Claim Missing Document
Check
Articles

Found 34 Documents
Search

ASPEK PEMASARAN PADA USAHA PETIS IKAN TONGKOL Nabila Nabila; Abdur Rohman
IQTISODINA Vol. 7 No. 2 (2024): DESEMBER
Publisher : LPPM IAI Nazhatut Thullab

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35127/iqtisodina.v7i2.7776

Abstract

Kabupaten Bangkalan di Pulau Madura, Provinsi Jawa Timur, Indonesia, memiliki potensi perikanan yang signifikan, terutama di Kecamatan Sepulu, di mana mayoritas masyarakatnya bekerja sebagai nelayan. Ikan Tongkol, sebagai salah satu hasil tangkapan utama, memiliki nilai ekonomi yang tinggi dan berpotensi dikembangkan menjadi produk makanan laut halal. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis potensi pengembangan produk makanan laut halal berbasis ikan tongkol di Kecamatan Sepulu dan memberikan rekomendasi pengembangan industri halal daerah. Penelitian menggunakan metode kualitatif deskriptif, mengumpulkan data primer dan sekunder, serta melakukan analisis SWOT untuk mengevaluasi kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman produk olahan ikan tongkol halal. Studi ini menemukan bahwa strategi SO (strengths-opportunities) dapat diimplementasikan oleh UMKM lokal untuk memanfaatkan kekuatan internal dalam meraih peluang eksternal. Langkah-langkah yang direkomendasikan termasuk meningkatkan produksi, diversifikasi produk, memperluas pasar, dan memanfaatkan media sosial untuk promosi serta penjualan. Penelitian ini menunjukkan bahwa pengembangan makanan laut halal di Kecamatan Sepulu dapat memberikan manfaat ekonomi signifikan bagi masyarakat setempat. Kata Kunci: Pemasaran, SKB.
PENERAPAN ETIKA BISNIS ISLAM DALAM TRANSAKSI JUAL BELI DI PASAR BARU PORONG SIDOARJO Zalqira Najarillah; Abdur Rohman
IQTISODINA Vol. 7 No. 2 (2024): DESEMBER
Publisher : LPPM IAI Nazhatut Thullab

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35127/iqtisodina.v7i2.7781

Abstract

Pasar tradisional memiliki peran penting dalam kehidupan sehari-hari masyarakat umum sebagai tempat bertemunya penjual dan pembeli untuk melakukan transaksi jual beli . Namun, perkembangan zaman telah menyebabkan persaingan bisnis semakin tinggi hal ini memunculkan persaingan tidak sehat dan kecurangan dalam aktivitas jual beli seperti memberi beban pada timbel timbangan. Oleh karena itu, pentingnya menerapkan etika bisnis Islam ini dalam setiap aktivitas jual beli, terutama di pasar tradisional seperti Pasar Baru Porong. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif untuk meneliti bagaimana para penjual muslim menerapkan etika Islam dalam transaksi penjualan mereka di pasar Baru Porong. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar penjual sayur di Pasar Baru Porong telah menggunakan prinsip tauhid (kesatuan), adl (keseimbangan), ikthiyar(kehendak bebas), fard (tanggungjawab), dan di setiap aktifitas jual beli mereka. Meskipun ada sebagian dari penjual belum menerapkan prinsip prinsip tersebut seperti ketidakjujuran dalam hal timabang menimbang Kata Kunci : Etika Bisnis Islam, Jual Beli, Pasar.
PENERAPAN ETIKA BISNIS ISLAM DALAM TRANSAKSI JUAL BELI DI PASAR TRADISIONAL PLOSO Siti Nurul Lathifah; Abdur Rohman
IQTISODINA Vol. 7 No. 2 (2024): DESEMBER
Publisher : LPPM IAI Nazhatut Thullab

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35127/iqtisodina.v7i2.7782

Abstract

A traditional market is a place that can bring together sellers and buyers to transact directly, providing daily needs. Traditional markets are still a common place for sales transactions in Indonesia, including the Ploso traditional market, Jombang Regency. However, unethical business practices often occur in traditional markets, such as fraud, selling fake goods, and giving consumers unfair prices. Therefore, it is necessary to apply correct business ethics and in accordance with the principles of Islamic economic ethics in carrying out sales transactions in traditional markets. This research method uses a qualitative method using data sources directly from the field, in the form of observations, interviews and documentation from several sources. The results of this research show that the majority of traders in the Ploso traditional market have implemented the principles of Islamic business ethics, such as honesty, fairness and not committing fraud in transactions. However, there are still some traders who do not fully understand and apply the principles of Islamic business ethics. Keywords : Islamic Business Ethics, Buying and Selling, Traditional Markets.
MODEL PENGELOLAAN WISATA PANTAI MUTIARA MELALUI AKAD MUSYARAKAH DALAM MENINGKATKAN EKONOMI MASYARAKAT Dianatul Fauziah; Abdur Rohman
SIWAYANG Journal: Publikasi Ilmiah Bidang Pariwisata, Kebudayaan, dan Antropologi Vol. 3 No. 1 (2024)
Publisher : Penerbit Lafadz Jaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54443/siwayang.v3i1.1253

Abstract

Mutiara Beach is a tourist destination which opened in 2017 and was officially approved as a tourist destination in 2018. This research was conducted at Mutiara Beach tourism which is located in Tasikmadu Village, Watulimo District, Trenggalek Regency. This study aims to determine the impact of the management model on Mutiara Beach tourism and its impact on improving the community's economy from an Islamic economic perspective. This research was conducted at the Mutiara Beach tour which is located in Tasikmadu Village, Watulimo District, Trenggalek Regency. The research used a qualitative research approach with the case study method. Sources of data come from primary data and secondary data, data collection techniques are carried out by interviewing pearl beach tourism managers and documentation, and data analysis used by researchers is data reduction, data presentation and drawing conclusions. The results showed that 1) the Mutiara Beach tourism management model includes 4 aspects, namely planning, organizing, directing, and supervising a positive impact in improving the community's economy, namely increasing income and employment opportunities; 2) Mutiara Beach tourism uses a musyarakah contract in it’s management between the manager and Perhutani with agreed profit sharing provisions.