Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

PENGARUH KELERENGAN MENDAKI (+ < 40%) DAN KELERENGAN MENURUN (- < 40%) PADA WAKTU KERJA DENGAN MENGGUNAKAN MESIN PANCANG TARIK (MONOCABLE WINCH) 20 PK DI PT. RATAH TIMBER COMPANY Sihombing, Ruspita; Fatmawati, Anni
JURNAL KREATIF: DESAIN PRODUK INDUSTRI DAN ARSITEKTUR Vol 4 No 1 (2016): Volume 4, No.1, Oktober 2016
Publisher : Indonesian Society of Applied Science

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pemanenan kayu ramah lingkungan (Reduced Impact Timber Harvesting/RITH) menjadi indikator yang paling penting dalam pengelolaan hutan Metode pemanenan kayu yang berdampak rendah mampu mengurangi kerusakan ekosistem hutan alam produksi. Salah satu alat kerja pemindah (penarik) kayu hutan yang lebih ramah lingkungan adalah menggunakan Mesin Pancang Tarik. Prinsip kerja mesin ini tetap berada pada tempat tertentu, sedangkan kayu ditarik menggunakan sling atau kabel . Penelitian tentang Pengaruh Kelerengan Mendaki (+ &lt; 40%) dan Menurun (- &lt; 40%) pada Waktu Kerja pada Waktu Kerja dengan Menggunakan Mesin Pancang Tarik (Monocable Winch) 20 PK di PT Ratah Timber Company.” Bahan dan alat yang digunakan dalam penelitian ini, meliptui: kayu, mesin Pancang Tarik, stopwatch, kompas, clinometer, meteran, kamera dan tally sheet. Untuk mendapatkan waktu kerja digunakan metode Non Stop (persiapan alat, pembuatan jalan setapak untuk kayu, pengikatan mesin pancang pada tunggul kayu atau pohon berdiri, penarikan sling menuju kayu, pengikatan sling pada kayu yang akan disarad dengan menggunakan hook, penarikan kayu, pelepasan hook, penyusunan log dan penggulungan sling). Selain itu, dilakukanpengukuran jarak sarad, pengukuran panjang dan diameter pangkal dan ujung kayu yang disarad. Data pendukung lainnya adalah peta penyebaran pohon, spesifikasi peralatan penyaradan menggunakan mesin Pancang Tarik. Metode penelitian yang digunakan adalah kombinasi antara kuantitatif dan kualitatif, yangdilakukan pada proses penyaradan kayu dengan menggunakan Mesin Pancang Tarik 20 PK, berfokus pada: (1) Tofografi areal hutan, dimaksudkan untuk melihat fenomena penyaradan; (2) Waktu penyaradan, dimaksukan untuk melihat fenomena waktu kerja murni dan waktu umum. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini menunjukkan bahwa, waktu kerja pada kelerengan mendaki (+ &lt; 40%) sebesar 0,82 dan menurun (- &lt; 40%) sebesar 0,75.
An Effort to improve the effectiveness and efficiency of corn farmers' production in Sidomulyo Village, Samarinda Sihombing, Ruspita; Fatmawati, Anni; Lia, Rakhel
Community Empowerment Vol 6 No 9 (2021)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Magelang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31603/ce.5967

Abstract

Corn farming communities in the Anggana sub-district usually harvest dry corn every 2-3 months and resulting about 200-700 kg. However, there are a very limited number of corn shellers and corn grinders used by 14 farmer groups, and inefficient. To overcome this, a new machine is needed to peel and grind corn with the results of whole corn cobs. The goal is to simplify the work of the farmers, increase the productivity of corn flour production and save costs. The method used in this training by demonstrating how to peel and grind corn using a machine. The women farmer group participated in the training with enthusiasm and at the end of the activity they were able to use the corn sheller and grinder, correctly. The community service team also donated corn shellers and grinders to partners.
PDB Bantuan Alat Dan Pelatihan Peningkatan Kemampuan Masyarakat Dalam Pengolahan Limbah Kayu Menjadi Produk Homedecor Nizaora, Ditha; Fahmiroah, Feti; Fatmawati, Anni; Shyafary, Darius; Soeprapto, Etwin Fibrianie
Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Nusantara Vol. 6 No. 1 (2025): Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Nusantara Edisi Januari - Maret
Publisher : Lembaga Dongan Dosen

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55338/jpkmn.v6i1.4976

Abstract

Waste is the result of production processes that are no longer needed. Through the 5R's (Reuse, Recycle, Replant, Reduce, Replace) program, waste can be transformed into items that have value. Pine waste, or often called Dutch teak, is wood that has beautiful fiber characteristics and is commonly used to make furniture products. When this wood is processed into furniture, it produces a lot of leftover pieces that are no longer used and are simply thrown away. Based on this problem, Bakungan Kaltim and Samarinda State Polytechnic held a village development activity. The participants are a team of village volunteer firefighters who are members of the village youth group. The implementation of this activity focused on training and assistance in the design of processed wood waste products into home decor products. The method of implementation of the activities is training, assessment and mentoring. The results of the training, in the form of lights, in addition to the provision of tool assistance to the group, also increased youth empowerment as measured through the distribution of questionnaires.