Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

EKSPRESI SENI DI BALIK JERUJI (PRAKTIK ARTISTIK DI RUMAH TAHANAN NEGARA KELAS IIB KABUPATEN JENEPONTO) Anbiyah, Rahmat; Faisal, Muh; Kadir, Irsan
Harmoni: Jurnal Pemikiran Pendidikan, Penelitian Ilmu-ilmu Seni, Budaya dan Pengajarannya Vol 15 No 1 (2025): Harmoni
Publisher : Program Studi Pendidikan Seni Rupa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muham

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26618/hw2z5a92

Abstract

Masalah utama dalam penelitian ini yaitu bagaimana praktik dan pola pembinaan keterampilan seni rupa yang dilakukan oleh warga binaan pemasyarakatan di Rumah Tahanan Negara Kelas IIB Kabupaten Jeneponto. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan praktik dan pola pembinaan keterampilan seni rupa yang dihasilkan warga binaan di Rumah Tahanan Negara Kelas IIB Kabupate Jeneponto.Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan menggunakan pendekatan studi kasus bermaksud menggambarkan dan menjelaskan kondisi praktik dan pola pembinaan disaaat berkarya seni di dalam Rumah Tahanan Negara Kelas IIB Kabupaten Jeneponto. Subjek dalam Penelitian Ini  adalah warga binaan pemasyarakatan dan pembina keterampilan di Rumah Tahanan Negara Kelas IIB Kabupaten Jeneponto. Hasil penelitian menunjukkan bahwa praktik seni rupa di Rumah Tahanan Negara Kelas IIB Kabupaten Jeneponto ialah sebagai media untuk membina warga binaan pemasyaratan. Adapun jenis karya yang dibuat oleh warga binaan ialah, lemari, meja, guci rokok, bingkai, tempat tisu, heli kopter korek dan motor korek. Kemudian untuk pola pembinaan keterampilan terhadap warga binaan beracu pada kurikulum pelatihan berbasis kompetensi dan program pelatihan berbasis kompetensi. Dengan menggunakan pendekatan pedagogy Contructivism. Setelah karya mereka selesai, karya mereka akan ikut serta dalam pameran, menjadi prabotan warga binaan pemsyarakatan dan menjadi hadiah untuk keluarga yang berkunjung. Diharapkan Warga binaan pemasyarkatan yang menghasilkan karya seni sepatutnya mendapatkan apresiasi yang lebih dari pihak Rumah tahanan Negara Kelas IIB Kabupaten Jeneponto.
Contribution of Local Content Learning in Preserving Kajang Tribe Culture : Phenomenological Study Kadir, Irsan; Kaharuddin, Kaharuddin; Firdaus, Firdaus; Sari, Nurindah
Jurnal Paedagogy Vol. 11 No. 4 (2024): October
Publisher : Universitas Pendidikan Mandalika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33394/jp.v11i4.13138

Abstract

This research aims to accumulate the concept of formal education in encouraging and maintaining the existence of the Kajang tribe's cultural traditions. The research approach used is a qualitative with a phenomenological method. The informants in this study were the Kajang tribal leaders, the community, parents of students, and teachers of SDN 351 Kawasan Amma Toa. Data collection techniques used were through observation, interviews and documents. The data obtained were then analyzed through three stages, namely data reduction, data presentation and drawing conclusions. The results of the research show that "Pasang Ri Kajang" or noble values implemented in local content learning from the local wisdom of the Kajang tribal community are: 1) Love for God and the universe and its contents, 2) Responsibility, discipline and independence, 3) Honest, 4) Obey applicable rules and be polite, 5) Care about the environment, 6) Work hard in nature conservation, 7) Justice, 8) Be humble, 9) Love peace and unity. The integration of local wisdom values in learning will be in accordance with the existing environment experienced by students so that students will be more motivated in learning so that it will have an impact on preserving Kajang tribal culture.
Gambus Academy Kindang: Revitalisasi Musik Tradisi Bugis-Makassar Berbasis Inovasi Digital untuk Literasi Budaya Generasi Muda Bulukumba Buchary Pasyah, Soekarno; Kadir, Irsan; wahid, abd; Zia Ulhaq, Muhammad
Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Patikala Vol. 5 No. 2 (2025): Jurnal PkM PATIKALA (On Progress)
Publisher : Education and Talent Development Center of Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51574/patikala.v5i2.4153

Abstract

The Gambus Academy Kindang program was implemented as an effort to revitalize Bugis–Makassar traditional music through artistic training, cultural literacy enhancement, and the integration of digital technology among youth in Kindang Village, Bulukumba Regency. This initiative responds to the fact that most young people are no longer familiar with the basic techniques of Gambus playing, traditional repertoires, or the cultural meanings embedded within this musical heritage. The program adopted a community-based participatory approach by involving a local Gambus maestro, facilitators, and participants as active agents throughout the learning process. The training activities included the introduction of Gambus history and philosophy, basic plucking techniques, fingering, mastery of traditional repertoires, audio-video recording, content editing, and the development of cultural education materials.The results indicate a significant improvement in both technical competence and cultural understanding. The average score for basic Gambus-playing skills increased from 25.7 in the pre-test to 75 in the post-test, while participants’ cultural attitudes and literacy improved from 2.27 to 4.37 on a 1–5 scale. Youth who initially perceived Gambus as outdated music began to show pride in Bugis–Makassar cultural identity and recognized the social and ritual functions of Gambus within traditional ceremonies. Moreover, the acquisition of digital skills enabled participants to produce cultural content accessible to broader audiences. The program also enhanced participants’ motivation and self-confidence, evidenced by their initiative to practice independently and their readiness to perform in public showcases. Overall, Gambus Academy Kindang has proven effective as a model for preserving traditional arts by integrating local wisdom with digital innovation.