Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Isolation and Identification of Indigenous Cellulolytic Bacteria from Sago Pith Waste at Palopo, South Sulawesi, Indonesia Mamluatul Faizah; Tri Ardyati; Suharjono Suharjono
The Journal of Experimental Life Science Vol. 10 No. 2 (2020)
Publisher : Postgraduate School, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jels.2020.010.02.09

Abstract

Palopo, South Sulawesi, is one of the traditional industrial centers of sago processing. The accumulation of sago pith waste around industrial sites can pollute the environment. Some microorganisms can degrade the cellulose in sago pith waste. This study was aimed to evaluate the indigenous cellulolytic bacteria from sago pith waste as a biodegradation agent. Bacteria were isolated from sago pith waste and grown on a 1% Carboxyl methyl cellulose (CMC) agar medium. The cellulolytic activity was analyzed semiquantitatively using 1% Congo red and quantitatively using the 3,5-Dinitrosalicylic Acid (DNS) method at pH variations of 4, 5, and 6. The potential isolate was identified based on 16S rDNA sequence similarity. This study obtained 21 bacterial isolates where six isolates were A1D, A1E, A1I, A1K, A2A, and B1A had the highest cellulolytic index at 0.82 - 1.13. Among those six isolates, the A1E isolate had the highest cellulolytic activity, 0.54 U.mL-1 at pH 6. The isolate A1E was identified as Burkholderia cepacia JCM 2799 with 99.73% similarity of 16S rDNA sequence. Keywords: Burkholderia cepacia, cellulolytic bacteria, cellulase enzyme, sago waste.
Karakteristik dan Potensi Bakteri Rhizosfer Penghasil Indole Acetic Acid yang Berasosiasi dengan Tanaman Kopi (Coffea spp.) Yuliatin, Ervinda; Faizah, Mamluatul
Jurnal Pro-Life Vol. 10 No. 2 (2023): Juli
Publisher : Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33541/jpvol6Iss2pp102

Abstract

Coffee (Coffea spp.) consumption increased faster than five years ago. However, coffee production availability declined due to the limited field, soil nutrient deficiency, and chemical fertilizer. The aimed research was to obtain a bacteria-producing IAA hormone isolate and to evaluate its density and diversity in improving soil quality and fertility for coffee growth. The rhizosphere soil samples were collected around the coffee plantation in UBF at Sumberwangi, Malang. The sample was isolated using serial dilution on 0.85% NaCl and spread on a Tryptic soy agar medium. The result revealed that the total number of bacteria-producing IAA was 36 isolates, and two isolates (TAS1.2 and TAS 2.6) had higher IAA hormone production at 60 ppm. The selected bacteria can be optimized for a candidate of bacteria-based fertilizer coffee production. Keywords: IAA, density, diversity index, PGPR
EFEKTIVITAS EKSTRAK KULIT JERUK SIAM (CITRUS NOBILIS) DAN EKSTRAK KULIT JERUK PURUT (CITRUS HYSTRIX) TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI STAPHYLOCOCCUS AUREUS Mega, Brunika; Najib, Ainun; Faizah, Mamluatul
Jurnal Insan Cendekia Vol 11 No 2 (2024): Jurnal Insan Cendekia
Publisher : STIKES Insan Cendekia Medika Jombang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35874/jic.v11i2.1382

Abstract

Pendahuluan: Ekstrak kulit jeruk siam (Citrus nobilis) dan Ekstrak kulit jeruk siam (Citrus hystris) mengandung beberapa senyawa fitokimia seperti tannin, flavonoid, dan saponin memiliki kemampuan untuk menghambat perkembangan bakteri. Tujuan: Studi ini bertujuan menguji ekstrak kulit jeruk siam (Citrus nobilis) dan ekstrak kulit jeruk purut (Citrus hystrix) yang paling bagus menghambat pertumbuhan Staphylococus aureus. Metode: Penelitian ini dilakukan dengan metode eksperimen laboratorium yang menggunakan desain acak lengkap. Berbagai konsentrasi ekstrak sebesar 40%, 60%, 80%, dan 100% digunakan sebagai perlakuan, dibandingkan dengan kontrol positif yang menggunakan chloramphenicol, serta kontrol negatif menggunakan aquades dengan 6 perlakuan. Metode yang digunakan adalah metode difusi cakram dengan melihat zona hambat yang terbentuk. Hasil: Hasil penelitian ini menunjukan bahwa pertumbuhan bakteri Staphylococus aureus menghasilkan zona hambat tertinggi pada ekstrak kulit jeruk siam dengan konsentrasi 100% yang memiliki rata rata diameter zona hambat sebesar 8 mm, sementara yang terendah pada konsentrasi 40% dengan rata rata diameter zona hambat sebesar 4 mm. Dan untuk ekstrak kulit jeruk purut menunjukan zona hambat tertinggi pada konsentrasi 100% dengan rata rata diameter zona hambat sebesar 16 mm, sedangkan yang terendah pada konsentrasi 40% yang memiliki rata rata diamter zona hambat sebesar 14 mm. Dan uji yang telah dilakukan yaitu uji Duncan bahwa setiap konsentrasi berbeda secara signifikan (nyata). Kesimpulan: Kesimpulan dari kedua ekstrak yaitu ekstrak kulit jeruk siam dan purut pada konsentrasi 100% lebih mampu menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococus aureus. Ekstrak kulit jeruk purut lebih efektif dibandingkan dengan ekstrak kulit jeruk siam
Edukasi Kesehatan Tentang Penyakit Scabies dan Personal Hygiene pada Santri Putra Pondok Pesantren Safinatul Huda Banyuwangi Qomariyah, Ani; Kawitantri, Orchidara Herning; Faizah, Mamluatul
Dharma: Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 2 No. 2 (2022): Juni
Publisher : LPPPM STAI Darul Hikmah Bangkalan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35309/dharma.v2i2.21

Abstract

Penyakit scabies atau kudis merupakan penyakit menular dengan rasa gatal di kulit akibat adanya tungau Sarcoptes scabiei yang menggali ke dalam kulit. Penyakit ini dapat menular melalui tidur bersama, kontak langsung, bermain bersama, penggunaan alat tidur bersama, penggunaan alat mandi dan alat makan bersama. Penyakit scabies timbul juga disebabkan oleh rendahnya tingkat pemahaman santri terhadap penyakit scabies serta kurangnya kesadaran akan kebersihan diri, serta faktor yang dominan yaitu kehidupan bersama dengan kontak langsung dengan santri yang sudah terinfeksi scabies. Kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat ini dilaksanakan pada bulan Mei 2022 dalam tiga tahap yaitu persiapan, pelaksanan, serta evaluasi. Personal Hygiene yang dimiliki oleh santri putra Pondok Pesantren Safinatul Huda Banyuwangi sebagian besar adalah tidak baik, yang terlihat dari aspek kebersihan handuk dan tempat tidur. Penyakit scabies sebagian besar pernah dialami oleh santri putra. Terdapat hubungan yang erat antara personal hygene santri dengan pengalaman penyakit scabies santri. Oleh karena itu, penerapan perilaku hidup bersih dan sehat harus terus dilaksanakan.