Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Pengaplikasian Teori Double Movement pada Kasus-Kasus Hukum Keluarga Ilmi, Muhammad
Al Qalam: Jurnal Ilmiah Keagamaan dan Kemasyarakatan Vol. 17, No 6 : Al Qalam (November 2023)
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Al-Qur'an (STIQ) Amuntai Kalimantan Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35931/aq.v17i6.2806

Abstract

Nash-nash yang telah ditetapkan merupakan jawaban atau respon atas berbagai persoalan. Namun pemahaman terhadap nash-nash tersebut tidak dibarengi dengan pemahaman yang tepat sehingga akan berimplikasi terhadap kurang tepatnya interpretasi dan pengaplikasian dalam menjawab segala kasus/isu yang dihadapi. Maka dari itu, diperlukan suatu kajian interpretasi beserta pengaplikasian yang tepat guna menjawab segala persoalan kontemporer. Penelitian ini bertujuan untuk menelaah terkait pengaplikasian sebuah teori interpretasi untuk menjawab isu-isu hukum keluarga yang terus berkembang, sehingga dapat ditemukan solusi yang relevan dengan kondisi saat ini. Teori ini bernama “Double Movement” yang dicanangkan oleh seorang cendikiawan muslim kontemporer, yakni Fazlur Rahman. Teori ini merupakan teori yang mengkaji nash-nash guna diungkapkan sosio-historis beserta nilai moralnya sehingga dapat berkesesuaian dengan keadaan saat ini. Hasil dari penelitian ini ialah pada dasarnya nash tentang poligami sebenarnya mengandung asas pernikahan monogami. Kemudian, melalui teori ini, juga didapatkan hasil bahwa masa ‘iddah juga dapat diberlakukan bagi laki-laki, serta keadilan gender dalam pemerataan bagian warisan harus ditegakkan.
Babilangan in the Marriage Traditions of the Banjar Community in South Kalimantan: A Legal Pluralism Perspective Helim, Abdul; Ilmi, Muhammad; Ahmad, Sabarudin; Vennovary Benevolent, Wafid Syuja’
Samarah: Jurnal Hukum Keluarga dan Hukum Islam Vol. 9 No. 2 (2025): Samarah: Jurnal Hukum Keluarga dan Hukum Islam
Publisher : Islamic Family Law Department, Sharia and Law Faculty, Universitas Islam Negeri Ar-Raniry

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22373/9tr8na63

Abstract

Babilangan is an effort by the people of South Kalimantan to find out a person's compatibility with their potential partner, before getting married. However, in North Hulu Sungai Regency, Babilangan has been responded to with prolonged pros and cons. The main problem studied in this research is the practice of babilangan in pre-wedding Banjar communities in South Kalimantan. This research uses empirical legal methods with a legal pluralism approach. Data was collected by means of in-depth interviews and literature study. The informants interviewed were religious leaders, traditional and community leaders, while the literature study referred to journal articles, books and supporting references. This research concludes that although there are pros and cons to Babilangan, they are resolved using al-jam'u wa at-taufiq and legal pluralism. The way Babilangan works and the dialogue with other scientific theories means that Babilangan's function today is relevant as research through inner channels into the profile of a potential household partner. If we refer to the theory of legal pluralism, then babilangan is in accordance with Islamic law because it has mashlahat value and no legal violations have been found, in fact, babilangan can be categorized as 'urf sahih, namely a custom that is acceptable by the Islamic law. Its function is as part of a prediction regarding the profile of a prospective partner before the marriage takes place, which can still be used today. Meanwhile, in customary law, the Babilangan tradition is a cultural practice with the aim of a happy marriage and physical and spiritual prosperity.