Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Modalitas Terapi Topikal Vitiligo Diana, Rina; Mulianto, Nurrachmat
Cermin Dunia Kedokteran Vol 45, No 7 (2018): Onkologi
Publisher : PT. Kalbe Farma Tbk.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (216.982 KB) | DOI: 10.55175/cdk.v45i7.641

Abstract

Vitiligo berpotensi menimbulkan dampak psikososial pada pasien sehingga diperlukan terapi yang aman dan efektif. Saat ini belum ada terapi untuk menyembuhkan; tidak ada terapi tunggal yang dapat berhasil baik pada semua pasien. tetapi banyak pilihan untuk mengatasi lesi vitiligo. Modalitas terapi antara lain terapi topikal, terapi oral, terapi sinar, terapi bedah, terapi psikologis dan terapi komplementer. Dengan meningkatnya penelitian dan pengetahuan tentang patomekanisme vitiligo, beberapa agen topikal baru dikembangkan untuk menginduksi pigmentasi.Vitiligo has potential psychosocial impact on patients. There is currently no therapies to treat vitiligo, but many options are available to treat vitiligo lesions. No single therapy can produce good results in all patients; many treatment options are topical treatments, oral treatments, light therapy, surgical therapy, psychological therapy and complementary therapies. Increasing research and knowledge on vitiligo patomechanism including relation with oxidative stress, skin blood flow, or a cytokine-mediated mechanisms neuropeptides lead to newly developed topical agents to induce pigmentation.
Kadar Zinc Serum Penderita Psoriasis Rahayu, Tutik; Putra W, Eka; Endy D, Marsita; Diana, Rina; Dharmawan, Nugrohoaji
Cermin Dunia Kedokteran Vol 48, No 3 (2021): Obstetri dan Ginekologi
Publisher : PT. Kalbe Farma Tbk.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (161.814 KB) | DOI: 10.55175/cdk.v48i3.1329

Abstract

Latar Belakang: Psoriasis adalah penyakit autoimun dengan dasar genetik dan dicetuskan oleh berbagai faktor di antaranya stresor fisik, stresor kimia dan paparan bahan-bahan kimia. Pembentukan radikal bebas dalam tubuh dapat dihambat oleh zinc. Tujuan: Untuk mengetahui kadar zinc serum penderita psoriasis. Metode : Penelitian analitik komparatif numerik dengan rancangan penelitian potong lintang. Sampel terdiri dari 10 orang penderita psoriasis dan 10 orang kontrol. Analisis sampel serum darah untuk pemeriksaan kadar zinc menggunakan inductively couple plasma-mass spectrometry (ICP-AES). Analisis statistik menggunakan uji independent sample T-Test dan bermakna jika nilai p<0,05.Hasil: Kadar zinc serum penderita psoriasis lebih rendah dibandingkan kontrol (p = 0,02).Background: Psoriasis is an autoimmune disease with a genetic basis and triggered by several factors such as chemical agent. The formation of free radicals can be inhibited by zinc. Objective: To determine serum zinc level among psoriasis patients. Methods: An analysis with numerical comparative, coss-sectional study design. Samples were 10 psoriasis and 10 non psoriasis patients. Analysis of blood serum samples for zinc levels used inductively couple plasma-mass spectrometry (ICP-AES). Statistical analysis used independent sample T-test with significant value p<0.05. Results: The serum zinc level was significantly lower in psoriasis patients compared to non psoriasis group (p = 0,02).Tutik Rahayu, Eka Putra W, Marsita Endy D, Rina Diana,
Efektivitas Penambahan Krim Tretinoin 0.025% pada Krim Desoksimetason terhadap Repigmentasi Kulit Pasien Vitiligo Dhamayanti, Marsita Endy; Diana, Rina; Rahayu, Tutik; Wirawan, Eka Putra; Mulianto, Nurrachmat; Kariosentono, Harijono
Cermin Dunia Kedokteran Vol 47, No 7 (2020): Bedah
Publisher : PT. Kalbe Farma Tbk.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (897.101 KB) | DOI: 10.55175/cdk.v47i7.593

Abstract

Pendahuluan: Vitíligo adalah kelainan didapat yang ditandai dengan bercak depigmentasi berbatas tegas akibat hilangnya melanosit fungsional. Kortikosteroid topikal masih merupakan terapi andalan. Tretinoin diduga juga mempunyai efek repigmentasi pada pasien vitiligo. Tujuan: Untuk membuktikan efektivitas penambahan tretinoin 0.025% pada krim desoksimetason terhadap repigmentasi vitiligo. Metode: Uji klinis dengan kelompok kontrol pre dan post test, pada pasien vitiligo di Poliklinik Kulit dan Kelamin RS Dr. Moewardi Surakarta antara Januari dan April 2019. Kelompok kontrol menerima desoksimetason saja sedangkan kelompok perlakuan mendapat tretinoin 0.025% dikombinasi dengan desoksimetason. Setiap lesi difoto dengan menyertakan penggaris sebagai skala untuk memudahkan penghitungan dengan program komputer, diproses mengunakan program Adobe photoshop CS5 extended version 12.0 x32, 2010 dan Coreldraw x7 version 17.0.0.491 2014 Corel corporation. Analisis statistik menggunakan uji Mann Whitney dan Wilcoxon, nilai p <0,05 dianggap signifikan. Hasil: Hasil analisis gambar menunjukkan penurunan luas lesi signifikan pada kelompok studi dibandingkan kelompok kontrol pada bulan ke 3 setelah terapi (p = 0,000).Simpulan: Kombinasi tretinoin 0.025% dan krim desoksimetason lebih efektif daripada terapi tunggal dalam mengobati vitiligo.Introduction : Various types of therapeutic modalities are used for repigmentation in vitiligo lesions and to stabilize the depigmentation process. Objective : To prove the efficacy of tretinoin 0.025% addition to desoximetasone cream in repigmentation process. Methods : Clinical trial with pre- and posttest control group design, conducted in vitiligo patients in Dermatovenereology Departement of Dr. MoewardiGeneral Hospital between January and April 2019. Control group received desoximethasone only and study group received tretinoin 0.025% combined with desoximethasone. Each lesion was photographed with a ruler scale to facilitate calculations with computer programs Adobe Photoshop CS5 extended version 12.0 x32, 2010 and Coreldraw x7 version 17.0.0.491 2014 Corel Corp. Statistical analysis used Mann Whitney and Wilcoxon test. Result : Image analysis revealed a significant decrease of lesion area in the study group (p=0.000). Conclusion: Combination of tretinoin and desoximetasone cream is more effective than single therapy in treating vitiligo.
Terapi Kondiloma Akuminata dengan Kombinasi Trichloroacetic Acid (TCA) 80% + Krioterapi Dhamayanti, Marsita Endy; Rahayu, Tutik; Putra Wirawan, Eka; Diana, Rina; Yuliarto, Danu; Sari, Endra Yustin Ellista
Cermin Dunia Kedokteran Vol 46, No 6 (2019): Diabetes Mellitus
Publisher : PT. Kalbe Farma Tbk.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1365.041 KB) | DOI: 10.55175/cdk.v46i6.469

Abstract

Kondiloma akuminata adalah infeksi yang disebabkan Human Papilloma Virus (HPV) di daerah perineum, genitalia; merupakan penyakit menularseksual paling sering di dunia. Kondiloma akuminata dapat disebabkan oleh berbagai subtipe HPV, terutama HPV 6 dan 11. Dilaporkan satu kasuspasien laki-laki, 43 tahun, dengan keluhan muncul kutil di batang penis, skrotum, dan anus sejak kurang lebih 3 bulan, yang bertambah banyakdan gatal. Pada pemeriksaan daerah genital dan perianal tampak papul dan vegetasi dengan permukaan verukosa, sewarna kulit, multipel.Pasien mendapat terapi kombinasi TCA 80% dengan krioterapi dan simetidin.Condyloma acuminatum is an infection caused by the Human Papilloma Virus (HPV) in the perineal region, genitalia; It is the most frequentsexually transmitted disease in the world. Kondiloma akuminata can be caused by various HPV subtypes, especially HPV 6 and 11. One casewas reported, male patient, 43 years, with warts appearing on the penis, scrotum, and anus since 3 months, which multiplied and itchy. Onexamination of the genital area and perianal, there are papules and vegetation with verucous surfaces, skin color, multiple. Patients received80% TCA combination therapy with cryotherapy and cimetidine.
Patofisiologi dan Manajemen Terapi Sindrom Stevens-Johnson(SSJ) dan Nekrolisis Epidermal Toksik (NET) Diana, Rina; Eko Irawanto, Muhammad
MEDICINUS Vol. 33 No. 2 (2020): MEDICINUS
Publisher : PT Dexa Medica

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (467.986 KB) | DOI: 10.56951/medicinus.v33i2.53

Abstract

Nekrolisis epidermis (NE) adalah sindrom reaksi mukokutan akut yang ditandai dengan nekrosis dan pengelupasan epidermis yang luas serta dapat menyebabkan kematian. Lesi awal berupa makula eritematosa, kemudian berkembang secara progresif menjadi lesi lepuh kendur dan selanjutnya terjadi pengelupasan epidermis. Berdasarkan luas permukaan tubuh yang terlibat, NE diklasifikasikan menjadi tiga kategori, yaitu sindrom Stevens-Johnson (SSJ) jika luas lesi <10%, overlap SSJ-nekrolisis epidermal toksik (SSJ-NET) jika luas lesi 10–30%, dan nekrolisis epidermal toksik (NET) jika luas lesi >30%. Patofisiologi NE belum diketahui dengan jelas hingga saat ini. Sindrom Stevens-Johnson (SSJ) dan nekrolisis epidermal toksik (NET) merupakan kondisi yang dapat menyebabkan kematian, oleh karena itu memerlukan penanganan yang cepat dan tepat. Mengidentifikasi kemungkinan penyebab dan memberikan perawatan yang diperlukan di rumah sakit diharapkan mampu meminimalisasi kejadian fatal akibat kondisi ini. Penanganan utama pada SSJ-NET adalah dengan menghentikan penggunaan substansi yang dicurigai sebagai penyebab. Terapi lain yang dapat diberikan masih cukup kontroversial, seperti pemberian corticosteroid, IVIG, plasmapheeresis, dan ciclosporin.