Claim Missing Document
Check
Articles

Found 13 Documents
Search

MEMBANGUN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIK MAHASISWA MELALUI PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF PADA TEORI GROUP Nani Ratnaningsih
Jurnal Siliwangi: Seri Pendidikan Vol 2, No 1 (2016): Jurnal Siliwangi Seri Pendidikan
Publisher : LP2M-PMP Universitas Siliwangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37058/jspendidikan.v2i2.93

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi kondisi awal mahasiswa tentang pre- knowledge, merancang software media pembelajaran interaktif pada materi Group, validasi dan uji coba empiris software media pembelajaran interaktif, implementasi software media pembelajaran interaktif,  mengukur  keterampilan  berpikir  kritis  matematik,  mengetahui  persepsi  mahasiswa melalui penyebayaran angket dan wawancara. Luaran dari penelitian ini antara lain software media pembelajaran   interaktif   pada   materi   Group.   Penelitian   ini   merupakan   jenis   penelitian pengembangan dengan menggunakan metode development researh dan tehnik trianggulasi meliputi tahapan: tes pre knowledge, validasi software media pembelajaran interaktif, uji coba empiris, implementasi software media pembelajaran interaktif, menyebarkan angket persepsi mahasiswa, tes keterampilan berpikir kritis matematik, wawancara. Populasi penelitiannya yaitu mahasiswa semester 5 dan semester 7 Program Studi Pendidikan Matematika terdiri atas masing-masing 5 kelas,  diambil  satu  kelas  secara  acak  yaitu  menggunakan  tekhnik  cluster  random  sampling. Semester 7 terambil Kelas A sebanyak 28 orang dan semester 5 terambil kelas D sebanyak 30 orang. Simpulan dari penelitian ini yaitu pre-knowledge mahasiswa pada materi Gorup termasuk kualifikasi baik, meskipun secara individual masih ada beberapa mahasiswa yang kurang. Software media pembelajaran interaktif pada Materi Group layak diimplementasikan. Keterampilan berpikir kritis matematik mahasiswa termasuk kualifikasi baik, meskipun secara individual lemah pada indikator reason dan inference. Kesulitan mahasiswa secara beurutan dari yang paling banyak mengalami kesulitan yaitu pada indikator: clarity, inference, reason, dan overview. Kata Kunci: Software Media Pembelajaran Interaktif, Pre-Knowledge, Keterampilan Berpikir kritis Matematik
ANALISIS KESULITAN PESERTA DIDIK DALAM MENYELESAIKAN SOAL KEMAMPUAN BERPIKIR REFLEKTIF MATEMATIS DITINJAU DARI TIPE KEPRIBADIAN Evi Latifatus Sirri; Nani Ratnaningsih; Eva Mulyani
Journal of Authentic Research on Mathematics Education (JARME) Vol 2, No 1 (2020)
Publisher : Program Studi Magister Pendidikan Matematika, Universitas Siliwangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37058/jarme.v2i1.1306

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kesulitan peserta didik dalam menyelesaikan soal kemampuan berpikir reflektif matematis ditinjau dari tipe kepribadian dan faktor penyebabnya. Metode penelitian menggunakan deskriptif kualitatif dengan pendekatan think aloud. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu tes kemampuan berpikir reflektif, kuesioner tipe kepribadian dan wawancara. Subjek dalam penelitian ini yaitu empat peserta didik dari kelas VIII-2 yang memiliki tipe kepribadian guardian, artisan, idealis, dan rasional. Teknik analisis data menggunakan teknik Miles and Huberman. Berdasarkan hasil analisis data diperoleh simpulan bahwa subjek tipe idealis dan guardian mengalami kesulitan dalam menjelaskan istilah konsep bangun datar, melakukan kegiatan perhitungan dan menyatakan suatu prinsip atau rumus bangun datar, serta kesulitan dalam menyelesaikan masalah verbal. Subjek tipe idealis mengalami kesulitan dalam mengelompokkan objek, subjek tipe rasional dan artisan meliputi sulit dalam menyimpulkan informasi dari suatu konsep yang diberikan, melakukan perhitungan, menyatakan dan menempatkan suatu prinsip atau rumus bangun datar, serta kesulitan dalam menyelesaikan masalah verbal. Subjek tipe rasional mengalami kesulitan dalam melakukan perhitungan dan menempatkan prinsip. Faktor penyebab kesulitan pada subjek tipe idealis dan rasional meliputi faktor internal yaitu kurangnya pemahaman subjek terhadap materi bangun datar segi empat, ketidakmampuan melakukan perhitungan, kurangnya motivasi dari diri sendiri untuk belajar matematika. Sedangkan faktor eksternalnya yaitu kurangnya motivasi di lingkungan pertemanan, lingkungan tempat tinggal yang kurang kondusif dan minimnya buku penunjang kegiatan pembelajaran. Selanjutnya subjek dengan tipe guardian dan artisan meliputi faktor internal yaitu kurangnya pemahaman subjek terhadap materi bangun datar, sedangkan faktor eksternalnya yaitu lingkungan tempat tinggal yang kurang kondusif.
PROSES BERPIKIR METAFORA DALAM MEMECAHKAN MASALAH SEGITIGA DAN SEGIEMPAT DITINJAU DARI SELF-CONFIDENCE SISWA Rahmi Nur Fitria Utami; Yena Nursyifa; Nani Ratnaningsih
Journal of Authentic Research on Mathematics Education (JARME) Vol 3, No 1 (2021)
Publisher : Program Studi Magister Pendidikan Matematika, Universitas Siliwangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37058/jarme.v3i1.2583

Abstract

Proses berpikir metafora berperan penting dalam mentransformasikan dan mengaitkan situasi permasalahan yang dihadapi siswa dengan konsep yang lebih dikenalinya, sedangkan self-confidence memotivasi siswa agar selalu belajar, memperbaiki diri, dan tidak menyerah terhadap suatu persoalan. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan proses berpikir metafora dalam memecahkan masalah segitiga dan segiempat ditinjau dari self-confidence siswa. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dengan melaksanakan tes proses berpikir metafora, angket self-confidence, dan wawancara. Instrumen yang digunakan berupa soal tes proses berpikir metafora dan angket self-confidence. Subjek penelitian ini adalah tiga siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Sidamulih yang memiliki self-confidence rendah, sedang, dan tinggi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses berpikir metafora siswa sebagai berikut: (1) siswa dengan self-confidence rendah mencapai 4 indikator tahapan, yaitu: explore, analyze, transform, dan experience, (2) siswa dengan self-confidence sedang mencapai 5 indikator tahapan, yaitu: connect, relate, analyze, transform, dan experience, dan (3) siswa dengan self-confidence tinggi mampu melalui semua indikator tahapan yaitu connect, relate, explore, analyze, transform, dan experience.
ANALISIS KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIS DITINJAU DARI GAYA BERPIKIR PESERTA DIDIK Ikke Siti Muflihah; Nani Ratnaningsih; Vepi Apiati
Journal of Authentic Research on Mathematics Education (JARME) Vol 1, No 1 (2019)
Publisher : Program Studi Magister Pendidikan Matematika, Universitas Siliwangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37058/jarme.v1i1.628

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kemampuan koneksi matematis ditinjau dari gaya berpikir peserta didik dalam mengerjakan soal pada materi bangun ruang sisi datar. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Teknikpengumpulan data yang digunakan dengan melaksanakan tes gaya berpikir dan tes kemampuan koneksi matematis. Instrumen yang digunakan berupa instrumen tes gaya berpikir yang dirancang oleh Park John Lee Tellier dan instrumen tes kemampuan koneksi matematis. Penelitian dilaksanakan di VIII A MTs Negeri 6 Ciamis, dengan 8 orang peserta didik yaitu dua peserta didik dari masing-masing gaya berpikir secara purposive sampling berdasarkan jawaban peserta didik yang paling benar dan dapat memberikan informasi secara lisan mengenai hasil pekerjaannya. Analisis data pada penelitian ini dilakukan dengan tahap-tahap yang meliputi reduksi data, pengujian data, dan menarik kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peserta didik dengan gaya berpikir sekuensial konkret dan acak konkret memenuhi indikatormengenali dan menggunakan hubungan di antara ide-ide matematika, memahami bagaimana ide matematika saling berhubungan dan saling membangun untuk menghasilkan keseluruhan yang koheren, serta mengenali dan menerapkan matematika dalam konteks di luar matematika. Sedangkan peserta didik dengan gaya berpikir sekuensial abstrak hanya memenuhi indikator mengenali dan menggunakan hubungan di antara ide-ide matematika, serta mengenali dan menerapkan matematika dalam konteks di luar matematika. Peserta didik dengan gaya berpikir acak abstrak hanya memenuhi indikator mengenali dan menggunakan hubungan di antara ide-ide matematika, serta memahami bagaimana ide matematika saling berhubungan dansaling membangun untuk menghasilkan keutuhan yang koheren.
PROSES BERPIKIR DIVERGEN PESERTA DIDIK DALAM MEMECAHKAN MASALAH MATEMATIK DITINJAU DARI TIPE KEPRIBADIAN MYER BRIGGS Yudi Hamdan Dardiri; Supratman Supratman; Nani Ratnaningsih
Journal of Authentic Research on Mathematics Education (JARME) Vol 2, No 2 (2020)
Publisher : Program Studi Magister Pendidikan Matematika, Universitas Siliwangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37058/jarme.v2i2.1661

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan proses berpikir divergen peserta didik dalam memecahkan masalah matematik ditinjau dari tipe kepribadian Myer Briggs. Jenis penelitian ini termasuk kualitatif dengan metode eksplorasi. Data dikumpulkan dengan menggunakan metode think aloud saat peserta didik mengerjakan soal test berpikir divergen. Subjek penelitian sebanyak 13 orang diambil dari peserta didik kelas VII SMP Negeri 2 Talaga tahun ajaran 2019/2020. Hasil penelitian menunjukkan sebanyak delapan peserta didik dapat melengkapi ukuran bangun yang terdapat pada soal nomor satu (aspek elaboration), lima peserta didik dapat membuat dua pertanyaan dengan jawaban tepat dari masalah yang disajikan (aspek flexibility), delapan peserta didik dapat membuat dua pertanyaan matematis dari permasalahan beserta jawabannya (aspek fluency), dan empat peserta didik dapat menghitung luas bangun yang tidak diarsir untuk permasalahan nomor dua dengan caranya sendiri (aspek originality).
ANALISIS KELANCARAN PROSEDURAL MATEMATIS PESERTA DIDIK DITINJAU DARI GAYA BELAJAR SILVER DAN HANSON Lia Nur Indah Putriyannah; Nani Ratnaningsih; Elis Nurhayati
Journal of Authentic Research on Mathematics Education (JARME) Vol 4, No 1 (2022)
Publisher : Program Studi Magister Pendidikan Matematika, Universitas Siliwangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37058/jarme.v4i1.3270

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan mendeskripsikan kelancaran prosedural matematis peserta didik ditinjau dari gaya belajar Silver dan Hanson. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif eksploratif dengan teknik think aloud. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini melalui tes kelancaran prosedural matematis, angket gaya belajar, dan wawancara. Pengambilan subjek penelitian dilakukan dengan pertimbangan peserta didik yang mengerjakan soal kelancaran prosedural matematis meliputi empat sampai lima indikator yaitu memilih prosedur, menggunakan prosedur, memanfaatkan prosedur, mengembangkan prosedur dan memodifikasi atau memperbaiki prosedur pada materi Segiempat dan Segitiga serta memenuhi gaya belajar Silver dan Hanson. Teknik analisis data yang digunakan yaitu reduksi data, penyajian data, dan verifikasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Subjek mastery learning (SML), subjek interpersonal learning (SIL) dan subjek understanding learning (SUL) mampu memilih prosedur yang tepat untuk memperkirakan hasil penyelesaian soal, dapat menggunakan prosedur yang telah dipilih, dapat memanfaatkan prosedur dengan menuliskan cara lain dalam menghitung luas, dapat mengaplikasikan konsep perbandingan dalam mengembangkan prosedur, dan dapat memperbaiki prosedur yang ada dengan hasil jawaban yang benar, (2) Subjek mastery learning (SML) dan subjek understanding learning (SUL) mampu menuliskan langkah-langkah pengerjaan soal secara lengkap, dan terperinci (3) Subjek mastery learning (SML) dan subjek self-expressive learning (SSL) mengerjakan soal tes dengan langkah pengerjaan yang berurutan sesuai dengan perintah di soal.  
ANALISIS KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIK PESERTA DIDIK MENURUT TEORI JOHN DEWEY DITINJAU DARI GAYA BELAJAR Neny Yunaeti; Ebih Ar Arhasy; Nani Ratnaningsih
Journal of Authentic Research on Mathematics Education (JARME) Vol 3, No 1 (2021)
Publisher : Program Studi Magister Pendidikan Matematika, Universitas Siliwangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37058/jarme.v3i1.2212

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah menganalisis dan mendeskripsikan kemampuan pemecahan masalah matematik peserta didik menurut teori John Dewey ditinjau dari 3 gaya belajar yaitu visual, auditorial, dan kinestetik. Metode penelitian yang digunakan merupakan penelitian kualitatif eksploratif. Subjek penelitian diambil sebanyak 3 siswa yang masing-masing mewakili 3 tipe gaya belajar. Teknik pengumpulan data metode think aloud. Instrumen yang digunakan meliputi peneliti sendiri sebagai instrumen utama yang dibantu dengan tes pemecahan masalah matematik, angket gaya belajar, dan wawancara tidak terstruktur. Berdasarkan analisis data diperoleh simpulan: kemampuan pemecahan masalah matematik materi perbandingan trigonometri peserta didik yang bergaya belajar visual, auditorial dan kinestetik memiliki kemampuan menyampaikan argumentasi verbal, mengidentifikasi fakta, melakukan perhitungan dalam menyelesaikan masalah, membandingkan jawaban yang didapat dengan perhitungan yang lain, dan memilih strategi yang tepat setelah melakukan percobaan strategi yang lain.
Etnomatematika: Eksplorasi Candi Borobudur Rahmi Nur Fitria Utami; Dedi Muhtadi; Nani Ratnaningsih; Sukirwan Sukirwan; Hasan Hamid
JP3M (Jurnal Penelitian Pendidikan dan Pengajaran Matematika) Vol 6, No 1 (2020)
Publisher : Program Studi Pendidikan Matematika, FKIP, Universitas Siliwangi, Tasikmalaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37058/jp3m.v6i1.1438

Abstract

Matematika merupakan ilmu tentang pola, struktur dan bentuk yang terintegrasi dalam budaya  masyarakat. Konsep-konsep matematika yang diaplikasikan, merujuk pada aktivitas, kebiasaan, ataupun adat kehidupan masyarakat dalam menyelesaikan masalah disebut etnomatematika. Salah satu aplikasi etnomatematika ini terdapat pada Candi Borobudur. Candi Borobudur adalah megastruktur konseptual matematika yang dibangun sejak berabad-abad tahun yang lalu, dimana pada masa itu belum berkembang teknologi modern. Penelitian ini bertujuan untuk membahas tentang ajaran, filosofi, dan konsep matematika yang terdapat dalam Candi Borobudur, serta hubungan dari ketiganya. Penelitian ini menggunakan metode eksploratif dengan pendekatan historis dan kultural. Simpulan penelitian ini adalah sebagai berikut: (1) Candi borobudur sebagai produk etnomatematika menyajikan berbagai konsep agama, moral, budaya, dan matematika, (2) Secara keseluruhan, konsep-konsep tersebut memiliki hubungan dan keterkaitan diantara satu sama lain, (3) Konsep-konsep yang disepakati dan diterapkan dalam realita kehidupan, telah membawa matematika sebagai produk budaya yang tertanam sejak zaman dahulu meskipun mereka tidak menyadarinya, dan (4) Candi borobudur merupakan contoh monumen dari orkesta matematika dalam bentuk etnomatematika.Math is the science about the patterns, structures, and shape, integrated into the culture of the life of the community. Mathematical concepts which applicated in the cultural community, refer to activities or customs, habits, life incomplete the problem is called ethnomathematics. One of these ethnomathematics application is present on the Borobudur Temple. Borobudur Temple is a conceptual mathematical megastructure that was built centuries years ago, which at the time was not yet developing modern technology. The purpose of this study is to discuss the form of teaching, philosophy and mathematical patterns of the structure of the building of the temple, as well as the relationship of the third focus of the study. This research method using exploratory with historical and cultural approaches. The conclusions of this research are as follows: (1) Borobudur temple as ethnomatematics product presents various religious, moral, cultural, and mathematical concepts, (2) Overall, these concepts have a relationship and interrelationships with each other, (3) Concepts which are agreed upon and applied in the reality of life, have brought mathematics as a cultural product that has been embedded since ancient times even though they were not aware of it, and (4) Borobudur temple is an example of a monument of a mathematical orchestra in the form of ethnomatatics.
Pelatihan Penyusunan Artikel Ilmiah Untuk Meningkatkan Kompetensi Profesional Guru Sekolah Dasar Nani Ratnaningsih
KOMMAS: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 1, No 2 (2020): KOMMAS: JURNAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
Publisher : KOMMAS: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (337.083 KB)

Abstract

Kompetensi profesional merupakan salah satu kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang guru profesional. Pembuatan karya tulis serta mempublikasikannya secara ilmiah merupakan salah satu kompetensi profesional guru dan merupakan syarat utama dalam kenaikan pangkat dan golongan. Guruguru banyak yang terhambat dalam kenaikan pangkat dan golongan, karena belum memiliki karya tulis atau artikel yang dipublikasi pada jurnal. Untuk membantu guru-guru mengatasi permasalahan tersebut, maka diadakan pelatihan dan pendampingan pembuatan laporan penelitian dan artikel karya tulis ilmiah, serta cara submit ke jurnal melalui kegiatan pengabdian Iptes bagi Bina Masyarakat (IbBM). Tujuan dari kegiatan pengabdian IbBM ini, dapat membantu guru-guru meningkatkan kompetensi profesional dalam pembuatan karya tulis dan publikasi ilmiah sehingga dapat membantu kenaikan pangkat dan golongan. Peserta kegiatan IbBM yaitu guru-guru Sekolah Dasar di Wilayah Sukarame Kabupaten Tasikmlaya sebanyak 30 orang. Metode yang digunakan dalam IbBM ini meliputi: survey, interview, pelatihan, dan pendampingan. Kegiatan IbBM meliputi tahap: persiapan/perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. Pada tahap persiapan dimulai dari menganalisis permasalahan dan kebutuhan; mempersiapkan materi, bahan dan semua perlengkapan yang diperlukan; pelatihan; pendampingan; dan evaluasi. Kegiatan IbBM dilaksanakan selama 4 hari, setara dengan 32 jam, bentuk kegiatannya pelatihan dan pendampingan untuk menghasilkan karya atau produk. Guru-guru sangat antusias mengikuti kegiatan IbBM, tetapi dari 30 orang guru yang ikut pelatihan atau pendampingan baru 4 orang yang sudah menghasilkan produk, yang lainnya belum. Dengan demikian, pendampingan terus berjalan sampai semua guru menghasilkan produk.
Inovasi sala lauk substitusi kacang merah dan ikan lele sebagai cemilan ibu hamil Maize Lina Minarni; Nani Ratnaningsih; Bandraningsih Lastariwati
Jurnal Litbang Industri Vol 13, No 2 (2023)
Publisher : Institution for Industrial Research and Standardization of Industry - Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24960/jli.v13i2.8130.153-160

Abstract

Anemia pada ibu hamil dapat dicegah dengan mengkonsumsi bahan pangan yang mengandung zat besi dan protein. Bahan pangan yang mengandung zat besi dan protein diantaranya kacang merah dan ikan lele. Pengembangan inovasi makanan yang mengandung zat besi dan protein dilakukan dalam pembuatan produk sala lauk kacang merah dan ikan lele. Sala lauk merupakan salah satu makanan tradisional yang berasal dari daerah Pariaman, Sumatera Barat. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan formula terbaik dari susbtitusi kacang merah dam ikan lele dalam pembuatan sala lauk, mengetahui tingkat kesukaan dan kandungan gizi dari sala lauk kacang merah dan ikan lele (kadar proksimat dan zat besi). Metode Penelitian menggunakan Reseacrh and Devolopment (R&D) dengan model 4D yaitu menentukan (define), merancang (design), mengembangkan (develop), dan menyebarluaskan (disseminate). Hasil uji organoleptik kepada 80 panelis menunjukkan rata-rata produk acuan sebesar 3,5 (agak disukai) dan produk pengembangan sebesar 4.0 (disukai). Pengujian kandungan gizi pada sala lauk kacang merah dan ikan lele per 100 g menghasilkan protein 6.10 g, lemak 8.81 g, karbohidrat 31.77 g, energi 230.71 g, dan zat besi 1.33 mg/100g. Berdasarkan kandungan gizi produk sala lauk kacang merah dan ikan lele terpilih diharapkan dapat menjadi makanan alternatif pencegah anemia pada ibu hamil.