Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Reproductive Health Problems in Adolescents in Banten Province Ismiyati, Ismiyati; Sabarudin, Udin; Sapiie, Tuti Wahmurti A.; Husin, Farid; Susanah, Susi; Sunjaya, Deni Kurniadi
Global Medical & Health Communication (GMHC) Vol 7, No 1 (2019)
Publisher : Universitas Islam Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (349.142 KB) | DOI: 10.29313/gmhc.v7i1.3060

Abstract

Teenagers are the next generation that needs to be the center of attention. Physical and mental development in adolescents occurs rapidly. The process of changing times with free association arises causing debate about their reproductive health. The purpose of this study was to determine the reproductive health problems of adolescents in Banten province. This study used a qualitative design and constructivism paradigm. The research method was using the in-depth interview guideline instrument with 11 informants conducted in Banten province in January−June 2017. Qualitative data analysis using content analysis. The results showed that environmental factors such as family, relationships, health workers, and the availability of prostitution practice were trigger teenagers' problems. The environment did not support them to learn about sexuality makes them seek information from sources that cannot be justified. This practice made adolescents have inappropriate knowledge about adolescent reproductive health. The availability of prostitution practice was a unique highlight for those who can channel their curiosity in fulfilling their sexual desires. In conclusions, adolescent reproductive health problems in Banten province consisted of premarital sex behavior, teenage pregnancy, teenage marriage, youth delivery, sexually transmitted diseases, and abnormal sexual behavior. These problems arise due to factors of knowledge, environment, and family economic status. PERMASALAHAN KESEHATAN REPRODUKSI PADA REMAJA DI PROVINSI BANTENRemaja merupakan generasi penerus yang perlu menjadi pusat perhatian. Perkembangan fisik dan mental pada remaja terjadi secara pesat. Proses perubahan zaman dengan pergaulan bebas memicu timbulnya permasalahan kesehatan reproduksi pada mereka. Tujuan penelitian ini mengetahui permasalahan kesehatan reproduksi remaja di Provinsi Banten. Penelitian ini menggunakan desain kualitatif dan paradigma konstruktivisme. Metode penelitian menggunakan instrumen wawancara mendalam kepada 11 informan yang dilakukan di Provinsi Banten pada bulan Januari–Juni 2017. Analisis data kualitatif menggunakan analisis konten. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor lingkungan seperti keluarga, pergaulan, tenaga kesehatan, dan ketersediaan tempat prostitusi memicu permasalahan remaja. Lingkungan yang tidak mendukung mereka untuk belajar tentang seksualitas membuat mereka mencari informasi dari sumber yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Hal tersebut membuat remaja memiliki pengetahuan yang tidak tepat tentang kesehatan reproduksi remaja. Ketersediaan tempat-tempat prostitusi menjadi sorotan khusus bagi mereka yang dapat menyalurkan keingintahuan mereka dalam memenuhi hasrat seksualitas. Simpulan, permasalahan kesehatan reproduksi remaja di Provinsi Banten terdiri atas perilaku seks pranikah, kehamilan remaja, pernikahan remaja, persalinan remaja, penyakit seksual, dan perilaku seks menyimpang. Permasalahan tersebut muncul karena faktor lingkungan, pengetahuan, dan ekonomi keluarga.
PENGARUH PIJAT OKSITOSIN DALAM MENURUNKAN KECEMASAN IBU NIFAS PRIMIPARA DI KOTA DEPOK Yuniartis, Putri; Krisnadi, Sofie Rifayani; Zulvayanti, Zulvayanti; Irianti, Setyorini; Sapiie, Tuti Wahmurti A.
Jurnal Kebidanan Khatulistiwa Vol 11, No 2 (2025): Jurnal Kebidanan Khatulistiwa
Publisher : Poltekkes Kemenkes Pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30602/jkk.v11i2.1874

Abstract

Latar Belakang: Ibu nifas primipara rentan mengalami kecemasan akibat perubahan fisiologis, psikologis, dan adaptasi terhadap peran baru yang apabila tidak ditangani dapat menghambat pemulihan serta memengaruhi kualitas interaksi dengan bayi. Pijat oksitosin dapat merangsang hormon oksitosin untuk memberikan efek relaksasi, meningkatkan kenyamanan, dan memperkuat ikatan emosional antara ibu dan bayi. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh pijat oksitosin terhadap kecemasan ibu nifas primipara di Kota Depok. Metode: Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan rancangan Randomized Controlled Trial (RCT). Subjek penelitian ibu nifas primipara yang memenuhi kriteria inklusi sejumlah 32 orang dengan teknik pengambilan sampel Consecutive sampling dan dilakukan alokasi randomisasi untuk menentukan kelompok intervensi (diberikan pijat oksitosin) dan kelompok kontrol (tidak diberikan pijat oksitosin). Pengukuran kecemasan menggunakan kuesioner Zung’s Self-Rating Anxiety Scale. Analisis data menggunakan uji Wilcoxon dan uji Mann Whitney. Hasil: Terdapat perbedaan yang bermakna antara skor kecemasan sebelum dan sesudah intervensi dengan nilai p 0.000 (p<0.05) juga terdapat perbedaan yang bermakna antara penurunan skor kecemasan pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol dengan nilai p 0.000 (p<0.05). Kesimpulan: Pijat oksitosin berpengaruh signifikan terhadap penurunan skor kecemasan pada ibu nifas primipara di Kota Depok.