Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Analisis Kemampuan Literasi Sains dan Teknologi Guru IPA SMP Negeri dan Swasta Se-Kecamatan Poasia Kota Kendari Lucky, Lucky; Hunaidah, Hunaidah; Tahang, La
Jurnal Penelitian Pendidikan Fisika Vol 4, No 2 (2019): Jurnal Penelitian Pendidikan Fisika
Publisher : Jurusan Pendidikan Fisika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36709/jipfi.v4i2.14185

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan gambaran literasi sains yang dimiliki guru IPA SMP Negeri teknologi yang dimiliki guru IPA SMP Negeri dan Swasta se- Kecamatan Poasia Kota Kendari. Teknik analisis data yang digubakan adalah teknik analisis deskriptif. Berdasakan hasil penelitian kemampuan literasi sains guru IPA SMP Negeri dan Swasta se-Kecamatan Poasia, Kota Kendari secara umum berada pada kategori rendah dengan presentase rata-rata sebesar 56,9% dengan standard deviasi 12,3%. Sedangkan kemampuan literasi teknologinya secara umum berada pada kategori cukup dengan presentase rata-rata sebesar 69% dengan standard deviasi 9%.
Effect of Laser Photocoagulation and Bevacizumab Intravitreal in Proliferative Diabetic Retinopathy Lanny, Lanny; Lucky, Lucky
The International Journal of Medical Science and Health Research Vol. 2 No. 8 (2024): The International Journal of Medical Science and Health Research
Publisher : International Medical Journal Corp. Ltd

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.70070/dt5eva35

Abstract

Background: The literature on the management of proliferative diabetic retinopathy (PDR) has evolved significantly over the past decade, particularly with the introduction of anti-vascular endothelial growth factor (anti-VEGF) therapies alongside traditional laser photocoagulation techniques. Literature Review: The literature on the management of proliferative diabetic retinopathy (PDR) highlights a significant evolution in treatment strategies, particularly with the integration of anti-VEGF therapies alongside traditional laser photocoagulation. The foundational work by Arevalo (2013) establishes intravitreal bevacizumab as an effective treatment for retinal and iris neovascularization, suggesting its potential as an alternative or adjunctive therapy to conventional methods. This study emphasizes the necessity of continuous monitoring and the possibility of recurrence of neovascularization, reinforcing the importance of laser photocoagulation as a cornerstone in PDR management. Conclusion: In conclusion, the literature reflects a dynamic interplay between traditional laser therapies and innovative pharmacological approaches in the management of PDR. There is a clear trend towards integrative strategies that aim to enhance patient outcomes, emphasizing the importance of personalized treatment plans that consider both the efficacy and safety of available interventions.
Analisis Yuridis Kesenjangan Perlindungan Korban pada Tahap Penyidikan: (Berdasarkan Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana dan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2022 Tentang Tindak Pidana Kekerasan Seksual) lucky, lucky; Jaya, Irman
Almufi Jurnal Sosial dan Humaniora Vol 1 No 3: November (2024)
Publisher : Yayasan Almubarak Fil Ilmi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.63821/ash.v1i3.413

Abstract

Penelitian ini menganalisis kesenjangan antara Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP) dan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2022 tentang Tindak Pidana Kekerasan Seksual (UU TPKS) dalam penyidikan dan perlindungan korban kekerasan seksual. Dengan pendekatan yuridis normatif, penelitian ini mengevaluasi sejauh mana prinsip perlindungan korban dalam UU TPKS telah diintegrasikan ke dalam prosedur KUHAP serta aspek yang perlu diperbaiki dalam revisi KUHAP. Menggunakan metode analisis konten, serta teori hukum progresif dan responsif, penelitian ini menemukan kesenjangan dalam definisi korban, hak-hak korban (bantuan hukum, medis, psikologis, dan informasi), mekanisme pelaporan, persyaratan penyidik, pendampingan, alat bukti, serta perlindungan keamanan korban. Kesenjangan ini berdampak pada efektivitas penyidikan dan perlindungan korban. Sebagai lex specialis, UU TPKS tidak dapat sepenuhnya diadopsi ke dalam KUHAP, namun prinsip perlindungan korban harus diintegrasikan. Revisi KUHAP diperlukan untuk memperkuat perlindungan korban melalui jaminan hak, prosedur penyidikan berbasis korban, penguatan privasi dan keamanan, serta mekanisme pengawasan independen guna menciptakan sistem peradilan pidana yang lebih responsif dan adil.