Generasi digital native merupakan seseorang yang hidupnya terintegrasi dengan teknologi, generasi ini menghadapi kerentanan seperti paparan konten negatif, cyberbullying, hoaks, dan krisis identitas akibat kuatnya need for recognition di media sosial. Tantangan ini memerlukan fondasi etika yang kuat dan relevan untuk membangun karakter positif. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi dan merekonstruksi konsep etika Hindu yang dapat dijadikan pedoman perilaku yang konkret untuk membangun karakter positif generasi digital native. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan pendekatan study literatur. Data tekstual yang ditemukan kemudian dianalisis menggunakan teknik analisis isi (content analysis) dan hermeneutika untuk menafsirkan makna, menemukan pola, tema, serta hubungan antar konsep. Adapun Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: terdapat tiga konsep etika Hindu yang sangat relevan bagi generasi digital native untuk membangun karakter positif yakni: (1) Satya (kebenaran), sebagai landasan integritas dan kejujuran dalam berkomunikasi dan menyebarkan informasi digital; (2) Tat Twam Asi (engkau adalah aku), yang menanamkan empati, penghormatan pada keberagaman, dan tanggung jawab sosial dengan menyadari kesatuan semua makhluk; serta (3) Tri Kaya Parisudha (penyucian pikiran, perkataan, perbuatan), yang berfungsi sebagai filter mental untuk menyucikan niat sebelum berinteraksi di dunia maya. Implementasi ketiga nilai etika Hindu ini diharapkan dapat membentuk karakter generasi digital native yang religius, jujur, toleran, bertanggung jawab, dan peduli sosial.