal itulah sehingga tanah pasir pantai perlu diberikan perkuatan. Pengujian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah pengujian sifat fisik dan mekanik tanah pasir pantai. Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian eksperimental di laboratorium terhadap pasir pantai yang diperkuat dengan anyaman bambu dengan pemberian beban dan variasi kedalaman muka air. Dari hasil pengujian sifat fisik didapatkan bahwa tanah pasir Pantai Tanjung Karang, Ampenan, tergolong sebagai SP (poor-graded sand), yaitu pasir bergradasi buruk dengan nilai berat jenis (Gs) sebesar 2,661. Selanjutnya, dari hasil pengujian sifat mekanik tanah pasir Pantai Tanjung Karang, Ampenan, didapatkan bahwa penambahan perkuatan anyaman bambu meningkatkan kapasitas dukung pasir pantai dari 193,344 gr/cm² menjadi 352,032 gr/cm². Variasi kedalaman muka air dapat memberikan pengaruh yaitu semakin dalam letak muka air dari dasar pondasi menyebabkan semakin besar penurunan yang terjadi. Penurunan pondasi terbesar terjadi pada pasir pantai tanpa perkuatan anyaman bambu dengan muka air berada B cm di bawah dasar pondasi (B adalah lebar pondasi rencana), yaitu sebesar 1,7 mm.
ANALISIS MODULUS GESER MAKSIMUM TANAH LEMPUNG EKSPANSIF DENGAN PERKUATAN SERAT IJUK BERDASARKAN METODE EMPIRIS: Analysis of Maximum Shear Modulus Expansive Clays With Strengthening Fibers Based on Empirical Method Linawati, Linawati; Sulistyowati, Tri; Muchtaranda, Ismail Hoesain
Spektrum Sipil Vol 6 No 1 (2019): SPEKTRUM SIPIL
Publisher : Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/spektrum.v6i1.148

Abstract

Tanah lempung merupakan agregat partikel-partikel berukuran mikroskopis yang berasal dari pelapukan kimia unsur-unsur penyusun batuan. Tanah lempung umumnya mempunyai sifat-sifat sebagai berikut: daya dukung rendah, kompresibilitas tinggi, ukuran butirannya halus, mempunyai indeks plastisitas (PI) tinggi, kadar air dilapangan relatif tinggi, dan biasanya mengandung bahan-bahan organik. Untuk mengatasi permasalahan rendahnya kuat geser tanah lempung maka dilakukan stabilisasi dan perkuatan tanah dengan menggunakan serat ijuk. Serat ijuk merupakan salah satu serat yang tahan terhadap asam dan garam air laut. Selain itu ijuk tidak mudah busuk baik dalam keadaan terbuka (tahan terhadap cuaca) maupun tertanam dalam tanah, kuat tarik cukup tinggi, murah, dan mudah didapat. Prosentase serat ijuk yang digunakan sebesar 2 %, 4 %, 6 %, 8 % dan 10 % dari berat total tanah. Berdasarkan hasil analisa data diperoleh peningkatan nilai parameter kuat geser (φ dan c) tanah lempung ekspansif, peningkatan optimum terjadi pada penambahan serat 6 %. Pada penambahan serat ijuk diatas 6 % terjadi penurunan nilai parameter kuat geser (φ dan c) tetapi masih lebih besar dari nilai parameter kuat geser (φ dan c) tanah lempung ekspansif tanpa penambahan serat ijuk. Prosentase peningkatan nilai kuat geser tertinggi sebesar 100 % diperoleh pada penambahan 6 % serat ijuk. Berdasarkan pada uji laboratorium, nilai modulus geser tanah ( didapat dengan menggunakan rumus yang dikembangkan oleh Hardin dan Black (1969), dan dari kurva hubungan antara tegangan regangan pada uji geser langsung. Hasil secara empiris menunjukkan bahwa tanah lempung ekspansif Desa Tanak Awu mempunyai ( berturut-turut adalah = 78,90 kPa; 109,77 kPa; 116,16 kPa; 123,86 kPa; 129,94 kPa; 139,30 kPa, dengan prosentase serat berturut-turut (0%, 2%, 4%, 6%, 8%, 10%). Sedangkan dari uji geser langsung tanah lempung ekspansif Desa Tanak Awu mempunyai ( berturut-turut adalah = 78,30 kPa; 97,90 kPa; 101,20 kPa; 109,60 kPa; 115,70 kPa; 138,60 kPa, dengan prosentase serat berturut-turut (0%, 2%, 4%, 6%, 8%, 10%). Jika modulus geser maksimum ( dihubungkan dengan percepatan gempa (a), dan kecepatan gelombang geser (Vs), maka nilai modulus geser secara empiris maupun yang didapat dari uji geser, akan mampu meredam kecepatan gelombang geser yang terjadi. Hal ini dibuktikan dengan kecepatan gelombang geser (Vs) yang diperoleh secara empiris lebih besar dari kecepatan golombang geser (Vs) dari IISEE, dimana Vs secara empiris berturut-turut 7,711 m/s (0%); 9,097 m/s (2%); 9,358 m/s (4%); 9,663 m/s (6%); 9,894 m/s (8%); 10,246 m/s (10%). Sedangkan Vs dari IISEE 2 – 5 m/s.
PENGARUH PERKUATAN GEOTEKSTIL TIPE WOVEN GX-50 TERHADAP KERUNTUHAN PONDASI PADA PASIR PANTAI DENGAN VARIASI KEDALAMAN MUKA AIR: The Effect of Geotextile GX-50 Woven Type Reinforcement to the Failure of Foundation on the Sand Marine Adinda, Baiq Tami Dwi; Prabowo, Agung; Muchtaranda, Ismail Hoesain
Spektrum Sipil Vol 6 No 1 (2019): SPEKTRUM SIPIL
Publisher : Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/spektrum.v6i1.150

Abstract

Perkembangan pembangunan kota tidak saja mengarah ke daerah perbukitan dengan harapan terbebas dari masalah banjir, namun daerah dataran rendah, tergenang air,rawa-rawa dan pinggir pantai mulai dikembangkan menjadi daerah pemukiman. Salah satu jenis tanah yang memiliki beberapa sifat yang kurang menguntungkan bagi suatu konstruksi adalah jenis tanah pasir. Kekurangan dari tanah pasir adalah pasir tidak memiliki daya ikat antar partikel satu sama lain terutama pada tanah pasir yang memiliki nilai kerapatan relatif yang rendah (pasir lepas). Selain itu kondisi tanah pasir pantai memungkinkan adanya pengaruh pasang surut air laut yang dapat mempengaruhi kapasitas dukung tanah tersebut. Oleh karena hal itulah sehingga tanah pasir pantai perlu diberikan perkuatan. Pengujian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah pengujian sifat fisik dan mekanik tanah pasir pantai. Pengujian ini merupakan penelitian eksperimental di laboratorium yang menggunakan box acrylic dengan ukuran 50 x 50 x 50 cm dengan tinggi sampel tanah yang digunakan adalah 25 cm yang diberi perkuatan geotekstil GX-50 dengan pemberian beban dan variasi kedalaman muka air B cm, 2B cm, dan sejajar permukaan pasir dengan arah aliran tegak lurus. Hasil pengujian keruntuhan pada pondasi pasir pantai dengan variasi kedalaman muka air yang diberi perkuatan geotekstil menunjukkan penurunan pondasi menjadi lebih kecil dibandingkan dengan tanpa perkuatan geotekstil. Pada kondisi 2B dengan Dr 25% penurunan berkurang yaitu sebesar 27%, untuk B cm sebesar 31%, dan untuk variasi sejajar permukaan pasir sebesar 26%. Sedangkan untuk Dr 100% kondisi 2B cm penurunan berkurang sebesar 21%, untuk B cm sebesar 23%, dan sejajar permukaan pasir sebesar 20%. Dapat disimpulkan dengan penambahan geotekstil daya dukung pasir pantai meningkat. Tipe keruntuhan yang terjadi pada kondisi 25% yaitu tipe keruntuhan penetrasi, sedangkan pada Dr 100% terjadi keruntuhan geser umum.
PENGARUH HUJAN TERHADAP STABILITAS LERENG DENGAN RETAKAN PADA TANAH KOHESIF : (STUDI KASUS : TANAH LONGSOR DI DESA GUNTUR MACAN, KECAMATAN GUNUNG SARI, KABUPATEN LOMBOK BARAT) Muchtaranda, Ismail Hoesain; Sulistyowati, Tri; Muhajirah, Muhajirah
Spektrum Sipil Vol 9 No 2 (2022): SPEKTRUM SIPIL
Publisher : Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/spektrum.v9i2.239

Abstract

Banyak kejadian lereng longsor pada saat hujan lebat atau sesaat setelah hujan reda. Hal ini dikarenakan air hujan berinfiltrasi ke dalam tanah, sehingga tanah menjadi jenuh, tekanan air pori di dalam tanah meningkat dan terjadinya tekanan air lateral pada retakan. Sehingga kekuatan tanah berkurang, dan akibatnya terjadi peristiwa longsor. Salah satu penyebab air hujan cepat berinfiltrasi ke dalam tanah adalah adanya retakan (crack) pada permukaan tanah, baik pada permukaan tanah datar maupun pada bagian yang miring dari suatu lereng tanah. Retakan dapat terjadi karena sifat kembang susut tanah, kegiatan pembangunan oleh manusia, penurunan tanah tidak seragam dan masih banyak penyebab lainnya. Pada penelitian ini, lereng dimodelkan dengan retakan pada puncak lereng dengan jarak 5 m dan variasi kedalaman 5 m dan 10 m. Lereng juga dipengaruhi hujan dengan variasi intensitas sebesar 0,2 mm/jam pada intensitas yang sering terjadi; 4,2 mm/jam pada intensitas rata-rata dan 33,3 mm/jam pada intensitas maksimum dengan durasi hujan 1,2,3 dan 4 hari. Hasil analisis menunjukkan bahwa semakin tinggi intensitas hujan, semakin lama durasi hujan dan semakin dalam retakan, maka perubahan muka air tanah, tekanan air pori dan tekanan lateral air di retakan semakin besar, mengakibatkan semakin menurunnya angka faktor keamanan dari lereng.
PEMETAAN DAERAH RAWAN LONGSOR DI PULAU LOMBOK BERDASARKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS: Mapping of Landslide-Prone Areas on Lombok Island Based on the Geographic Information System Sulistyowati, Tri; Agustawijaya , Didi Supriyadi; Muchtaranda, Ismail Hoesain; Muhajirah, Muhajirah; Sarjan, Achmad Fajar Narotama
Spektrum Sipil Vol 11 No 1 (2024): SPEKTRUM SIPIL
Publisher : Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/spektrum.v11i1.345

Abstract

Pulau Lombok memiliki beberapa kawasan yang berpotensi terjadi bencana longsor karena memiliki kemiringan lereng curam (> 25%) dengan jenis tanah dominan adalah andosol yang memiliki sifat peka erosi dan curah hujan lebih dari 1000 mm. Sepanjang tahun 2023 BPBD Provinsi NTB mencatat 22 kejadian bencana longsor. Dengan adanya kondisi tersebut maka dibutuhkan penelitian pemetaan daerah rawan longsor sebagai upaya mitigasi bencana. Pemetaan menggunakan beberapa parameter yaitu kemiringan lereng, curah hujan, tata guna lahan, geologi, kedalaman solum, tekstur tanah, dan permeabilitas tanah. Metode yang digunakan adalah skoring dan pembobotan, serta tumpang susun (overlay) antar parameter penyusunnya dengan menggunakan perangkat lunak yang bersifat open source, Quantum GIS (QGIS). Dari hasil penelitian didapatkan bahwa kerawanan longsor di Pulau Lombok terdiri dari empat tingkatan yaitu wilayah dengan tingkat rawan sangar tinggi dengan luas 611.33 km2 atau 12,90%, wilayah rawan longsor tinggi seluas 1,033.10 km2 atau 21,80%, wilayah rawan longsor sedang seluas 2,506.58 km2  atau 52,90% dan wilayah dengan tingkat rawan rendah terhadap longsor seluas 587.64 km2  atau 12,40%.  Hasil validasi antara model yang telah dibuat dengan menggunakan metode skoring dan weighted overlay menggunakan Quantum GIS dengan kejadian longsor di lapangan menunjukkan hasil yang sesuai sehingga model yang dibuat dapat dipertanggungjawabkan.
Pemberdayaan Masyarakat dalam Kegiatan Mitigasi Bencana Longsor di Desa Pemenang Barat, Lombok Utara Sulistyowati, Tri; Agustawijaya, Didi Supriyadi; Muchtaranda, Ismail Hoesain; Eniarti, Miko; Mahendra, Made; Sarjan, Achmad Fajar Narotama; Muhajirah
Portal ABDIMAS Vol. 2 No. 1 (2024): Jurnal PORTAL ABDIMAS
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/portalabdimas.v2i1.4254

Abstract

Bencana tanah longsor merupakan bencana yang selalu terjadi di beberapa wilayah di Kabupaten Lombok Utara. Sepanjang tahun 2022 BPBD Provinsi NTB mencatat 22 kejadian bencana longsor yang mengakibatkan terjadinya korban jiwa dan kerugian materiil akibat kerusakan sarana dan prasarana umum Jumlah warga terdampak bencana longsor tahun 2022 di Lombok Utara tercatat sebanyak 353 KK atau 1.088 jiwa, dan salah satunya di Desa Pemenang Barat yang tersebar di Dusun Bentek, dusun Mekarsari, Dusun Telaga Wareng dan Dusun Pengempus. Bencana longsor dapat disebabkan oleh kondisi geomorfologi seperti bentuk lahan, kelerengan, jenis batuan, proses pelapukan, bidang-bidang diskontinuitas, curah hujan yang tinggi, penggunaan lahan, kondisi hidrologi dan vegetasi. Mitigasi bencana terdiri dari mitigasi struktural longsor, yaitu pembangunan dinding penahan yang di buat menggunakan sistem drainase dan pembangunan terasering menggunakan penguatan bronjong. Mitigasi non-struktural, yaitu pemasangan sistem peringatan dini, terdapat jalur dan tanda arah jalur evakuasi, sosialisasi tentang bencana longsor, dan pembuatan papan peringatan daerah rawan bencana longsor. Program pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk meningkatkan pemberdayaan masyarakat dalam kegiatan mitiigasi bencana dengan pengetahuan dan pemahaman masyarakat tentang kegiatan mitigasi bencana longsor. Metode yang dilakukan adalah dengan pelatihan melalui ceramah dengan bantuan leaflet/brosur dan audio visual, diskusi dan tanya jawab serta praktek mitigasi bencana longsor, baik pra bencana, saat bencana maupun pasca bencana. Berdasarkan hasil kegiatan, maka peserta telah memahami manfaat dan cara melaksanakan kegiatan mitigasi bencana longsor. Selain itu, perlu adanya pemasangan tanda dan papan peringatan dan jalur evakuasi serta sistem peringatan dini atau EWS (Early Warning System) untuk monitoring di kawasan yang berpotensi dan rentan longsor sebagai antisipasi erjadinya korban jiwa dan materiil akibat bencana tanah longsor..
Implementasi Program Kampung Iklim (Proklim) Dalam Pengembangan Wisata Berkelanjutan di Desa Bonjeruk, Kabupaten Lombok Tengah Sulistyowati, Tri; Agustawijaya, Didi Supriyadi; Muchtaranda, Ismail Hoesain; Muhajirah; Sarjan, Achmad Fajar Narotama; Dhiyaulhaq, Faris
Portal ABDIMAS Vol. 3 No. 2 (2025): Jurnal PORTAL ABDIMAS
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/69tpng16

Abstract

Perubahan iklim menjadi ancaman nyata bagi sektor pariwisata, termasuk di tingkat desa wisata yang seringkali mengandalkan keindahan alam dan kearifan lokal. Untuk memastikan keberlanjutan operasional dan daya tarik desa wisata, penerapan strategi adaptasi dan mitigasi perubahan iklim secara simultan sangatlah penting. Program Kampung Iklim (ProKlim) adalah program pemerintah berskala nasional yang bertujuan untuk melibatkan masyarakat dan pihak-pihak terkait dalam kegiatan adaptasi dan mitigasi perubahan iklim. Upaya adaptasi bertujuan untuk mengurangi kerentanan terhadap dampak tersebut, sementara mitigasi berfokus pada pengurangan emisi gas rumah kaca (GRK) yang menjadi penyebab perubahan iklim. Tujuan dari kegiatan pengabdian ini adalah untuk pendampingan pelaksanaan Proklim dalam menghadapi perubahan iklim dan strategi adaptasi  dan mitigasi yang dapat diterapkan. Lokasi dari kegiatan pengabdian kepada masyarakat terletak di Desa Bonjeruk, Kabupaten Lombok Tengah. Metode yang digunakan dalam kegiatan ini adalah sosialisasi, diskusi, dan pendampingan kepada seluruh masyarakat mengenai perencanaan serta pelaksanaan adaptasi dan mitigasi terkait perubahan iklim. Hasil dari kegiatan pengabdian menunjukkan bahwa masyarakat Desa Bonjeruk  sudah memahami tujuan, manfaat, dan cara pelaksanaan Program Proklim. Di samping itu, kesadaran dan partisipasi masyarakat terhadap Proklim semakin berkembang sehingga mereka menjadi lebih aktif dalam menerapkan strategi adaptasi dan mitigasi terhadap perubahan iklim. Selain itu, perlu dilakukan evaluasi mengenai pelaksanaan program agar dapat dirasakan oleh berbagai lapisan masyarakat, sehingga pembangunan yang berkelanjutan dalam adaptasi dan mitigasi terhadap perubahan iklim dapat terwujud.