Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Terapi Kortikosteroid Sistemik untuk Sindrom Steven Johnson (SSJ)- Nekrolisis Epidermal Toksik (NET) di RSUD DR Moewardi, Surakarta, Indonesia Novi Diana, Eka Devinta; Tri Irfanti, Rakhma; Rahma, Alfina; -, Frieda; Nugraha, Wibisono; Eko Irawanto, Muhammad
Cermin Dunia Kedokteran Vol 48, No 4 (2021): Dermatologi
Publisher : PT. Kalbe Farma Tbk.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1195.538 KB) | DOI: 10.55175/cdk.v48i4.1363

Abstract

Latar belakang :Sindrom Steven Johnson (SSJ) dan nekrolisis epidermal toksik (NET) adalah manifestasi reaksi alergi obat paling berat dan mengancam jiwa yang dimediasi sel T. Salah satu terapi SSJ-NET yaitu kortikosteroid sistemik. Tujuan : Mengetahui pola terapi kortikosteroid sistemik di Instalasi Rawat Inap RSUD Dr. Moewardi Surakarta periode Januari 2014-Desember 2018. Metode : Penelitian deskriptif retrospektif atas data rekam medis pasien SJS-NET di Instalasi Rawat Inap RSUD Dr. Moewardi Surakarta periode Januari 2014-Desember 2018. Hasil : Didapatkan 80 pasien SJS-NET, usia terbanyak 46-65 tahun (39%), lebih banyak laki-laki (52%). Diagnosis SSJ paling banyak (61%) dibandingkan SSJ overlap NET (24%) maupun NET (15%) dengan keterlibatan mukosa mulut terbanyak (64%). Penyakit penyerta terbanyak adalah diabetes melitus (18 %). Penyebab SSJ-NET terbanyak diduga lebih dari satu obat (44%). Terapi kortikosteroid sistemik berupa injeksi metilprednisolon dengan rata-rata dosis 65 mg/hari dan lama perawatan 10 hari. Simpulan :Kortikosteroid sistemik merupakan terapi semua kasus SSJ-NET di RSUD dr. Moewardi Surakarta.Background: Steven Johnson syndrome (SJS) and toxic epidermal necrolysis (TEN) are the severest primarily T-cell mediated manifestation and life threatening drug reaction. Systemic corticosteroid is used for SJS-TEN management. Objective: To study the pattern of systemic corticosteroid therapy for SJS-TEN in Dr.Moewardi General Hospital Surakarta Januari 2014-December 2018. Method: A descriptive retrospective study on medical record data of SJS-TEN patients hospitalized at Dr.Moewardi General Hospital Surakarta between January 2014 and December 2018. Results: From a total 80 SJS–TEN patients in this study, 39% was 46-65 year-old, male (52%). The most frequent diagnosis was SJS (61%) followed by SJS overlap TEN (24%) and TEN (15%), mostly with mucosal mouth involvement (64%). The most frequent comorbidities was DM (18%). More than one drug were related to SJS-TEN (44%). Therapy for all cases was systemic corticosteroids with an average dose of methylprednisolone 65 mg per day in 10 days. Conclusion :Systemic corticosteroids was used in all cases of SSJ-NET in Dr.Moewardi General Hospital Surakarta.  
Patofisiologi dan Manajemen Terapi Sindrom Stevens-Johnson(SSJ) dan Nekrolisis Epidermal Toksik (NET) Diana, Rina; Eko Irawanto, Muhammad
MEDICINUS Vol. 33 No. 2 (2020): MEDICINUS
Publisher : PT Dexa Medica

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (467.986 KB) | DOI: 10.56951/medicinus.v33i2.53

Abstract

Nekrolisis epidermis (NE) adalah sindrom reaksi mukokutan akut yang ditandai dengan nekrosis dan pengelupasan epidermis yang luas serta dapat menyebabkan kematian. Lesi awal berupa makula eritematosa, kemudian berkembang secara progresif menjadi lesi lepuh kendur dan selanjutnya terjadi pengelupasan epidermis. Berdasarkan luas permukaan tubuh yang terlibat, NE diklasifikasikan menjadi tiga kategori, yaitu sindrom Stevens-Johnson (SSJ) jika luas lesi <10%, overlap SSJ-nekrolisis epidermal toksik (SSJ-NET) jika luas lesi 10–30%, dan nekrolisis epidermal toksik (NET) jika luas lesi >30%. Patofisiologi NE belum diketahui dengan jelas hingga saat ini. Sindrom Stevens-Johnson (SSJ) dan nekrolisis epidermal toksik (NET) merupakan kondisi yang dapat menyebabkan kematian, oleh karena itu memerlukan penanganan yang cepat dan tepat. Mengidentifikasi kemungkinan penyebab dan memberikan perawatan yang diperlukan di rumah sakit diharapkan mampu meminimalisasi kejadian fatal akibat kondisi ini. Penanganan utama pada SSJ-NET adalah dengan menghentikan penggunaan substansi yang dicurigai sebagai penyebab. Terapi lain yang dapat diberikan masih cukup kontroversial, seperti pemberian corticosteroid, IVIG, plasmapheeresis, dan ciclosporin.