Warlan Sugiyo
Unknown Affiliation

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

PEMANFAATAN LIMBAH PRODUKSI KITOSAN BERBAHAN DASAR LIMBAH HASIL LAUT UNTUK PAKAN TERNAK BERKUALITAS Aji Tetuko; Tiyas Putri N; Warlan Sugiyo
IJF (Indonesia Jurnal Farmasi) Vol 1, No 1 (2016): Indonesia Jurnal Farmasi
Publisher : Universitas Muhammadiyah Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26751/ijf.v1i1.100

Abstract

Pada penelitian ini akan dikaji limbah deproteinasi dan demineralisasi untuk diukur kadar protein dan mineral (Ca, Mg), yang pada penelitian lanjutan hasil proses pengolahan limbah kedua proses ini dimanfaatkan sebagai campuran pakan ternak.Persiapan udang dipisahkan daging dengan cangkangnya. Pembuatan kitosan dilakukan dengan metode Hong K.No (1989). Serbuk cangkang 50 mesh diberi perlakuan deproteinasi, dengan cara diinteraksikan dengan larutan NaOH  3,5% dengan perbandingan 1:10 (gram/ml) selama 2 jam pada suhu 650 C. Demineralisasi dilakukan dengan cara menginteraksikan dengan larutan HCl 1M dengan perbandingan volume 1:15 (gram /ml). Setelah dingin, disaring dan dicuci dengan akuades sampai netral. Residu yang sudah netral dikeringkan dalam oven pada suhu 600C selama 4 jam sehingga diperoleh kitosan yang diperoleh diidentifikasi gugus fungsionalnya dengan menggunakan Spektrofotometer IR. Penyisihan limbah, Penentuan kadar N total pada kitin dan kitosan serta limbah proses kitosan, Penentuan kadar mineral Ca dan Mg dalam limbah menggunakan AAS, Identifikasi gugus fungsional dengan menggunakan spektrofotometer IR.Secara umum dapat dikatakan bahwa dalam cangkang udang, limbah proses deproteinasi, limbah proses demineralisasi serta limbah proses deasetilasi   masih banyak mengandung protein dan mineral yang dapat digunakan sebagai campuran pakan ternak. Berdasarkan hasil uji protein dan mineral yang terdapat pada tabel 3 dan 4 maka dapat dilihat bahwa limbah proses deproteinasi dan proses demineralisasi memenuhi syarat sesuai dengan SNI  3148.3-2009 yaitu mempunyai kandungan protein min 30% meskipun kandungan Ca masih jauh dari yang dipersyaratkan yaitu 9,0 – 12,0%. Dari kurva dapat dilihat bahwa dengan bertambahnya campuran limbah demineralisasi dan deproteinasi diikuti dengan bertambahnya kenaikan berat badan yang signifikan.
SINTESIS KOMPOSIT KITOSAN : SILIKA DAN APLIKASINYA SEBAGAI ADSORBEN ZAT WARNA TEKSTIL Aji Tetuko; Rika Murharyanti; Warlan Sugiyo
IJF (Indonesia Jurnal Farmasi) Vol 1, No 1 (2016): Indonesia Jurnal Farmasi
Publisher : Universitas Muhammadiyah Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26751/ijf.v1i1.101

Abstract

Struktur pori membran komposit dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain konsentrasi polimer, bahan pembentuk dinding yang sengaja ditambahkan untuk memperbaiki sifat mekanik membran. Pembuatan kitosan :  Sebanyak 50 gram kitin ditambahkan dengan 500 mL NaOH 50% dalam wadah dan diaduk sambil dipanaskan 1000C selama 30 menit. Kitosan yang dihasilkan diseragamkan ukurannya sampai 100 mesh. Komposit kitosan yang dihasilkan disimpan dalam desikator. Karakterisasi morfologi komposit kitosan :  pengukuran fluks air,  pengukuran koefesien rejeksi, pengukuran diameter pori membran, struktur mikroskopi membran kitosan yang didasarkan pada hasil uji kualitatif menggunakan Spektroskopi IR dan SEM. Karakterisasi morfologi komposit kitosan-silika :  pengukuran fluks air,  pengukuran koefesien rejeksi, pengukuran diameter pori membran, struktur mikroskopi membran kitosan yang didasarkan pada hasil uji kualitatif menggunakan Spektroskopi IR dan SEM. Uji kapasitas adsorpsi dilakukan terhadap air yang mengandung zat warna tekstil Direct Blue 86. Karakterisasi kitin dan kitosan dikarakterisasi gugus aktifnya menggunakan Spektrofotometri Infra Merah (IR).  Analisis kualitatif dengan menggunakan spektroskopi infra merah dilakukan pada bilangan gelombang 4000-500 cm-1 menggunakan pellet KBr. Pengamatan dilakukan untuk mengetahui perubahan struktur yang terjadi setelah proses sintesis kitosan pada cangkang udang. Banyaknya protein yang terdapat dalam kitin dan kitosan dapat dilihat dari persen nitrogen. Penentuan kadar nitrogen dilakukan dengan metode kjeldahl melalui 3 tahap yaitu destruksi, destilasi, dan titrasi. Derajat deasetilasi kitin sebesar 67,64% dan derajat deasetilasi kitin sebesar 81,11 %. Pemutusan gugus asetil pada proses sintesis dikatakan baik karena perhitungan dengan metode base line pada spektra IR menghasilkan derajat deasetilasi kitosan yang tinggi. Sintesis membran kitosan yang dilakukan pada penelitian ini adalah dengan menggunakan teknik inverse fasa rendap endap. Hasil analisis morfologi menggunakan foto SEM, terlihat bahawa membrane yang disintesis dengan menggunakn kertas saring terlihat seratnya.