Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Kontroversi Realisasi Kursi Afirmasi Anggota Legislatif dalam Otonomi Khusus Papua jamal, ode
Masyarakat Indonesia Vol 45, No 2 (2019): Majalah Ilmu-Ilmu Sosial Indonesia
Publisher : Kedeputian Bidang Ilmu Sosial dan Kemanusiaan (IPSK-LIPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14203/jmi.v45i2.887

Abstract

Munculnya muatan  afirmasi dalam UU Otsus Papua, merupakan suatu perjuangan panjang yang salah satunya dilatar-belakangi oleh rendahnya perwakilan politik dalam rangka kepentingan Orang Asli Papua (OAP). Kondisi ini pun, mendapat perhatian tim asistensi perancang UU Otsus Papua, yang kemudian munculnya pokok pikiran kuota afirmasi ¼ (satu perempat) anggota Dewan Perwakilan Rakyat Papua (DPRP) bagi orang asli Papua. Dalam realisasinya, kuota tambahan anggota DPRP tersebut menemui jalan panjang dan kontroversi antara pihak pemerintah, kelompok masyarakat, dan elit politik.Tujuan dari tulisan ini adalah 1) untuk mengetahui latar belakang munculnya kuota tambahan afirmasi ¼ (satu perempat) anggota DPRP bagi orang asli Papua; dan 2) untuk mengetahui dinamika kontroversi isu kuota tambahan afirmasi ¼ (satu perempat) anggota DPRP bagi orang asli Papua pada Pemilihan Umum 2009 dan 2014.Metode penelitian terdiri dari: pendekatan kualitatif, dan studi kasus. Data primer yang digunakan diperoleh dari wawancara mendalam (in-depth interview) kepada sejumlah narasumber. Sedangkan data sekunder diperoleh dari kajian pustaka dan dokumen.Hasil penelitian menyimpulkan, bahwa: 1) latar belakang munculnya kuota tambahan anggota DPRP, merupakan suatu kebijakan afirmasi dalam meningkatkan partisipasi politik orang asli Papua. Harapan dari kebijakan afirmasi ini sebagai suatu bagian penyelesaian kesenjangan dalam rekrutmen politik orang asli Papua, terutama yang terjadi di bawah rezim Orde Baru; dan 2) Penafsiran berbeda tentang muatan UU Otsus Papua, khususnya kuota kursi afirmasi baik pemerintah pusat-daerah, elit politik, dan kelompok masyarakat  adalah faktor sulitnya kuota kursi afirmasi ini direalisasikan.
PENGUATAN KARAKTER GOTONG ROYONG BAGI ANAK USIA DINI DI PAUD PELITA PERUMNAS II WAENA, JAYAPURA Kogoya, Wilius; Jamal, Ode; Krobo, Adrianus; Benggan, Willem
JURNAL PENGABDIAN PAPUA Vol 8 No 2 (2024)
Publisher : LPPM Uncen

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31957/jpp.v8i2.3695

Abstract

Early Childhood Education is the main foundation for strengthening character, including the character of mutual cooperation. Although the character has been known in children, but along with the progress of the era and triggered by the increasing busyness of parents, the character of mutual cooperation has faded and been replaced by a high individualistic attitude. There needs to be an effort to re-cultivate the character of mutual cooperation in children. The devotion to strengthening the character of mutual cooperation at PAUD Pelita aims to help early childhood in developing the character of mutual cooperation from an early age. Children are given practical experience in sharing, working together, and supporting each other in various daily activities at PAUD Pelita. It is hoped that these positive values and attitudes will continue to develop along with the growth and development of children when they continue their education to a higher level. This devotion is carried out using the lecture method, project method, and role-play method about the character values of mutual cooperation in Early Childhood. The results of the devotion show that children at PAUD Pelita are very enthusiastic and show a high interest in mutual cooperation. Of the 27 children at PAUD Pelita, 18 of them participated in cleaning the school room and yard by working together with enthusiasm. Meanwhile, 7 children only participated occasionally, and 2 other children were just spectators. This means that most children (66.67%) showed high enthusiasm in working together to clean the school room and yard, and 25.93% of children only participated occasionally. Meanwhile, a small number of children (7.41%) were just spectators. Likewise, with the project method using building blocks, 22 of them were involved, and only 5 children remained silent. These data show that the majority of children (81.48%) were actively involved in the project method using building blocks and only 18.52% of children were not involved. These data show that most children at PAUD Pelita actively participate both in cleaning the school environment and in the project method using building blocks. Thus, it can be concluded that the children of Pelita PAUD have quite strong roots in the character of mutual cooperation, but there is a lack of support from parents and the environment. 
Ketahanan Ideologi Pancasila dalam Bidang Politik, Pendidikan dan Kemasyarakatan Sopyan Hadi, Ade; Jamal, Ode
Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan Vol. 12 No. 2 (2025): Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan
Publisher : Prodi PPKn FKIP Universitas Pamulang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32493/jurnalpkn.v12i2.53047

Abstract

Pancasila merupakan ideologi bangsa Indonesia yang berisi nilai-nilai kebaikan yang harusnya di jadikan pedoman dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Namun pada Indonesia terdapat berbagi permasalahan yang tidak mencerminkan nilai-nilai Pancasila seperti bidang politik misalnya korupsi base transceiver station (BTS) pada kemenkominfo, Dalam bidang pendidikan kerapkali kebebasan beragama dinodai seperti seorang siswi non-muslim di SMKN 2 Padang, Sumatera Barat, diminta mengenakan hijab oleh pihak sekolah, pada aspek masyarakat yaitu adanya kasus pengeroyokan bos rental mobil di Kabupaten Pati Jawa Tengah. Adapun tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui bagaimana Ketahanan Ideologi Pancasila dalam Bidang Politik, Pendidikan, dan Kemasyarakatan. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini yaitu pendekatan kualitatif, sedangkan jenis penelitian yang digunakan yaitu studi kepustakaan, adapun teknik pengumpulan data yang dilakukan pada penelitian ini yaitu dengan melakukan penelaahan terhadap buku, literatur, artikel jurnal serta berbagai liputan yang berkaitan dengan masalah yang akan dipecahkan. Hasil penelitian ini yaitu menunjukkan data bahwa peran pemerintah Indonesia seperti badan pembinaan ideologi Pancasila begitu penting dalam pendidikan dan pelatihan Pancasila, peran kementerian hak asasi manusia dalam menjamin keberlangsungan hak bangsa Indonesia, serta kementerian Pendidikan penting dalam pemelihara persatuan pada generasi muda. Selain itu, terdapat peran masyarakat juga menjadi aspek yang penting untuk mempertahankan ideologi Pancasila seperti melalui organisasi masyarakat yang bernama pemuda Pancasila dalam mengorganisasi masyarakat yang berasal dari berbagai latar belakang usia maupun pekerjaan agar tetap ingat dan membela Pancasila. Kesimpulan penelitian ini yaitu dapat diketahui bahwa peran berbagai pihak baik pemerintah maupun masyarakat begitu penting dalam penguatan ketahanan ideologi Pancasila.  
UTILIZATION OF TRADITIONAL LEARNING MEDIA BASED ON "SNAKES AND LADDERS" TO IMPROVE PANCASILA VALUES LITERACY OF PUAY VILLAGE STUDENTS Jamal, Ode; Mashita, Maya; Paotonan, Nesliani; Sopyan Hadi, Ade; Rofika Karatlau, Azizah
Multidisciplinary Indonesian Center Journal (MICJO) Vol. 2 No. 4 (2025): Vol. 2 No. 4 Edisi Oktober 2025
Publisher : PT. Jurnal Center Indonesia Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62567/micjo.v2i4.1329

Abstract

Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini bertempat di SDN Kampung Puay, Puai, Sentani Timur, Kabupaten Jayapura, Provinsi Papua. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini bertujuan untuk meningkatkan literasi siswa terhadap nilai-nilai Pancasila agar dapat menghargai dan memperlakukan orang lain secara manusiawi. Latar belakang kegiatan ini adalah minimnya pemahaman dan literasi siswa terhadap Pancasila. Metode partisipatif dilaksanakan dalam dua tahap, yaitu pemberian materi Pancasila dan dilanjutkan dengan sesi interaktif berupa permainan ular tangga tradisional yang dilengkapi dengan soal-soal tentang Pancasila. Melalui observasi dan sesi tanya jawab, evaluasi menunjukkan bahwa kegiatan ini berhasil meningkatkan pemahaman siswa. Mereka tidak hanya lebih memahami nilai-nilai Pancasila, tetapi juga mampu mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, siswa juga tampak aktif dan antusias saat mengikuti permainan ular tangga dengan kombinasi soal-soal Pancasila.
THE INFLUENCE OF POLITICAL AWARENESS ON POLITICAL PARTICIPATION OF FIRST-TIME VOTERS IN THE 2024 GENERAL ELECTIONS (PEMILU). Jamal, Ode; Andhika L. Rahail, Joseph; Sopyan Hadi, Ade; Natalia Tecuari, Desi; Yuliana Tjoe , Ruth
Multidisciplinary Indonesian Center Journal (MICJO) Vol. 2 No. 4 (2025): Vol. 2 No. 4 Edisi Oktober 2025
Publisher : PT. Jurnal Center Indonesia Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62567/micjo.v2i4.1425

Abstract

This study aims to analyze the extent to which political awareness influences political participation among first-time voters. The study used a quantitative approach with a correlational method. The sample was 124 first-time voters from a total population of 182 PPKn students from the Faculty of Teacher Training and Education, Cenderawasih University, who were selected using a purposive sampling technique. Data were collected through a Likert scale questionnaire and analyzed using validity, reliability, Pearson correlation, and simple linear regression tests using SPSS 26. The results showed that the majority of respondents had a high to very high level of political awareness, as did their level of political participation. Statistical analysis showed a very strong relationship between political awareness and political participation (r = 0.826), with a significant positive effect of 68.2%. Based on the research results, it can be concluded that the higher the political awareness of first-time voters, the higher their participation in elections. Political awareness is a key factor driving the involvement of the younger generation in the democratic process. Therefore, first-time voters are expected to be more active and critical in determining their political choices, while political parties and prospective leaders need to convey clear, transparent, and educational political messages. Furthermore, educational institutions play a strategic role in fostering students' political awareness as part of civic education, thereby shaping a generation that is critical, participatory, and responsible for the future of Indonesian democracy.