Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

PENGARUH FREKUENSI LATIHAN KEBUGARAN JASMANI DENGAN DENYUT NADI rifai, rifai; Purwanti, Rosa; N, Fitri Firranda
Nursing Sciences Journal Vol 4, No 1 (2020): April 2020
Publisher : Universitas Kadiri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK Pendahuluan : Denyut nadi yang terlalu tinggi atau rendah bisa menunjukkan adanya masalah kesehatan Metode : Metode penelitian  yang digunakan dalam  penelitian ini adalah Pra-eksperimental menggunakan rancangan One-Group Pra-Post Test Design menggunakan uji analisis T-test. Populasi seluruh wanita yang berusia 20-50 tahun yang mengikuti latihan kebugaran jasmani sebanyak 35 orang.sampel yang digunakan menggunakan total sampling.Hasil : Jadi harga t hitung =18.083 ≥ harga ttabel = 2.032 dan dengan tingkat signifikansi 0.000 ≤  0.05   Artinya ada pengaruh kebugaran jasmani dengan denyut nadi  di desa sentul kecamtan tembelang kabupaten jombang.Pembahasan : Perubahan terjadi karena adanya respon adaptasi kardiovaskuler terhadap latihan kebugaran jasmani yang diberikan secara teratur. Latihan secara teratur akan mencapai tingkat kebugaran jasmani yang baik dan denyut nadi dalam batas normal.Kata kunci : kebugaran jasmani,denyut nadi,frekuensi 
Pemberian ASI Eksklusif dan M-PASI terhadap kejadian stunting Ningtyas, Septi Fitrah; Mudhawaroh, Mudhawaroh; Bherty, Chanda Paramitha; Prihartanti, Niken Grah; Purwanti, Rosa
ARTERI : Jurnal Ilmu Kesehatan Vol 5 No 1 (2023): November
Publisher : Puslitbang Sinergis Asa Professional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37148/arteri.v5i1.409

Abstract

Children with stunting are more susceptible to infectious diseases, and prolonged malnutrition can hinder their physical and mental development. Insufficient nutrition in toddlers, especially optimal nutrition such as breastfeeding (ASI), is one of the risk factors for stunting in children. The prevalence of stunting might be influenced by the provision of breastfeeding. The objective of this study is to determine the comparison of stunting incidence in the Denanyar Village, Jombang Regency, between mothers who provide exclusive breastfeeding and those using additional methods. This research employs a cross-sectional research strategy for correlation analysis. Mothers with children aged between 6 and 36 months in Denanyar Village constitute the entire population. Forty women in Denanyar Village with children aged between six and thirty-six months were selected using cluster random sampling. Data collection tools were based on surveys. Statistical tests used the Chi-Square format. The research results show a relationship between exclusive breastfeeding and complementary feeding (MP-ASI) with the incidence of stunting in Denanyar Village, Jombang Regency, with a value of p = 0.000, p < α, α=0.05. The provision of exclusive breastfeeding and appropriate complementary feeding can enhance the intelligence of the future generation and support the optimal growth and development of children.
THE EFFECTIVENESS OF THE DECOCTION OF RED BETEL LEAVES (PIPER CROCANTUM) AGAINST THE REDUCED SYMPTOMS OF FLUOR ALBUS IN ADOLESCENT GIRLS Purwanti, Rosa; Prihartanti, Niken Grah; Lestari, Rini Hayu
Journal of Vocational Health Studies Vol. 5 No. 3 (2022): March 2022 | JOURNAL OF VOCATIONAL HEALTH STUDIES
Publisher : Faculty of Vocational Studies, Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20473/jvhs.V5.I3.2022.146-151

Abstract

Background: Fluor albus is excessive fluid from vagina that is not menstruation. To reduce the symptoms of fluor albus, non-pharmacological treatment from the decoction water of red betel leaves (Piper crocantum) was used in the present study. These red betel leaves (Piper crocantum) contain alkaloids that the green betel leaves do not have, and the alkaloids play a role as an antimicrobial agent. Besides, the red betel leaves have antiseptic power that is twice higher than the green betel leaves. The red betel leaves (Piper crocantum) also contain carvakrol which is anti-fungal and disinfectant, and it that can be used as an antiseptic medicine to maintain oral cavity health, cure fluor albus disease, and alleviate bad odor. Purpose: The present study aims to discover the effectiveness of the decoction of red betel leaves in reducing the fluor albus symptoms. Method: This study uses quasi-experimental research design with one group undertaking pre- and post-tests. It involved 20 adolescent girls of Al-Adzkia Sentul Boarding School in which the sample was taken using purposive sampling techniques. Further, a closed ended questionnaire is used to collect data, then analyzed using paired t-test. Result: The results showed a meaningful difference before being given treatment for 13.40. After treatment the value became 8.27 with a p-value < of α (0.005). Conclusion: The results this study indicated a decrease in symptoms of vaginal discharge after the use of red betel leaf decoction and recommended it to be used as a form of non-pharmacological therapy or traditional medicine in reducing fluor albus symptoms in adolescent girls.
Optimalisasi Edukasi Dampak Dan Pencegahan Pernikahan Dini Melalui Media Video Di SMPIT Al-Adzkia Sentul Tembelang Jombang Purwanti, Rosa
MESTAKA: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 3 No. 6 (2024): Desember 2024
Publisher : Pakis Journal Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58184/mestaka.v3i6.560

Abstract

Early marriage in Indonesia states that the minimum age for marriage is under 19 years old for men and women. Early marriage has an impact ranging from the risk of stunted babies, maternal and infant deaths, health problems, disharmonious marriages, to aspects of education and self-development that are hampered, even triggering domestic violence and poverty. The method used for education about early marriage at SMPIT Al-Adzkia Sentul Tembelang Jombang. is by providing Health Education about the impact of early marriage through educational video media. Community service activities ran in an orderly and smooth manner, showing that there was an increase in students' understanding of the impact of early marriage after being treated with 50 students with a percentage of 77%-82%, compared to before participating in group guidance where the level of student understanding was in the low category with a percentage of 40%-55% each. Participants in community service activities were ± 50 people. Participants were very enthusiastic and communicative with the speakers. Conclusion: Education about early marriage needs to continue to be carried out continuously by involving students, teachers, parents and the surrounding community to create a family/home environment, schools and communities so that it can reduce the rate of early marriage.
Sosialisasi Pendidikan Pra Nikah melalui Video Edukatif kepada Siswa SMK Sunan Ampel dan SMP Ahmad Mutamakkin Bherty, Chanda Paramitha; Purwanti, Rosa; Laila Faizah, Nur
DEDIKASI SAINTEK Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 4 No. 1 (2025): April 2025
Publisher : Al-Hijrah Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58545/djpm.v4i1.487

Abstract

Bidan sebagai tenaga kesehatan dalam standart profesi Bidan memiliki komponen kompetensi pada area promosi kesehatan. Urgensi permasalahan yang ada di wilayah kerja puskesmas pulo adalah tingginya permohonan pernikahan pada remaja usia kurang dari 19 tahun. Pengabdian Masyarakat dilakukan di SMK Sunan Ampel Dan SMP Ahmad Mutamakkin dan peserta Pengabdian Masyarakat adalah siswa dan siswi sejumlah 80 orang. Pelaksana melaksanakan pengabdian Masyarakat untuk mensosialisasikan Pendidikan pranikah bertujuan untuk memberikan pemahaman bagi remaja terkait apa saja yang perlu dipersiapkan dalam persiapan pernikahan. Metode pengabdian Masyarakat ini adalah memberikan pre test untuk mengukur pengetahuan remaja, setelah itu peserta diberikan sosialisasi berupa video edukatif terkait Pendidikan pranikah. Setelah diberikan sosialisasi peserta diberikan post test untuk mengevaluasi materi yang telah disampaikan. Hasil pengabdian Masyarakat terdapat peningkatan pengetahuan responden menjadi Sebagian besar memilik pengathuan baik sejumlah 45 orang (56.25%). Kegiatan seperti ini dapat dilanjutkan secara berkala dan diperluas cakupannya ke sekolah-sekolah lain guna meningkatkan kesadaran remaja akan pentingnya persiapan matang sebelum menikah. Selain itu, video edukatif dapat menjadi media alternatif yang efektif dalam menyampaikan pendidikan kesehatan reproduksi kepada generasi muda
Sosialisasi Pendidikan Pra Nikah melalui Video Edukatif kepada Siswa SMK Sunan Ampel dan SMP Ahmad Mutamakkin Bherty, Chanda Paramitha; Purwanti, Rosa; Laila Faizah, Nur
DEDIKASI SAINTEK Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 4 No. 1 (2025): April 2025
Publisher : Al-Hijrah Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58545/djpm.v4i1.487

Abstract

Bidan sebagai tenaga kesehatan dalam standart profesi Bidan memiliki komponen kompetensi pada area promosi kesehatan. Urgensi permasalahan yang ada di wilayah kerja puskesmas pulo adalah tingginya permohonan pernikahan pada remaja usia kurang dari 19 tahun. Pengabdian Masyarakat dilakukan di SMK Sunan Ampel Dan SMP Ahmad Mutamakkin dan peserta Pengabdian Masyarakat adalah siswa dan siswi sejumlah 80 orang. Pelaksana melaksanakan pengabdian Masyarakat untuk mensosialisasikan Pendidikan pranikah bertujuan untuk memberikan pemahaman bagi remaja terkait apa saja yang perlu dipersiapkan dalam persiapan pernikahan. Metode pengabdian Masyarakat ini adalah memberikan pre test untuk mengukur pengetahuan remaja, setelah itu peserta diberikan sosialisasi berupa video edukatif terkait Pendidikan pranikah. Setelah diberikan sosialisasi peserta diberikan post test untuk mengevaluasi materi yang telah disampaikan. Hasil pengabdian Masyarakat terdapat peningkatan pengetahuan responden menjadi Sebagian besar memilik pengathuan baik sejumlah 45 orang (56.25%). Kegiatan seperti ini dapat dilanjutkan secara berkala dan diperluas cakupannya ke sekolah-sekolah lain guna meningkatkan kesadaran remaja akan pentingnya persiapan matang sebelum menikah. Selain itu, video edukatif dapat menjadi media alternatif yang efektif dalam menyampaikan pendidikan kesehatan reproduksi kepada generasi muda
FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI GANGGUAN MENTAL EMOSIONAL REMAJA SMA Nur Diana, Rini; Purwanti, Rosa; Dianita, Eka Mei
Jurnal Kesehatan Tambusai Vol. 5 No. 4 (2024): DESEMBER 2024
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jkt.v5i4.38483

Abstract

Menjaga kesehatan mental dan melalukan perencanaan masa depan sangalah penting, karena gangguan mental emosional merupakan kondisi yang menunjukkan seseorang sedang mengalami perubahan emosi yang jika terus berlanjut dapat berubah menjadi kondisi psikologis. Ada banyak faktor yang bisa memicu munculnya masalah gangguan mental emosional pada remaja diantaranya lingkungan keluarga, lingkungan teman sebaya, lingkungan sekolah, lingkungan masyarakat dan sosial media. Kesehatan mental anak akan terjaga dengan baik jika lingkungan sosialnya harmonis dan stabil. Tujuan daripada penelitian ini yaitu diketahuinya faktor-faktor yang memengaruhi gangguan mental emosional remaja SMA Negeri 1 Gedeg. Penelitian ini menggunakan desain survey analitik dengan pendekatan cross-sectional. Sampel pada penelitian ini berjumlah 88 responden dan pengambilan sampelnya menggunakan teknik purposive sampling. Instrument yang digunakan yaitu kuesioner strength and diificulties questionnaire (SDQ) kemudian data dikumpulkan dan dilakukan pengolahan data dengan komputerisasi melalui tahapan editing, coding, memasukan data (data entry) atau processing data, pembersihan data (cleaning) dan tabulating. Analisis yang digunakan adalah analisis univariat dan bivariat menggunakan uji chi-square. Hasil penelitian diketahui ada pengaruh yang signifikan antara faktor lingkungan keluarga terhadap gangguan mental emosional (p-value = 0,005) dan faktor lingkungan teman sebaya terhadap gangguan mental emosional (p-value = 0,034). Berdasarkan hasil penelitian terdapat pengaruh faktor lingkungan dan teman sebaya terhadap gangguan mental emosional pada remaja SMAN 1 Gedeg tahun2024