Christi, Areyne
Unknown Affiliation

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Prinsip Sola Scriptura dalam Berpikir sebagai Leader Christi, Areyne; Andrena, Cynta; Waruwu, Yamotani; Laia, Fermina
Skenoo : Jurnal Teologi dan Pendidikan Agama Kristen Vol. 4 No. 1 (2024): Juni
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Tabernakel Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55649/skenoo.v4i1.87

Abstract

Sola Scriptura atau 'Alkitab saja' adalah prinsip fundamental protestantisme yang menegaskan Alkitab sebagai satu-satunya otoritas untuk iman Kristen. Prinsip ini memiliki implikasi yang signifikan untuk kepemimpinan di gereja. Pertama, Sola Scriptura berarti bahwa pemimpin harus mendasarkan keputusan mereka dan ajaran pada Alkitab saja. Kedua, Sola Scriptura menekankan pentingnya interpretasi individu dan daya pengamatan. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi Pustaka. Tujuan dari penelitian ini adalah apakah pengertian Sola Scriptura bagi seorang pemimpin? Bagaimanakah peran penting Sola Scriptura bagi pemimpin? Bagaimanakah Sola Scriptura Dalam Membangun Cara Berpikir Sebagai Leader. Dari hasil penelitian ditemukan bahwa Pertama, Sola Scriptura adalah prinsip dasar dalam kepercayaan Protestan bahwa Alkitab adalah satu-satunya otoritas tertinggi dalam segala hal yang berkaitan dengan iman dan praktik keagamaan. Kedua, pemimpin gereja harus memahami dan menerapkan prinsip ini dalam kesehariannya. Ketiga, dalam konteks kepemimpinan gereja, Sola Scriptura membantu pemimpin untuk mengambil keputusan yang benar dan tepat berdasarkan firman Tuhan.
PENDIDIKAN KARAKTER ANAK DALAM KELUARGA JAWA MELALUI PIWULANG AKSARA HANACARAKA: PERSPEKTIF ALKITAB Kailuhu, Christin Destalia; Christi, Areyne
Inculco Journal of Christian Education Vol 5, No 1 (2025): Vol 5, No 1 (2025): Februari 2025
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Kristen Anak Bangsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59404/ijce.v5i1.216

Abstract

Interaksi merupakan kunci bagi berlangsungnya proses sosialisasi dan orang tua adalah agen sosialisasi utama di keluarga. Pendidikan karakter anak di keluarga Jawa bertujuan agar anak menjadi seorang Jawa yang ideal sesuai dengan nilai-nilai budaya leluhur yaitu dengan piwulang dalam pengajaran aksara Jawa. Penulisan ini bertujuan untuk mengamati (1) Bagaimana peran sosialisasi keluarga dalam mendidik anak di keluarga Jawa? (2) Apa saja nilai-nilai yang terkandung dalam piwulang pengajaran aksara Jawa Hanacaraka bagi pembentukan karakter anak-anak di keluarga? (3) Bagaimana tinjauan Alkitab terhadap sosialisasi keluarga Kristen dalam piwulang pengajaran aksara Jawa? Jawabannya adalah: 1) Keluarga adalah lembaga sosial utama berfungsi sebagai tempat sosialisasi budaya dalam mentransfer nilai-nilai luhur budaya Jawa dengan cara interaksi sosial di lingkungan keluarga. 2) Nilai tersebut adalah manusia diciptakan, dimuliakan, diberi tugas, mempunyai kebebasan memilih dan akan mendapat balasan dari yang dilakukannya. 3) Alkitab menyatakan bahwa manusia diciptakan, mulia karena segambar dan serupa dengan Allah, diberi tugas oleh Tuhan untuk menguasai bumi sebagai wakil Tuhan serta diberi kebebasan untuk memilih serta berlaku hukum tabur tuai. Metode studi literatur dipakai dalam penelitian ini
KOMUNIKASI KELUARGA YANG SALING MENGASIHI DAN DAMPAKNYA TERHADAP KEJUJURAN DALAM BELAJAR Elisen, Chaterin; Christi, Areyne; Suryowati, Suryowati
Jurnal Excelsior Pendidikan Vol. 6 No. 1 (2025): April 2025
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Excelsius

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51730/jep.v6i1.83

Abstract

Komunikasi dalam keluarga merupakan faktor utama yang membentuk pola pikir, sikap, dan nilai-nilai moral anak, termasuk kejujuran dalam belajar. Dalam ajaran Kristen, komunikasi yang mencerminkan kasih Allah bukan sekadar pertukaran informasi, tetapi juga sarana untuk menanamkan nilai-nilai kehidupan yang berlandaskan kejujuran. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui yaitu pertama, untuk mengetahui makna komunikasi keluarga, kedua menumbuhkan kejujuran melalui pembelajaran berbasis karakter dan ketiga, kasih dalam keluarga sebagai fondasi untuk kejujuran dalam belajar. Dengan menggunakan metode penelitian kualitatif melalui pendekatan studi kepustakaan (library research), penelitian ini mengumpulkan dan menganalisis berbagai teori serta literatur yang relevan. Hasil yang ditemukan adalah pertama komunikasi yang mencerminkan kasih Allah dalam keluarga Kristen adalah bentuk interaksi yang berlandaskan kejujuran, pengendalian diri, dan kasih yang tulus. Kedua embelajaran berbasis karakter menjadi pendekatan efektif dalam menanamkan kejujuran pada siswa. Kejujuran bukan hanya sekadar perkataan, tetapi harus menjadi bagian dari sikap dan tindakan dalam kehidupan sehari-hari. Ketiga komunikasi yang penuh kasih memiliki peran penting dalam membentuk karakter anak, terutama dalam menumbuhkan kejujuran dalam belajar. Ketika orang tua menciptakan lingkungan yang penuh kasih dan keterbukaan, anak-anak merasa aman untuk berbicara jujur, mengakui kesalahan, dan bertindak dengan integritas.
Philosophical Theology as a Catalyst for Inclusive Interreligious Dialogue in Plural Societies Widiyaningtyas, Ester; Christi, Areyne; Nicolaides, Angelo; Ming, David
Jurnal Theologia Vol. 36 No. 1 (2025): June 2025
Publisher : The Faculty of Ushuluddin and Humanities, Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21580/teo.2025.36.1.26004

Abstract

In an era of intensifying religious diversity and sociopolitical polarisation, interreligious dialogue is both a necessity and a moral imperative. However, such dialogue is often constrained by epistemological biases, theological exclusivism, and rigid doctrinal frameworks. This study explores the role of philosophical theology as a transformative medium for inclusive interreligious communication. Drawing on biblical values such as love, justice, and peace, and informed by dialogical approaches from Islamic (ta’aruf) and Jewish (“I-Thou”) traditions, the research proposes a pluralistic theological model grounded in epistemic humility and shared ethics. Utilising a descriptive-analytical method through systematic literature review of 50 scholarly works, the study demonstrates how philosophical reflection can overcome confessional barriers, reframe hermeneutical practices, and support practical initiatives—such as scriptural reasoning and alternative media—for sustainable dialogue. The research contributes theoretically by expanding the framework of dialogical theology, and practically by offering tools for interfaith actors and educators to foster ethical, inclusive, and context-sensitive engagement. This approach affirms that theological plurality, when anchored in philosophical depth, can generate transformative interreligious understanding in plural societies.