Kegiatan pengabdian ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas dan kreativitas komunitas Muli Mekhanai dalam menggali, menyusun, dan menyampaikan narasi budaya lokal sebagai sarana promosi destinasi. Berdasarkan hasil identifikasi permasalahan, mitra masih menghadapi keterbatasan dalam memahami konsep storynomics, rendahnya keterampilan menarasikan budaya lokal secara menarik, serta kurangnya penguasaan media digital sebagai alat komunikasi promosi. Oleh karena itu, solusi yang ditawarkan adalah pelatihan terpadu yang mencakup: (1) pemahaman konseptual tentang storynomics Tourism dan pariwisata budaya, (2) teknik penggalian dan penulisan cerita budaya lokal, (3) pelatihan komunikasi visual dan produksi konten digital, serta (4) presentasi dan pembuatan proyek akhir narasi destinasi berbasis budaya. Metode pelaksanaan meliputi penyampaian materi teoritis, workshop kreatif, praktik produksi konten, dan bimbingan teknis. Kegiatan ini diharapkan menghasilkan luaran berupa peningkatan kapasitas naratif peserta, portofolio konten promosi berbasis cerita budaya lokal, serta modul pelatihan storynomics yang dapat direplikasi. Dampak jangka panjang yang dituju adalah terciptanya duta wisata yang tidak hanya representatif secara fisik, tetapi juga memiliki kecakapan naratif dan digital dalam mempromosikan pariwisata yang berakar pada nilai-nilai budaya Lampung dan Indonesia secara luas. This community service activity aims to increase the capacity and creativity of the Muli Mekhanai community in exploring, compiling, and conveying local cultural narratives as a means of destination promotion. Based on the identified problems, partners still face limitations in understanding the concept of storynomics, low skills in narrating local culture in an engaging manner, and a lack of mastery of digital media as a promotional communication tool. Therefore, the solution offered is integrated training that includes: (1) a conceptual understanding of storynomics in tourism and cultural tourism, (2) techniques for exploring and writing local cultural stories, (3) training in visual communication and digital content production, and (4) presentation and creation of a final project on a culture-based destination narrative. The implementation method includes theoretical material delivery, creative workshops, content production practice, and technical guidance. This activity is expected to produce outcomes in the form of increased narrative capacity for participants, a portfolio of promotional content based on local cultural stories, and a replicable storynomics training module. The intended long-term impact is the creation of tourism ambassadors who are not only physically representative but also possess narrative and digital skills in promoting tourism rooted in the cultural values of Lampung and Indonesia more broadly.