Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

HUBUNGAN ANTARA LEADER POLITICAL SKILL DENGAN READINESS FOR ORGANIZATIONAL CHANGE PADA MANAJER PEMERINTAHAN PROVINSI X Setyorini, Theresia Dewi; Abidin, Zainal; Sulastiana, Marina; Agustiani, Hendriati
Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora, dan Seni Vol. 8 No. 1 (2024): Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora , dan Seni
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jmishumsen.v8i1.12514.2024

Abstract

Pandemi Covid-19 mengubah pola kerja dari work from office menjadi work from home. Hal ini terjadi pada banyak organisasi tak terkecuali di birokrasi pemerintah. Perubahan demi perubahan terus terjadi untuk menyesuaikan dengan kondisi yang ada dengan tetap berpedoman pada tujuan memberikan pelayanan kepada public. Namun implementasi di lapangan mengalami banyak kendala. Hal ini menjadi satu pertanyaan apakah para birokrat memiliki kesiapan untuk berubah.  Dalam konteks perubahan, peran leader menjadi penting karena ia membawa misi mencapai tujuan perubahan. Studi ini bertujuan untuk meneliti hubungan antara leader political skill dengan readiness for organizational change pada manajer Pemerintahan Provinsi X. Hipotesis yang diajukan adalah ada hubungan positif antara  leader political skill dengan  readiness for organizational change. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif. Sebanyak 407 responden di level pimpinan menjadi subjek penelitian. Pengambilan sampel menggunakan cluster sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan Political Skill Inventory dan Organizational Change Recipients’ Belief Scale. Analisis regresi digunakan untuk mengolah data yang ada. Hasil menunjukkan bahwa hipotesis terbukti. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa leader political skill berkorelasi dengan readiness for organizational change. artinya bahwa seorang leader yang memiliki political skill yang tinggi memiliki kesiapan yang tinggi pula terhadap perubahan yang terjadi dalam organisasi. Hasil penelitian ini dapat menjadi rekomendasi bagi Pemerintahan Daerah setempat untuk menerapkan strategi kebijakan menyiapkan para leader agar lebih siap menghadapi perubahan.
Adaptation and Validation of Organization Change Recipients’ Belief Scale Setyorini, Theresia Dewi; Sulastiana, Marina; Abidin, Zainal; Agustiani, Hendriati
Psikobuletin:Buletin Ilmiah Psikologi Vol 5, No 3 (2024): Psikobuletin: Buletin Ilmiah Psikologi
Publisher : Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24014/pib.v5i3.28739

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan instrumen yang dapat mengukur kesiapan penyelenggara negara dalam menghadapi setiap perubahan. Adaptasi dan validasi instrumen pengukuran Change Recipient Belief Scale (CRBS) dilakukan untuk memperoleh instrumen pengukuran yang tepat dalam menyeleksi pegawai yang cenderung melakukan perubahan. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan pendekatan studi cross-sectional. Dua proses dilakukan untuk mengadaptasinya ke versi bahasa Indonesia dan menguji validasinya melalui Conffirmatory Factor Analysis (CFA). Alat ukur tersebut diujikan kepada 406 subjek Aparatur Sipil Negara di Provinsi Jawa Tengah di Indonesia yang menduduki jabatan pimpinan. Hasil penelitian menunjukkan perlunya beberapa penyesuaian terjemahan dalam bahasa Indonesia agar mudah dipahami oleh responden. Sedangkan uji CFA menunjukkan alat ukur sudah sesuai (RMSEA= 0,077; GFI=0,90; AGFI= 0,91; NFI=0,95; IFI=0,96; RFI=0,94). Dimensi yang terdapat dalam alat ukur yaitu kesesuaian, dukungan manajemen, efektivitas perubahan, dan kemanfaatan pribadi mendukung teori yang ada. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa CRBS cukup cocok digunakan di Indonesia.  Pengujian lebih lanjut masih perlu dilakukan dengan melakukan uji validitas yang lebih lengkap. 
Self-Regulation as a Protective Factor Against Work Stress in Special Education Teachers Miatari, Exwati; Setyorini, Theresia Dewi; Rizqia, Ayu Gigih
Psikoborneo: Jurnal Ilmiah Psikologi Vol 13, No 3 (2025): Volume 13, Issue 3, September 2025
Publisher : Program Studi Psikologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Mulawarman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30872/psikoborneo.v13i3.17218

Abstract

Inclusive education is a service provided to students with special needs in regular schools, including those who experience learning difficulties. During the learning process, these students are accompanied by special education teachers who possess the necessary qualifications to fulfill this role. The demands and pressures of the job can potentially lead to work stress, making self-regulation skills essential for teachers to perform their duties effectively. This study aims to examine the relationship between self-regulation and work stress among special education teachers. The study involved 70 teachers in the Special Region of Yogyakarta, selected using a convenience sampling technique. Data were collected using self-regulation and work stress scales developed by the researchers. Data analysis was conducted using Pearson’s product-moment correlation with the aid of SPSS version 24.0 for Windows. The results showed a highly significant negative correlation between self-regulation and work stress (r = -0.548; p = 0.001), with an effective contribution of 41.55%. Further analysis of the components of self-regulation revealed that self-reactive influences contributed the most (18%), followed by self-monitoring (15.2%) and the judgemental subfunction (8.4%). These findings indicate that self-regulation plays an important role in reducing work stress among special education teachers.Pendidikan inklusi merupakan layanan bagi peserta didik berkebutuhan khusus di sekolah reguler, termasuk mereka yang mengalami hambatan belajar. Dalam proses pembelajaran, peserta didik tersebut didampingi oleh guru pembimbing khusus yang telah memiliki kualifikasi pendidikan untuk menjalankan peran tersebut. Tuntutan dan tekanan dalam pekerjaan berpotensi menimbulkan stres kerja, sehingga diperlukan kemampuan regulasi diri yang baik agar guru dapat menjalankan tugas secara optimal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara regulasi diri dan stres kerja pada guru pembimbing khusus. Subjek penelitian berjumlah 70 orang guru di Daerah Istimewa Yogyakarta yang dipilih menggunakan teknik convenience sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan skala regulasi diri dan skala stres kerja yang disusun oleh peneliti. Analisis data menggunakan korelasi product moment dengan bantuan program SPSS versi 24.0 for Windows. Hasil analisis menunjukkan terdapat hubungan negatif yang sangat signifikan antara regulasi diri dan stres kerja (r = -0,548; p = 0,001), dengan sumbangan efektif sebesar 41,55%. Uji lanjutan terhadap aspek regulasi diri menunjukkan bahwa self-reactive influences memberikan kontribusi paling besar (18%), diikuti oleh self-monitoring (15,2%) dan judgemental subfunction (8,4%). Temuan ini menunjukkan bahwa regulasi diri berperan penting dalam menurunkan tingkat stres kerja pada guru pembimbing khusus.