Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

ANTROPOLOGI PENDIDIKAN ISLAM DALAM ERA DIGITAL: MENGKAJI PERUBAHAN PARADIGMA DAN PRAKTIK PEMBELAJARAN KONTEMPORER Hadi, Abdul Hadi; Abdul
Jurnal Mudarrisuna: Media Kajian Pendidikan Agama Islam Vol 15 No 3 (2025)
Publisher : Universitas Islam Negeri Ar-Raniry Banda Aceh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22373/13escc30

Abstract

Era digital menggeser nilai-nilai tradisional dalam pendidikan Islam, menimbulkan ketegangan antara mempertahankan ajaran Islam dan adaptasi teknologi, serta mengurangi interaksi sosial-spiritual dalam pembelajaran daring, sementara kajian antropologis tentang respons masyarakat Muslim masih terbatas. Tujuan penelitian adalah untuk mendeskripsikan dan menganalisis antropologi pendidikan Islam dalam era digital dalam mengkaji perubahan paradigma dan praktik pembelajaran kontemporer. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian library research, yaitu penelitian yang mengandalkan sumber-sumber tertulis seperti buku, artikel jurnal ilmiah, dan laporan hasil penelitian sebagai sumber data utama.  Hasil penelitian menunjukkan, bahwa: 1). Perubahan Paradigma Pendidikan Islam di Era Digital adalah bahwa era digital telah menggeser paradigma pendidikan Islam dari pembelajaran tatap muka dan berpusat pada guru (teacher-centered) ke arah pembelajaran fleksibel dan berpusat pada peserta didik (student-centered). Tantangan utama adalah menjaga nilai-nilai Islam sambil mengintegrasikan teknologi. 2). Praktik Pembelajaran Kontemporer dalam Pendidikan Islam adalah bahwa praktik pembelajaran seperti e-learning, blended learning, dan flipped classroom semakin populer. Namun, pembelajaran daring sering mengurangi interaksi sosial dan spiritual, menuntut pendidik untuk menyeimbangkan teknologi dengan nilai-nilai Islam. 3). Respons Masyarakat Muslim terhadap Transformasi Digital dalam Pendidikan Islam adalah bahwa respons masyarakat Muslim bervariasi; masyarakat perkotaan lebih terbuka terhadap teknologi, sementara masyarakat pedesaan cenderung mempertahankan nilai tradisional. Upaya adaptasi termasuk pengembangan platform pembelajaran Islami dan pelatihan teknologi bagi pendidik. Jadi, dalam mengimplementasinya sekolah dan lembaga pendidikan Islam perlu mengintegrasikan teknologi dengan nilai-nilai Islam melalui model pembelajaran seperti e-learning. Pendidik harus dilatih untuk meningkatkan kompetensi teknologi. Pemerintah dan lembaga pendidikan perlu menyediakan infrastruktur digital yang memadai secra merata.
Art Theraphy Training in Increasing Self-Esteem in High School Students hadi, Abdul Hadi; Aryani, Eka; Nurbaiti, Anifa Tuzzuhroh
Jurnal Pengabdian Masyarakat Bestari Vol. 3 No. 9 (2024): September 2024
Publisher : PT FORMOSA CENDEKIA GLOBAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55927/jpmb.v3i9.11473

Abstract

High school students' self-esteem problems can vary greatly and are influenced by many factors. Some common issues that can affect high school students' self-esteem include: social comparison, academic demands, and identity disorders and lack of social support. Responding to the problem of self-esteem, the service team provided an alternative solution with art therapy training to increase the self-esteem of high school students. The art therapy training process involved 40 high school students which included the process of drawing on aspects of the self including: strength, significance, ability and wisdom. The results of art therapy training using the paired T-test showed a figure of -6.17, mean -16.0, standard deviation 2.59, with a 2-tailed significance of 0.007. The results of the Paired Sample T-Test show that the T-value is -6.17 with a p-value of <0.001. The p-value is smaller than 0.05, which indicates that there is a significant difference in self-esteem abilities before and after participating in art therapy training. Apart from that, art therapy has an important role in adolescent mental health, especially in relation to individual self-esteem by overcoming social and emotional problems of adolescents after being given training.