Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

PROSES PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN DITINJAU DARI SUDUT PENDIDIK DAN ANAK DIDIK Daulay, Abdul Sattar
Darul Ilmi: Jurnal Ilmu Kependidikan dan Keislaman Vol 1, No 1 (2013)
Publisher : IAIN Padangsidimpuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Education and learning process that occurs in education, non-formal and informal are  always influenced by certain concepts, because it is begun by how the students perceive the concept.  Emperisme sees that the educational. and developmental outcomes depend on the experiences gained during the students’s protégé. Nativism flow and Naturalism are more on innate factors that it will give freedom to the students to develop and define their development in accordance with the default factor.  Convergence relies flow cooperation congenital factors with environmental factors, so, the educational process is done interactively.  Fitrah concept relies cooperation innate factors with environmental factors, the educational process is conducted interactively although students bring good potential. In this context there are times when the active educators and passive students or in the other hand. However sometimes they must be equally active.
PENERAPAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) DALAM UPAYA MENINGKATKAN KREATIVITAS DAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS X DI SMA NEGERI 3 PADANGSIDIMPUAN POKOK BAHASAN BANGUN RUANG Pramono, Eka Sartika; Daulay, Abdul Sattar
Logaritma : Jurnal Ilmu-ilmu Pendidikan dan Sains Vol 5, No 02 (2017)
Publisher : IAIN PADANGSIDIMPUAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24952/logaritma.v5i02.1541

Abstract

Dalam proses pembelajaran metode yang digunakan guru masih monoton sehingga siswa mudah bosan. Pendekatan yang digunakan guru belum tepat yang mengakibatkan siswa belum efektif dalam proses pembelajaran. Sehingga kreativitas dan berpikir kritis belajar matematika siswa masih rendah dan nilai hasi belajar yang diperoleh siswa masih di bawah KKM.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana penggunaan pendekatan Contekstual Teaching and Learning (CTL) dapat meningkatkan kreativitas dan berpikir kritis belajar matematika siswa di kelas X-9 SMA Negeri 3 Padangsidimpuan. Dalam penelitian ini yang menjadi setting penelitian adalah siswa SMA Negeri 3 Padangsidimpuan dan subjek penelitian adalah kelas X-9 yang berjumlah 36 siswa.Penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Instrumen pengumpulan data yang digunakan adalah observasi siswa yang dilakukan dan didukung oleh tes hasil belajar siswa. Pada penelitian ini teknik pengumpulan data adalah melalui observasi dan didukung oleh tes hasi belajar. Di dalam analisis data observasi ada dua data pokok yaitu proses dan data hasil. Teknik analisis yang digunakan adalah teknik komparasi (membandingkan) yaitu membandingkan kondisi antara siklus pertaman dengan siklus kedua.Dari hasil penelitian bahwa pada siklus I pertemuan pertama kreativitas dan berpikir kritis belajar matematika siswa masih rendah, kemudian meningkat pada pertemuan kedua yaitu setiap indikator-indikator dari kreativitas dan tes berpikir kritis belajar matematika siswa meningkat. Karena peningkatan kreativitas dan berpikir kritis belajar matematika siswa belum memenuhi dari aspek yang diamati maka dilanjutkan ke siklus II, yaitu pada pertemuan pertama indikator-indikator kreativitas dan tes berpikir kritis siswa meningkat pada pertemuan pertama. Dan mengalami peningkatan pada pertemuan kedua indikator-indikator kreativitas dan tes berpikir kritis  sudah memenuhi bahkan melebihi dari aspek yang diamati yaitu 80%. Lalu peningkatan kreativitas dan berpikir kritis didukung oleh peningkatan hasil belajar yang diperoleh siswa dalam setiap siklus. Maka dapat disimpulkan bahwa pendekatan Contekstual Teaching and Learning (CTL) dapat meningkatkan kreativitas dan berpikir kritis matematika siswa kelas X-9 SMA Negeri 3 Padangsidimpuan.
Cultural Philosophy and Character Education: The Role of Batak Angkola Muslim Women in Applying Hamoraon, Hagabeon, and Hasangapon Dalimunthe, Irwan Saleh; Fata, Nahriyah; Daulay, Abdul Sattar; Dalimunthe, Latifa Annum; Hamidah, Hamidah
Madania: Jurnal Kajian Keislaman Vol 29, No 1 (2025): JUNE
Publisher : Universitas Islam Negeri (UIN) Fatmawati Sukarno Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29300/madania.v29i1.7111

Abstract

The focus of this study is to examine how Batak Angkola Muslim women, particularly mothers, implement the 3H philosophy—Hamoraon (wealth), Hagabeon (lineage), and Hasangapon (honor)—in shaping strong and dignified family character. These three cultural values have long been the foundation of the Batak Angkola community. However, amid modernization and socio-economic challenges, their application needs contextual adjustment. This study aims to explore the strategic role of mothers in passing down and applying the 3H philosophy in shaping children's character, as well as to identify the challenges they face and the strategies they use. This study employed a qualitative method with a phenomenological approach to understand participants' lived experiences. Data were gathered through observation, in-depth interviews, and documentation, involving housewives and community leaders in the Angkola region, South Tapanuli. Findings show that mothers play a key role in instilling the 3H values through daily parenting and support for education. Despite limited resources, Angkola mothers show resilience and strong commitment to their children's success, especially in formal education. The integration of Islamic values with local culture strengthens mothers’ roles in character building. Academically, this study highlights how maternal roles help preserve cultural-religious values in indigenous Muslim communities. It also enriches the field of character education by offering a culturally rooted model of value transmission that combines local wisdom and Islamic ethics. This can serve as a reference for culturally responsive education policies and gender-inclusive family studies. Fokus dari penelitian ini adalah untuk mengkaji bagaimana perempuan Muslim Batak Angkola, khususnya para ibu, mengimplementasikan filosofi 3H—Hamoraon (kekayaan), Hagabeon (keturunan), dan Hasangapon (kehormatan)—dalam membentuk karakter keluarga yang kuat dan bermartabat. Ketiga nilai budaya ini telah lama menjadi landasan hidup masyarakat Batak Angkola. Namun, di tengah arus modernisasi dan tantangan sosial-ekonomi, relevansi dan penerapannya memerlukan adaptasi yang kontekstual. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi peran strategis ibu dalam mentransmisikan dan mengaktualisasikan filosofi 3H dalam pengembangan karakter anak, sekaligus mengidentifikasi tantangan yang mereka hadapi serta strategi yang digunakan. Metode yang digunakan adalah kualitatif dengan pendekatan fenomenologis guna memahami pengalaman hidup para partisipan. Data dikumpulkan melalui observasi, wawancara mendalam, dan dokumentasi terhadap ibu rumah tangga dan tokoh masyarakat di wilayah Angkola, Tapanuli Selatan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa para ibu memainkan peran sentral dalam menanamkan nilai-nilai Hamoraon, Hagabeon, dan Hasangapon melalui praktik pengasuhan sehari-hari dan dukungan terhadap pendidikan anak. Meskipun menghadapi keterbatasan ekonomi dan pendidikan, ibu-ibu di Angkola menunjukkan ketangguhan dan komitmen yang kuat terhadap keberhasilan anak-anak mereka, terutama melalui jalur pendidikan formal. Integrasi nilai Islam dengan filosofi budaya lokal memperkuat peran ibu dalam pembentukan karakter. Secara akademik, studi ini menyoroti peran ibu dalam menjaga nilai budaya-agama di komunitas Muslim adat. Selain itu, penelitian ini memperkaya kajian pendidikan karakter dengan menawarkan model transmisi nilai berbasis budaya yang menggabungkan kearifan lokal dan etika Islam. Temuan ini dapat menjadi referensi bagi kebijakan pendidikan yang responsif terhadap budaya serta studi keluarga yang inklusif gender.