Media sosial telah menjadi ruang arsip digital yang aktif dalam merekam narasi kolektif masyarakat selama peristiwa bencana alam. Penelitian ini bertujuan merekonstruksi narasi bencana alam melalui pendekatan arkeologi ingatan kolektif digital, dengan menganalisis unggahan publik dari platform seperti Twitter dan Instagram. Metode penelitian menggunakan pendekatan kualitatif eksploratif dengan teknik analisis isi dan arkeologi pengetahuan terhadap data unggahan selama tiga bencana besar di Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan empat pola narasi utama: trauma, solidaritas, kemarahan terhadap pemerintah, dan informasi evakuasi. Pola-pola ini membentuk struktur memori digital yang dinamis, emosional, dan bersifat partisipatif. Narasi digital tidak hanya menjadi jejak informasi, tetapi juga artefak sosial yang menyuarakan pengalaman kolektif, konflik wacana, dan dinamika waktu. Implikasi praktis dari temuan ini menegaskan perlunya sistem pengarsipan digital yang inklusif dan kolaboratif untuk mendukung dokumentasi kebencanaan yang lebih reflektif.