Perajin ukiran merupakan salah satu pekerjaan yang berisiko mengalami keluhan muskuloskeletal. Perajin ukiran selama bekerja senantiasa berada dalam posisi yang tidak ergonomis dan statis dalam jangka waktu yang lama. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui gambaran keluhan muskuloskeletal pada perajin ukiran dan upaya untuk mengatasinya di Banjar Panglan, Desal Kapal, Mengwi, Badung, Bali. Penelitian ini merupakan deskriptif analitik untuk menggambarkan data pada perajin ukiran. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 56 responden yang dipilih dengan metode purposive sampling. Instrumen penelitian yang digunakan yaitu Nordic Body Map untuk menilai keluhan muskuloskeletal. Penelitian menunjukkan responden terbanyak berusia 36-40 tahun (25%), berpendidikan SMA/SMK (78,6%), berjenis kelamin laki-laki sebanyak 55 orang (98,2%) dan sebagian besar tidak merokok (53,6%). Masa kerja terbanyak dalam rentang 1-5 tahun (26.7%), setiap harinya bekerja 8 jam (87,5%) selama 6 hari dalam seminggu. Sebagian responden merasakan nyeri pada bagian tubuh tertentu seperti leher, tengkuk, bahu, tangan, punggung, pinggang dan pinggul. Secara umum keluhan muskuloskeletal kategori rendah dan belum membutuhkan intervensi yang bersifat segera (100%). Upaya yang dilakukan oleh responden meliputi lakukan pemijatan beristirahat di tempat yang datar dan keras dan menerapkan metode Local Heat Application dengan mengoleskan ramuan, balsem atau minyak urut pada bagian yang sakit. Keluhan nyeri pada responden terjadi akibat faktor usia, posisi kerja dan lama bekerja. Kategori keluhan secara umum dalam katogori risiko rendah karena faktor kebugaran dan upaya untuk mengatasi keluhan yang dilakukan responden secara mandiri.