Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

PENGARUH PIJAT OKSITOSIN DALAM MENURUNKAN KECEMASAN IBU NIFAS PRIMIPARA DI KOTA DEPOK Yuniartis, Putri; Krisnadi, Sofie Rifayani; Zulvayanti, Zulvayanti; Irianti, Setyorini; Sapiie, Tuti Wahmurti A.
Jurnal Kebidanan Khatulistiwa Vol 11, No 2 (2025): Jurnal Kebidanan Khatulistiwa
Publisher : Poltekkes Kemenkes Pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30602/jkk.v11i2.1874

Abstract

Latar Belakang: Ibu nifas primipara rentan mengalami kecemasan akibat perubahan fisiologis, psikologis, dan adaptasi terhadap peran baru yang apabila tidak ditangani dapat menghambat pemulihan serta memengaruhi kualitas interaksi dengan bayi. Pijat oksitosin dapat merangsang hormon oksitosin untuk memberikan efek relaksasi, meningkatkan kenyamanan, dan memperkuat ikatan emosional antara ibu dan bayi. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh pijat oksitosin terhadap kecemasan ibu nifas primipara di Kota Depok. Metode: Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan rancangan Randomized Controlled Trial (RCT). Subjek penelitian ibu nifas primipara yang memenuhi kriteria inklusi sejumlah 32 orang dengan teknik pengambilan sampel Consecutive sampling dan dilakukan alokasi randomisasi untuk menentukan kelompok intervensi (diberikan pijat oksitosin) dan kelompok kontrol (tidak diberikan pijat oksitosin). Pengukuran kecemasan menggunakan kuesioner Zung’s Self-Rating Anxiety Scale. Analisis data menggunakan uji Wilcoxon dan uji Mann Whitney. Hasil: Terdapat perbedaan yang bermakna antara skor kecemasan sebelum dan sesudah intervensi dengan nilai p 0.000 (p<0.05) juga terdapat perbedaan yang bermakna antara penurunan skor kecemasan pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol dengan nilai p 0.000 (p<0.05). Kesimpulan: Pijat oksitosin berpengaruh signifikan terhadap penurunan skor kecemasan pada ibu nifas primipara di Kota Depok.
RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI TEKNOLOGI PENGELOLAAN LABORATORIUM KEBIDANAN (SI TELADAN) DALAM MENINGKATKAN KEPUASAN PENGGUNA LABORATORIUM JURUSAN KEBIDANAN POLTEKKES KEMENKES JAKARTA I TAHUN 2023 – 2024 Anjani, Wulan; Yulianti, Nur Dwi; Yuniartis, Putri; Arifuddin, Hidayanti
Journal of Midwifery Science and Women's Health Vol. 6 No. 1 (2025): JMSWH
Publisher : Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Jakarta I

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36082/jmswh.v6i1.2620

Abstract

Laboratorium kebidanan memiliki peran penting dalam mendukung proses pembelajaran praktik mahasiswa, namun pengelolaan sarana, prasarana, serta jadwal penggunaan laboratorium seringkali menghadapi kendala akibat keterbatasan informasi yang akurat dan cepat.  Penelitian ini dilaksanakan di Poltekkes Kemenkes Jakarta I pada tahun 2023–2024 dan bertujuan merancang dan mengembangkan Sistem Informasi Teknologi Pengelolaan Laboratorium Kebidanan (SI TELADAN) berbasis web sebagai solusi untuk meningkatkan efisiensi pengelolaan sekaligus kepuasan pengguna. Metode penelitian menggunakan pendekatan Research and Development (R&D) melalui tahapan perencanaan, perancangan, uji validitas, uji reliabilitas, hingga uji coba aplikasi. Instrumen kepuasan yang dikembangkan mengukur aspek kemudahan akses, kecepatan informasi, kejelasan tampilan, dan kepuasan secara umum, serta telah terbukti valid dengan korelasi Pearson Product Moment dan reliabel dengan koefisien Cronbach’s Alpha > 0,60. Hasil analisis regresi menunjukkan bahwa semua dimensi kualitas layanan, yaitu tangible, reliability, responsiveness, assurance, dan empathy berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan pengguna dengan kontribusi terbesar pada variabel reliability (0,278) dan empathy (0,241). Implementasi SI TELADAN terbukti memudahkan pengguna dalam memperoleh informasi ketersediaan alat, pencatatan penggunaan, serta pengelolaan jadwal peminjaman, sehingga meningkatkan transparansi, akurasi, dan kenyamanan layanan laboratorium. SI TELADAN mampu menjawab permasalahan manajemen laboratorium kebidanan dengan menghadirkan sistem yang efektif, efisien, serta meningkatkan kepuasan mahasiswa sebagai pengguna utama.
Effectiveness of Acupressure at PC6 versus ST36 Points on Nausea and Vomiting in First-Trimester Pregnant Women: A Quasi-Experimental Study Tirtawati, Gusti Ayu; Somoyani, Ni Ketut; Erawati, Ni Luh Putu Sri; Yuniartis, Putri; Nasution, Siti Rahmadani
Journal of Health and Nutrition Research Vol. 4 No. 3 (2025)
Publisher : Media Publikasi Cendekia Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56303/jhnresearch.v4i3.847

Abstract

The high incidence of nausea and vomiting during pregnancy, which affects 60-80% of primigravidas and 40-60% of multigravidas in Indonesia, can lead to complications such as dehydration and malnutrition if not managed effectively. This can have a negative impact on maternal health and fetal development. While pharmacological treatments are available, non-pharmacological interventions such as acupressure are gaining attention as a safe and effective alternative. This study aimed to determine and compare the effectiveness of acupressure at PC6 and ST36 points in reducing nausea and vomiting among first-trimester pregnant women. A comparative quasi-experimental design was used with a total sample of 50 pregnant women, divided into two groups: one receiving acupressure at PC6 and the other at ST36. The severity of nausea and vomiting was measured using the Pregnancy-Unique Quantification of Emesis and Nausea (PUQE) questionnaire before and after the intervention. The results showed a significant decrease in nausea and vomiting scores in both groups (p < 0.001). The mean score reduction was 6.64 in the PC6 group and 6.32 in the ST36 group. Statistical analysis indicated no significant difference between the two groups, suggesting comparable efficacy (p = 0.214). These findings suggest that acupressure at both PC6 and ST36 points is an effective non-pharmacological method for managing nausea and vomiting in early pregnancy. Thus, ST36 can be considered a viable alternative point for treatment