Ebih Ar Arhasy
Unknown Affiliation

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

KONTRIBUSI MODEL PROBLEM BASED LEARNING BERBANTUAN MEDIA SOFTWARE MAPLE TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS DAN SELF REGULATED LEARNING MAHASISWA Ebih AR Arhasy; Eva Mulyani
Jurnal Siliwangi: Seri Pendidikan Vol 3, No 1 (2017): Jurnal Siliwangi Seri Pendidikan
Publisher : LP2M-PMP Universitas Siliwangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37058/jspendidikan.v3i1.190

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kontribusi penggunaan model Problem Based Learning terhadap kemampuan berpikir kreatif matematik dan Self Regulated Learning mahasiswa jurusan pendidikan matematika pada mata kuliah kalkulus integral. Tujuan lain dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Self Regulated Learning mahasiswa yang menggunakan model Problem Based Learning berbantuan Software Maple dan tanpa bantuan Software Maple. Metode yang digunakan adalah metode penelitian korelasional dan populasi penelitian yang diambil adalah  semua mahasiswa jurusan pendidikan matematika angkatan 2014/2015. Pemilihan sampel menggunakan teknik Random Sampling, peneliti memilih sampel secara acak dari seluruh kelas populasi. Kelas yang menjadi sampel yaitu kelas B dengan 39 mahasiswa. Instrumen yang digunakan adalah soal tes kemampuan berpikir kreatif matematik mahasiswa berupa soal uraian dan angket self regulated learning. Teknik analisis data yang digunakan adalah uji korelasional. Berdasarkan hasil penelitian, pengolahan dan analisis data menyimpulkan bahwa Sumbangan model Problem Based Learning berbantuan Software memberikan kontribusi sebesar  82, 81 % terhadap kemampuan berpikir kreatif matematis mahasiswa dan sisanya 17,19% dipengaruhi oleh variabel atau faktor lain. Self Regulated Learning mahasiswa yang pembelajarannya menggunakan model  think pair share (PBL) berbantuan software Maple termasuk ke dalam kategori tinggi.Kata kunci: PBL, Maple, Selff Regulated Learning
PROSES BERPIKIR KREATIF DALAM MEMECAHKAN MASALAH MATEMATIS DITINJAU DARI DOMINASI OTAK SEIMBANG SISWA Bayu Sukmaangara; Ebih AR Arhasy; Sri Tirto Madawistama
Journal of Authentic Research on Mathematics Education (JARME) Vol 2, No 2 (2020)
Publisher : Program Studi Magister Pendidikan Matematika, Universitas Siliwangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37058/jarme.v2i2.1739

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah mendapatkan gambaran proses berpikir kreatif matematis siswa dalam memecahkan masalah matematika berdasarkan tahapan Wallas yang ditinjau dari dominasi otak seimbang. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan pendekatan deskriptif – eksploratif. Teknik pengumpulan data menggunakan tes berpikir kreatif matematis, tes dominasi otak, dan wawancara tidak terstruktur. Instrumen utama penelitian ini adalah peneliti sendiri dengan bantuan instrumen lainnya berupa soal tes berpikir kreatif matematis dan tes dominasi otak. Analisis data dilakukan dengan langkah-langkah: reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: siswa berdominasi otak seimbang dapat memecahkan masalah matematis melalui tahapan Wallas. Tahap persiapan siswa membaca soal kemudian bertanya kepada siswa lainnya. Tahap persiapan mampu dilalui dengan berpikir konvergen dan respon berupa respon verbal. Tahap inkubasi siswa merenung untuk mencari ide atau gagasan dan tahap iluminasi siswa menuliskan konsep yang akan digunakan. Tahap inkubasi dan tahap iluminasi mampu dilalui dengan berpikir divergen. Tahap verifikasi siswa menyelesaikan soal dengan dua cara yaitu menggunakan volume kubus dan volume balok. Tahap verifikasi mampu dilalui dengan berpikir konvergen dan respon verbal yang merupakan ciri belahan otak kiri, serta berpikir divergen, berpikir sintesis, dan berpikir holistik yang merupakan belahan otak kanan. Siswa mampu menyelesaikan masalah dengan merespon secara verbal ketika mendapatkan kendala, sedangkan proses pengerjaan dihitung dengan berpikir sintesis dan berpikir holistik. siswa juga melakukan proses berpikir konvergen dan berpikir divergen dalam memecahkan masalah. Siswa melakukan proses berpikir konvergen dan berpikir divergen secara bergantian sehingga jumlah berpikir konvergen dan berpikir divergen dilakukan dengan jumlah yang sama.
ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIK DITINJAU DARI CERTAINTY OF RESPONSE INDEX (CRI) TEST DENGAN MENGGUNAKAN MODEL INKUIRI TERBIMBING Inke Danike; Ebih AR Arhasy; Siska Ryane Muslim
Journal of Authentic Research on Mathematics Education (JARME) Vol 1, No 1 (2019)
Publisher : Program Studi Magister Pendidikan Matematika, Universitas Siliwangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37058/jarme.v1i1.629

Abstract

Kemampuan berpikir kritis merupakan dasar untuk berpikir tingkat tinggi lainnya. Untuk melatih kemampuan berpikir kritis dilakukan pembelajaran dengan model inkuiri terbimbing. Kemampuan berpikir kritis matematik peserta didik ditinjau dari Certainty of Response Index(CRI) Test. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan berpikir kritis matematik peserta didik yang termasuk kategori tidak paham, miskonsepsi, dan paham. Metode yang digunakan metode penelitian kualitatif deskriptif. Instrumen tes yang digunakan yaitu teskemampuan berpikir kritis dan CRI test, untuk non-tes berupa wawancara dan dokumentasi. Sumber data penelitian 4 orang subjek peserta didik kelas XI SMA Negeri 2 Tasikmalaya yang dianggap mewakili masing-masing kategorinya. Teknik analisis data yang digunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan simpulan. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa peserta didik yang termasuk kategori tidak paham tidak memenuhi seluruh indikator kemampuan berpikir kritis matematik. Peserta didik yang termasuk kategori tidak paham (lucky guess) memenuhi seluruh indikator kemampuan berpikir kritis matematik, hal ini disebabkan keraguan subjek dengan jawabannya. Peserta didik yang termasuk kategori miskonsepsi, tidak memenuhi seluruh indikator kemampuan berpikir kritis pada materi sukubanyak, tetapi skor CRI test nya tinggi. Peserta didik yang termasuk kategori paham mampu memenuhi seluruh indikator kemampuan berpikir kritis matematik, dan yakin dengan jawabannya dan skor CRI test nya tinggi.
ANALISIS KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIK PESERTA DIDIK MENURUT TEORI JOHN DEWEY DITINJAU DARI GAYA BELAJAR Neny Yunaeti; Ebih Ar Arhasy; Nani Ratnaningsih
Journal of Authentic Research on Mathematics Education (JARME) Vol 3, No 1 (2021)
Publisher : Program Studi Magister Pendidikan Matematika, Universitas Siliwangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37058/jarme.v3i1.2212

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah menganalisis dan mendeskripsikan kemampuan pemecahan masalah matematik peserta didik menurut teori John Dewey ditinjau dari 3 gaya belajar yaitu visual, auditorial, dan kinestetik. Metode penelitian yang digunakan merupakan penelitian kualitatif eksploratif. Subjek penelitian diambil sebanyak 3 siswa yang masing-masing mewakili 3 tipe gaya belajar. Teknik pengumpulan data metode think aloud. Instrumen yang digunakan meliputi peneliti sendiri sebagai instrumen utama yang dibantu dengan tes pemecahan masalah matematik, angket gaya belajar, dan wawancara tidak terstruktur. Berdasarkan analisis data diperoleh simpulan: kemampuan pemecahan masalah matematik materi perbandingan trigonometri peserta didik yang bergaya belajar visual, auditorial dan kinestetik memiliki kemampuan menyampaikan argumentasi verbal, mengidentifikasi fakta, melakukan perhitungan dalam menyelesaikan masalah, membandingkan jawaban yang didapat dengan perhitungan yang lain, dan memilih strategi yang tepat setelah melakukan percobaan strategi yang lain.