Wedi Samsudi
Unknown Affiliation

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Menakar Moderatisme antar Umat Beragama di Desa Wisata Kebangsaan Hosaini; Wedi Samsudi
Edukais : Jurnal Pemikiran Keislaman Vol. 4 No. 1 (2020): Juli
Publisher : Fakultas Agama Islam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Moderasi dalam beragama berarti percaya diri dengan esensi ajaran Agama yang di peluknya, yang mengajarkan prinsip adil dan berimbang, tetapi berbagi kebenaran sejauh menyangkut tafsir beragama. Karakter Moderasi beragama Menescayakan adanya keterbukaan, penerimaan, dan Kerjasama dari masing-masing kelompok yang berbeda. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dengan jenis study fenomenologi. Dikatakan kualitatif karena memiliki ciri-ciri sebagai berikut;Latar alamiah, manusia sebagai instrumen, metode kualitatif, analisis data induktif, teori dari dasar, deskriptif, lebih mementingkan proses dan hasil. Moderatisme diterapkan terhadap masyarakat daerah 3 T Desa Wonorejo kabupaten Situbondo untuk mengatisipasi terjadinya kontradiksi dan ektrimesmisasi ideologi masyarakat yang akan cenderung menuai tindakan radikal, yang dilakukan masyarakat mayoritas kepada masyarakat minoritas atau sebaliknya. Upaya membentuk karakter masyarakat mayoritas islam di Desa wonorejo agar memiliki sifat/karakter tolerasi saling hormat-menghormati antar umat beragama. Membangun kekompakan dan kebersamaan.
Menakar Moderatisme antar Umat Beragama di Desa Wisata Kebangsaan Hosaini Hosaini; Wedi Samsudi
Edukais : Jurnal Pemikiran Keislaman Vol. 4 No. 1 (2020): Nilai-Nilai Pendidikan Islam
Publisher : Kependidikan Islam Fakultas Agama Islam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36835/edukais.2020.4.1.1-10

Abstract

Moderasi dalam beragama berarti percaya diri dengan esensi ajaran Agama yang di peluknya, yang mengajarkan prinsip adil dan berimbang, tetapi berbagi kebenaran sejauh menyangkut tafsir beragama. Karakter Moderasi beragama Menescayakan adanya keterbukaan, penerimaan, dan Kerjasama dari masing-masing kelompok yang berbeda. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dengan jenis study fenomenologi. Dikatakan kualitatif karena memiliki ciri-ciri sebagai berikut;Latar alamiah, manusia sebagai instrumen, metode kualitatif, analisis data induktif, teori dari dasar, deskriptif, lebih mementingkan proses dan hasil. Moderatisme diterapkan terhadap masyarakat daerah 3 T Desa Wonorejo kabupaten Situbondo untuk mengatisipasi terjadinya kontradiksi dan ektrimesmisasi ideologi masyarakat yang akan cenderung menuai tindakan radikal, yang dilakukan masyarakat mayoritas kepada masyarakat minoritas atau sebaliknya. Upaya membentuk karakter masyarakat mayoritas islam di Desa wonorejo agar memiliki sifat/karakter tolerasi saling hormat-menghormati antar umat beragama. Membangun kekompakan dan kebersamaan.
Moderasi Beragama dalam Islam Harahap, Elly Warnisyah; Sufriyansyah; Wedi Samsudi
Edukais : Jurnal Pemikiran Keislaman Vol. 7 No. 2 (2023): 7 Nomor 2 Desember 2023
Publisher : Kependidikan Islam Fakultas Agama Islam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Indonesia is a country that has cultural, ethnic and religious diversity. In such a multi-dimensional society, tensions and conflicts often occur between ethnic, religious, racial and cultural groups (SARA) which have an impact on the harmony of life. This research aims to see how the concept and practice of religious moderation from an Islamic perspective can be applied in a pluralistic Indonesian society. This type of research is qualitative research using the literature review method. The conclusion of this study is that an attitude of religious moderation takes the form of recognizing the existence of other parties, having a tolerant attitude, respecting differences of opinion and not imposing personal will. In Islam, the values ​​of religious moderation are known as the concept of tawasuth (moderation), which includes several pillars, namely tasamuh (tolerance), tawazun (balance) and i'tidal (justice and equality). Alquran reminds Muslims not to overdo their religion or be extreme (ghuluw).
Integrating Pesantren Heritage into Higher Education: A Cross-Case Study of Curriculum Design and Development at Ma’had Aly Sukorejo and Tebuireng Maktumah, Luluk; Ni Wayan Suarniati; Wedi Samsudi; Salman Al Farisi
Mimbar Agama Budaya Vol. 42 No. 2 (2025)
Publisher : Center for Research and Publication (PUSLITPEN), UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15408/mimbar.v42i2.47059

Abstract

This research aims to explore the implementation of curriculum design and the applied curriculum development model in two Ma’had Aly institutions. Grounded in the theories of Allan C. Ornstein, Francis P. Hunkins, Jhon P. Miller, Wayne Seller, Robert S. Zais, and Richard A. Gorton, this study adopts a multi-case qualitative approach. Data were obtained through participant observation, in-depth interviews, and document analysis, and then processed using three stages: data reduction, data display, and conclusion drawing. The findings reveal two major contributions. First, the curriculum design integrates four models: subject-centered, learner-centered, problem-centered, and book-centered design. The inclusion of the book-centered model offers a critical addition to Ornstein and Hunkins' framework. Second, the curriculum development process reflects a hybrid between administrative and grassroots models, supported by four orientations: transmission, transaction, transformation, and transcendence. The transcendence orientation, overlooked by Miller and Seller, emerges as a distinctive value in pesantren education, emphasizing spiritual depth. These findings imply theoretical refinements, extending and correcting earlier models by incorporating pesantren-specific values. Thus, this study contributes significantly to the discourse on Islamic higher education by providing a contextualized and integrative curriculum framework that balances traditional pesantren heritage with contemporary educational paradigms.