Claim Missing Document
Check
Articles

Found 18 Documents
Search

POLA PENGGUNAAN DAN PERSEDIAAN ANALGETIK DI PUSKESMAS DEPOK II DAN PUSKESMAS CANGKRINGAN KABUPATEN SLEMAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA Tetuko, Aji
Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan Vol 6, No 2 (2015): JURNAL ILMU KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
Publisher : STIKES Muhammadiyah Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Obat golongan analgetik-antiinflamasi non steroid (AINS) merupakan obat yang paling banyak diresepkan dan umum digunakan untuk terapi nyeri, demam, dan proses peradangan. Penggunaan obat di pusat pelayanan kesehatan cenderung berlebih, penyebab utama tingginya penggunaan obat di pelayanan kesehatan adalah keterbatasan pengetahuan petugas profesional kesehatan mengenai bukti-bukti ilmiah terkini serta keyakinan dan perilaku pasien sangat berperan dalam penetapan jenis obat yang diberikan. Puskesmas merupakan salah satu pusat pelayanan kesehatan dasar dalam sistem pelayanan kesehatan di Indonesia. Pelayanan kefarmasian di Puskesmas merupakan salah satu komponen penting dalam pelayanan kesehatan. Perlu dilakukan penelitian tentang pola penggunaan dan persediaan analgetik di Puskesmas untuk dapat meningkatkan mutu pelayanan dan pengelolaan obat di fasilitas kesehatan seperti di Puskesmas, terutama untuk obat-obatan analgetik yang pemakaiannya terus meningkat dari waktu ke waktu. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pola penggunaan dan persediaan analgetik di Puskesmas Depok II dan Puskesmas Cangkringan Kabupaten Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta.Penelitian ini dilakukan mengikuti rancangan penelitian survei yang bersifat deskriptif dengan pengumpulan data secara retrospektif di Puskesmas Depok II dan Puskesmas Cangkringan untuk mengetahui pola penggunaan dan persediaan analgetik di kedua Puskesmas.Hasil penelitian menunjukkan, pola penggunaan yang meliputi konsumsi dan nilai pemakaian analgetik lebih besar di Puskesmas Depok II, sedangkan penyakit, obat lain dan aturan pakai lebih bervariasi di Puskesmas Cangkringan, kemudian untuk persediaan analgetik hasilnya adalah mencukupi baik di Puskesmas Depok II maupun Puskesmas Cangkringan
ANALISIS EFEKTIFITAS BIAYA KOMBINASI ANTIDIABETIK ORAL PADA PASIEN RAWAT JALAN DIABETES MELITUS TIPE 2 Aji Tetuko; Diesty Anita Nugraheni
Cendekia Journal of Pharmacy Vol 5, No 2 (2021): Cendekia Journal of Pharmacy
Publisher : STIKES Cendekia Utama Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31596/cjp.v5i2.156

Abstract

Pembuatan keputusan dalam kebijakan farmasi di rumah sakit didukung oleh ilmu farmakoekonomi, antara lain keputusan terapi pasien yang cost effective, kebijakan formularium, kebijakan obat, dan alokasi sumber daya farmasi. American Diabetes Association (ADA) menyebutkan jumlah pasien DM yang tidak mencapai target terapi dengan monoterapi antidiabetika oral jumlahnya cukup banyak. Penggunaan akarbose atau metformin pada pasien NIDDM {Non Insulin Dependent Diabetes Mellitus) efektif digunakan sebagai kombinasi dengan sulfonilurea yang tidak terkendali dengan monoterapi sulfonilurea. Penelitian bertujuan untuk menganalisis efektivitas-biaya penggunaan kombinasi metformin-gliklazid dibandingkan akarbose-gliklazid pada pasien diabetes melitus tipe 2 rawat jalan di rumah sakit. Penelitian menggunakan rancangan cross sectional dengan metode deskriptif non-eksperimental. Kriteria inklusi subyek penelitian adalah pasien DM tipe 2 rawat jalan di RS, yang telah menggunakan minimal tiga bulan terapi kombinasi metformin-gliklazid atau akarbose-gliklazid. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik accidental sampling selama 1 bulan. Subyek penelitian yang menggunakan kombinasi metformin-gliklazid dan akarbose-gliklazid masing-masing berjumlah 50 dan 27 pasien. Evaluasi ekonomi dilakukan dengan metode cost effectiveness analysis (CEA) dengan menggunakan Average Cost Effectiveness Ratio (ACER) dan analisis sensitivitas. Efektivitas diukur menggunakan persentase kadar glukosa darah puasa (GDP) dan glukosa darah post prandial (GDPP) yang mencapai target terapi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kelompok metformin-gliklazid dapat mencapai target terapi lebih besar dibandingkan akarbose-gliklazid. Menggunakan perspektif rumah sakit, jumlah biaya medik langsung pasien DM tipe 2 rawat jalan untuk kelompok metformin-gliklazid dan akarbose-gliklazid masing-masing sebesar  Rp90.878,84 ± 65.246,5 dan Rp217.309,73 ± 87.198,66. Simpulan penelitian adalah pasien rawat jalan rumah sakit dengan diabetes melitus type 2 menunjukkan penggunaan kombinasi metformin-gliklazid lebih cost-effective dibandingkan akarbose-gliklazid.
MODEL LOYALITAS PELANGGAN BERBASIS REPUTASI MEREK DAN KEPUASAN TERHADAP PRODUK FARMASI DI APOTEK KOTA MEDAN, SUMATERA UTARA Aji Tetuko; Diesty Anita Nugraheni
Media Farmasi: Jurnal Ilmu Farmasi Vol 18, No 1: Maret 2021
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (303.308 KB) | DOI: 10.12928/mf.v18i1.18457

Abstract

Loyalitas pada pelanggan disebabkan oleh pengaruh kepuasan atau ketidakpuasan dengan merek tersebut yang terakumulasi secara terus-menerus.Selain itu, loyalitas mencerminkan komitmen psikologis terhadap merek tertentu. Perilaku pembelian ulang terhadap merek yang sama bisa dikarenakan memang hanya satu-satunya merek yang tersedia, termurah, atau sebab lainnya. Penelitian bertujuan untuk menguji model pengaruh reputasi merek dan kepuasan pelanggan terhadap loyalitas pelanggan. Penelitian mengikuti rancangan penelitian survei non-experimental pada apotek-apotek di kota Medan. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik purposive sampling. Sampel yang diambil dibatasi waktu pengambilan sampel yaitu bulan Januari-Desember 2012. Subyek penelitian yaitu pelanggan yang memiliki wewenang dalam melakukan pembelian di apotek, paling sedikit sekali setiap bulannya dalam selang waktu antara bulan Januari-Desember 2012 melalui PBF X Medan. Analisis data menggunakan uji regresi linier berganda. Sampel yang digunakan berjumlah 98 responden dengan mayoritas adalah wanita, usia 31-40 tahun, pekerjaan asisten apoteker, dan berpendidikan tamat SMA. Hasil analisis regresi berganda pada variabel reputasi merek dan kepuasan pelanggan mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan masing-masing sebesar 0,32 dan 0,24 terhadap loyalitas pelanggan produk "X" pada apotek di kota Medan. Model persamaan regresi yang dihasilkan yaitu Y = 11,318 + 0,32 X1 + 0,243 X2. Maknanya adalah Y = loyalitas pelanggan; X1= reputasi merek; dan X2= kepuasan pelanggan. Kesimpulannya adalah reputasi merek dan kepuasan pelanggan secara bersama-sama mempunyai pengaruh yang signifikan sebesar 18,4% terhadap loyalitas pelanggan produk "X" pada apotek di kota Medan.
POLA PENGGUNAAN DAN PERSEDIAAN ANALGETIK DI PUSKESMAS DEPOK II DAN PUSKESMAS CANGKRINGAN KABUPATEN SLEMAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA Aji Tetuko
Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan Vol 6, No 2 (2015): JURNAL ILMU KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
Publisher : Universitas Muhammadiyah Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Obat golongan analgetik-antiinflamasi non steroid (AINS) merupakan obat yang paling banyak diresepkan dan umum digunakan untuk terapi nyeri, demam, dan proses peradangan. Penggunaan obat di pusat pelayanan kesehatan cenderung berlebih, penyebab utama tingginya penggunaan obat di pelayanan kesehatan adalah keterbatasan pengetahuan petugas profesional kesehatan mengenai bukti-bukti ilmiah terkini serta keyakinan dan perilaku pasien sangat berperan dalam penetapan jenis obat yang diberikan. Puskesmas merupakan salah satu pusat pelayanan kesehatan dasar dalam sistem pelayanan kesehatan di Indonesia. Pelayanan kefarmasian di Puskesmas merupakan salah satu komponen penting dalam pelayanan kesehatan. Perlu dilakukan penelitian tentang pola penggunaan dan persediaan analgetik di Puskesmas untuk dapat meningkatkan mutu pelayanan dan pengelolaan obat di fasilitas kesehatan seperti di Puskesmas, terutama untuk obat-obatan analgetik yang pemakaiannya terus meningkat dari waktu ke waktu. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pola penggunaan dan persediaan analgetik di Puskesmas Depok II dan Puskesmas Cangkringan Kabupaten Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta.Penelitian ini dilakukan mengikuti rancangan penelitian survei yang bersifat deskriptif dengan pengumpulan data secara retrospektif di Puskesmas Depok II dan Puskesmas Cangkringan untuk mengetahui pola penggunaan dan persediaan analgetik di kedua Puskesmas.Hasil penelitian menunjukkan, pola penggunaan yang meliputi konsumsi dan nilai pemakaian analgetik lebih besar di Puskesmas Depok II, sedangkan penyakit, obat lain dan aturan pakai lebih bervariasi di Puskesmas Cangkringan, kemudian untuk persediaan analgetik hasilnya adalah mencukupi baik di Puskesmas Depok II maupun Puskesmas Cangkringan
PENGEMBANGAN WIRAUSAHA MUDA DI MAGUWO, BANGUNTAPAN, BANTUL MELALUI PELATIHAN PEMBUATAN SABUN CUCI PIRING Mega Karina Putri; Aji Tetuko
Jurnal Bakti untuk Negeri Vol 2 No 2 (2022): JBN
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan ISFI Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (89.105 KB)

Abstract

The knowledge of the community, especially yaoung people who are not yet qualified for chemicals and how process the, has closed business opportunitiesin Maguwo, Banguntapan, bantul. One of product that is easy to process, useful and needed for routine household is dish soap. Thi service aims to provide knowledge and sklills in processing chemicals through training activities in making dishwashing soap and morivating young people to be interested in having a career as entrepreneurs. Service activities are carried out with the trainingmethod that begins a pretest, providing a brief explanation regarding the formula and the function of the ingredients in the formula, manufacturing practice, and evaluation. The dish soap formula used is texapon, NaCl, sodium sulfate, antibacterial agent, lemon fragrance, green dye, and water. Thirty liters of dish soap made during the event. Traning evaluation is carried out to determine the success of the activity. The result is an increased in participants’ knowledge of 55%. Training activities as a from of community service helped participants in understanding and applying of the ingredients and knowing the functions of the ingredients in the dish soap formula
PEMANFAATAN LIMBAH PRODUKSI KITOSAN BERBAHAN DASAR LIMBAH HASIL LAUT UNTUK PAKAN TERNAK BERKUALITAS Aji Tetuko; Tiyas Putri N; Warlan Sugiyo
IJF (Indonesia Jurnal Farmasi) Vol 1, No 1 (2016): Indonesia Jurnal Farmasi
Publisher : Universitas Muhammadiyah Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26751/ijf.v1i1.100

Abstract

Pada penelitian ini akan dikaji limbah deproteinasi dan demineralisasi untuk diukur kadar protein dan mineral (Ca, Mg), yang pada penelitian lanjutan hasil proses pengolahan limbah kedua proses ini dimanfaatkan sebagai campuran pakan ternak.Persiapan udang dipisahkan daging dengan cangkangnya. Pembuatan kitosan dilakukan dengan metode Hong K.No (1989). Serbuk cangkang 50 mesh diberi perlakuan deproteinasi, dengan cara diinteraksikan dengan larutan NaOH  3,5% dengan perbandingan 1:10 (gram/ml) selama 2 jam pada suhu 650 C. Demineralisasi dilakukan dengan cara menginteraksikan dengan larutan HCl 1M dengan perbandingan volume 1:15 (gram /ml). Setelah dingin, disaring dan dicuci dengan akuades sampai netral. Residu yang sudah netral dikeringkan dalam oven pada suhu 600C selama 4 jam sehingga diperoleh kitosan yang diperoleh diidentifikasi gugus fungsionalnya dengan menggunakan Spektrofotometer IR. Penyisihan limbah, Penentuan kadar N total pada kitin dan kitosan serta limbah proses kitosan, Penentuan kadar mineral Ca dan Mg dalam limbah menggunakan AAS, Identifikasi gugus fungsional dengan menggunakan spektrofotometer IR.Secara umum dapat dikatakan bahwa dalam cangkang udang, limbah proses deproteinasi, limbah proses demineralisasi serta limbah proses deasetilasi   masih banyak mengandung protein dan mineral yang dapat digunakan sebagai campuran pakan ternak. Berdasarkan hasil uji protein dan mineral yang terdapat pada tabel 3 dan 4 maka dapat dilihat bahwa limbah proses deproteinasi dan proses demineralisasi memenuhi syarat sesuai dengan SNI  3148.3-2009 yaitu mempunyai kandungan protein min 30% meskipun kandungan Ca masih jauh dari yang dipersyaratkan yaitu 9,0 – 12,0%. Dari kurva dapat dilihat bahwa dengan bertambahnya campuran limbah demineralisasi dan deproteinasi diikuti dengan bertambahnya kenaikan berat badan yang signifikan.
SINTESIS KOMPOSIT KITOSAN : SILIKA DAN APLIKASINYA SEBAGAI ADSORBEN ZAT WARNA TEKSTIL Aji Tetuko; Rika Murharyanti; Warlan Sugiyo
IJF (Indonesia Jurnal Farmasi) Vol 1, No 1 (2016): Indonesia Jurnal Farmasi
Publisher : Universitas Muhammadiyah Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26751/ijf.v1i1.101

Abstract

Struktur pori membran komposit dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain konsentrasi polimer, bahan pembentuk dinding yang sengaja ditambahkan untuk memperbaiki sifat mekanik membran. Pembuatan kitosan :  Sebanyak 50 gram kitin ditambahkan dengan 500 mL NaOH 50% dalam wadah dan diaduk sambil dipanaskan 1000C selama 30 menit. Kitosan yang dihasilkan diseragamkan ukurannya sampai 100 mesh. Komposit kitosan yang dihasilkan disimpan dalam desikator. Karakterisasi morfologi komposit kitosan :  pengukuran fluks air,  pengukuran koefesien rejeksi, pengukuran diameter pori membran, struktur mikroskopi membran kitosan yang didasarkan pada hasil uji kualitatif menggunakan Spektroskopi IR dan SEM. Karakterisasi morfologi komposit kitosan-silika :  pengukuran fluks air,  pengukuran koefesien rejeksi, pengukuran diameter pori membran, struktur mikroskopi membran kitosan yang didasarkan pada hasil uji kualitatif menggunakan Spektroskopi IR dan SEM. Uji kapasitas adsorpsi dilakukan terhadap air yang mengandung zat warna tekstil Direct Blue 86. Karakterisasi kitin dan kitosan dikarakterisasi gugus aktifnya menggunakan Spektrofotometri Infra Merah (IR).  Analisis kualitatif dengan menggunakan spektroskopi infra merah dilakukan pada bilangan gelombang 4000-500 cm-1 menggunakan pellet KBr. Pengamatan dilakukan untuk mengetahui perubahan struktur yang terjadi setelah proses sintesis kitosan pada cangkang udang. Banyaknya protein yang terdapat dalam kitin dan kitosan dapat dilihat dari persen nitrogen. Penentuan kadar nitrogen dilakukan dengan metode kjeldahl melalui 3 tahap yaitu destruksi, destilasi, dan titrasi. Derajat deasetilasi kitin sebesar 67,64% dan derajat deasetilasi kitin sebesar 81,11 %. Pemutusan gugus asetil pada proses sintesis dikatakan baik karena perhitungan dengan metode base line pada spektra IR menghasilkan derajat deasetilasi kitosan yang tinggi. Sintesis membran kitosan yang dilakukan pada penelitian ini adalah dengan menggunakan teknik inverse fasa rendap endap. Hasil analisis morfologi menggunakan foto SEM, terlihat bahawa membrane yang disintesis dengan menggunakn kertas saring terlihat seratnya.
EDUKASI GERAKAN MASYARAKAT CERDAS MENGGUNAKAN OBAT (GEMA CERMAT) UNTUK MENINGKATKAN PENGETAHUAN SWAMEDIKASI Ari Simbara; Arina Zulfah Primananda; Aji Tetuko; Chaerani Noor Savitri
IJF (Indonesia Jurnal Farmasi) Vol 4, No 1 (2019): Indonesia Jurnal Farmasi
Publisher : Universitas Muhammadiyah Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26751/ijf.v4i1.797

Abstract

Berdasarkan  survey  Sosial  Ekonomi  Nasional  (SUSENAS)  menunjukkan  bahwa lebih dari 66% masyarakat melakukan pengobatan sendiri (swamedikasi). Data ini membuktikan  bahwa  sejumlah  besar  masyarakat  melakukan  swamedikasi,  untuk  itu  harus diimbangi dengan informasi yang memadai, sehingga tidak terjadi kesalahan. Melalui GEMA CERMAT diharapkan penggunaan obat secara rasional oleh masyarakat dapat tercapai,  meliputi ; pengetahuan komposisi, indikasi, dosis dan cara pakai, efek samping, kontra indikasi, dan tanggal kadaluarsa  obat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh edukasi GEMA CERMAT terhadap tingkat pengetahuan swamedikasi. Penelitian ini menggunakan desain penelitian pra-experimental one-group pretest-posttest dengan menggunakan pendekatan waktu Cross sectional. Analisis hasil menggunakan uji t-test  berpasangan. Analisis hasil penelitian, terjadi peningkatan pengetahuan swamedikasi dari data uji post test. Dengan uji t-test berpasangan diperoleh nilai signifikansi 0,000, yang menunjukkan adanya pengaruh edukasi GEMA CERMAT terhadap pengetahuan swamedikasi. Kesimpulan, edukasi GEMA CERMAT dapat meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang swamedikasi.
SKRINING AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL DAUN POHON BUAH TERHADAP PSEUDOMONAS AERUGINOSA Ria Etikasari; Aji Tetuko; Leily Hardianti Rosiana
IJF (Indonesia Jurnal Farmasi) Vol 3, No 1 (2018): Indonesia Jurnal Farmasi
Publisher : Universitas Muhammadiyah Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26751/ijf.v3i1.658

Abstract

Infeksi paru-paru kronis atau chronic lung infections (CCL) pada pasien penyakit paru obstruktif kronik (PPOK) termasuk dalam infeksi saluran pernafasan yang merupakan salah satu penyakit yang disebabkan oleh bakteri P. aeruginosa. Tingginya tingkat resistensi bakteri P. aeruginosa terhadap antibiotik menyebabkan menurunnya keefektifan terapi antibiotik pada pasien PPOK, dan menyebabkan semakin tingginya angka mortalitas serta morbiditas penyakit PPOK. Tujuan penelitian ini mengetahui aktivitas antibakteri ekstrak etanol 70% daun pohon buah yaitu sukun, kersen dan alpukat terhadap P. aeruginosa, serta ekstrak daun tanaman yang memiliki aktivitas antibakteri tertinggi terhadap P. aeruginosa. Daun tanaman diekstraksi menggunakan penyari etanol 70% dengan metode maserasi, selanjutnya diuji aktivitas antibakteri terhadap P. aeruginosa menggunakan metode difusi disk. Hasil uji t probabilitas 0,004 0,05 menunjukkan bahwa 3 ekstrak daun tanaman memiliki perbedaan yang tidak signifikan dengan kontrol positif, dapat disimpulkan bahwa daun sukun, daun kersen dan daun alpukat memiliki aktivitas antibakteri. Daun sukun (Artocarpus altilis) memiliki aktivitas antibakteri tertinggi dengan diameter zona hambat sebesar 16,50 ± 2,65mm dan kontrol positif 26.67 ± 3.06 mm.
ANALISA LAMANYA WAKTU PELAYANAN RESEP RACIKAN DI INSTALASI FARMASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT ISLAM KENDAL Endang Setyowati; Ria Etikasari; aji tetuko
IJF (Indonesia Jurnal Farmasi) Vol 2, No 1 (2017): Indonesia Jurnal Farmasi
Publisher : Universitas Muhammadiyah Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26751/ijf.v2i1.416

Abstract

AbstractHealth is basic necessity for society. This makes providers health services such as Kendal Islamic Hospital to improve quality service better. One aspect needs be improved is service aspect in pharmacy. Key factors need to be considered in patient service include: fast, precise and friendly service with guaranteed drug availability. Measurement of time something that must be done every period because it concerns excellent service and minimum service standards must be met. Analysis length of prescription time service in outpatient pharmacy installation at Kendal Islamic Hospital, adjusted minimum service standard by Kepmenkes RI No: 129 / Menkes / SK / II / 2008 on Minimum Hospital Service Standards.Research takes object of prescription concoction in outpatient pharmacy installation of Kendal Islamic Hospital. Variable is length of prescription time service required by pharmacist. Analyze data by taking 100 sheets prescription concoction, recording time from receiving prescription until it received by patient. Then average waiting time calculated, and averages calculated in percent.Results this study indicate average waiting time prescription concoction service is 23.22 minutes. Minimum waiting time at 7 minutes, maximum waiting time at 58 minutes. This study based on 100 pieces prescription concoction taken from Monday to Friday at rush hour between 14:00 to 20:00 WIB period January 2015.Keywords: Waiting time, prescription concoction, pharmacy installation AbstrakKesehatan merupakan kebutuhan pokok bagi masyarakat. Hal ini menjadikan penyedia jasa pelayanan kesehatan seperti Rumah Sakit Islam Kendal untuk meningkatkan kualitas pelayanan yang lebih baik. Salah satu aspek yang perlu ditingkatkan adalah aspek pelayanan di bidang farmasi. Faktor kunci yang perlu diperhatikan dalam pelayanan pada pasien meliputi : pelayanan yang cepat, tepat dan ramah disertai jaminan tersedianya obat. Pengukuran waktu merupakan hal yang harus dilakukan setiap periode karena menyangkut pelayanan prima dan standar pelayanan minimal yang harus terpenuhi. Analisa lamanya waktu pelayanan resep di instalasi farmasi rawat jalan di Rumah Sakit Islam Kendal, disesuaikan dengan standar pelayanan minimal yang ditetapkan oleh Kepmenkes RI No : 129/ Menkes/ SK/ II/ 2008 tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit, khususnya waktu tunggu resep racikan.Penelitian ini mengambil obyek resep racikan di instalasi farmasi rawat jalan Rumah Sakit Islam Kendal. Variabel dari penelitian ini adalah lamanya waktu pelayanan resep racikan yang diperlukan seorang petugas farmasi. Analisa data dengan cara mengambil 100 lembar resep racikan dengan mencatat waktu dari menerima resep sampai dengan diterima oleh pasien. Kemudian dihitung lamanya waktu tunggu rata-rata, dari rata-rata tersebut dihitung  dalam presentasi.Hasil penelitian menunjukkan rata-rata waktu tunggu resep racikan 23,22 menit. Waktu tunggu minimal 7 menit, waktu tunggu maksimal 58 menit. Penelitian ini berdasarkan 100 lembar resep racikan yang diambil dari Senin sampai Jum’at pada jam sibuk antara 14.00 – 20.00 WIB periode Januari 2015.Kata Kunci: Waktu tunggu, resep racikan, instalasi farmasi