Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

GAMBARAN PERSEPSI PASIEN USIA 19-24 TAHUN TENTANG PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI TERHADAP IMPLEMENTASI PELAYANAN KESEHATAN SELAMA MASA PANDEMIK COVID-19 DI KOTA TANGERANG SELATAN TAHUN 2020 AYU, GLADIS; MUSTAKIM, MUSTAKIM; HANDARI, TRI; ARIASIH, ARUM
Journal of Nursing and Public Health Vol 8 No 2 (2020)
Publisher : UNIVED Press, Universitas Dehasen Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37676/jnph.v8i2.1178

Abstract

Coronavirus disease 2019 (COVID-19) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh jenis corona virus yang baru ditemukan. Dapat menyebabkan kematian. Kasus COVID diseluruh dunia hingga tanggal 5 Mei 2020 mencapai 3.517.345 kasus dengan kematian mencapai 243.401 jiwa. Implementasi pelayanan kesehatan selama masa pandemik COVID-19 harus diperhatikan agar tidak terjadi penularan COVID-19 di pelayanan kesehatan. Pengendalian bahaya transmisi COVID-19 di pelayanan kesehatan dengan menerapkan beberapa hirarki pengendalian bahaya, yaitu pengendalian teknis, pengendalian administratif dan alat pelindung diri. Metode Penelitian ini adalah kuantitatif dengan desain penelitian cross sectional dengan jumlah responden dalam penelitian yaitu 97 sampel. Metode pengambilan data menggunakan kuesioner melalui sebaran angket dalam bentuk google form. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa 48,5% responden memiliki persepsi bahwa implementasi pengendalian teknis di pelayanan kesehatan kurang sesuai, sebagaian besar yaitu 55,7% memiliki persepsi bahwa implementasi pengendalian administratif dan alat pelindung diri di pelayanan kesehatan sudah sesuai. Kesimpulan dari hasil penelitian ini bahwa responden yang memiliki persepsi bahwa implementasi pengendalian teknis dipelayanan kesehatan kurang sesuai dan sebagian besar yang memiliki persepsi bahwa implementasi pengendalian administratif dan alat pelindung diri di pelayanan kesehatan sudah sesuai. Selain itu, saran bagi pelayanan kesehatan diharapkan dapat melaksanakan program pencegahan dan pengendalian infeksi secara konsisten sesuai dengan pedoman dan melakukan kontrol secara rutin.
Stigma di Kalangan Tenaga Kesehatan Terhadap Orang Dengan Gangguan Jiwa Ariasih, Arum; Maulina Zjubaidi, Aisyah
J-Mestahat Vol 5 No 1 (2025): Jurnal Semesta Sehat (J-Mestahat)
Publisher : Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia Kota Tangerang Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58185/j-mestahat.v5i1.149

Abstract

Stigma terhadap Orang dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) dapat menghambat akses layanan kesehatan, kualitas perawatan, dan proses pemulihan. Penelitian ini mengevaluasi stigma di kalangan tenaga kesehatan serta menganalisis faktor sosiodemografi dan profesional yang mempengaruhi stigma tersebut. Penelitian ini menggunakan desain kuantitatif deskriptif dengan pendekatan cross-sectional, data dikumpulkan pada Oktober 2024 dari 62 tenaga kesehatan di Puskesmas dan Dinas Kesehatan di Kota Tangerang dan Kota Tangerang Selatan. Instrumen yang digunakan adalah CAMI-12, dengan analisis distribusi frekuensi, uji Independent T-test, dan ANOVA. Mayoritas responden adalah perempuan (75,8%), berusia <37 tahun (51,6%), perawat (50,0%), dan telah bekerja lebih dari 10 tahun (58,1%). Skor rata-rata CAMI-12 adalah 28,87 (SD=4,67). Hasil analisis menunjukkan bahwa jenis kelamin dan profesi berhubungan signifikan dengan stigma dan faktor pengecualian (p<0,05). Namun, usia, pendidikan, status pernikahan, lama bekerja, dan pengalaman menangani program kesehatan jiwa tidak menunjukkan hubungan signifikan. Stigma masih ditemukan di kalangan tenaga kesehatan, terutama berdasarkan jenis kelamin dan profesi, sehingga diperlukan pelatihan khusus untuk menguranginya. Penelitian lebih lanjut perlu dilakukan untuk mengidentifikasi faktor lain yang mempengaruhi stigma dan efektivitas strategi pengurangannya dalam layanan kesehatan di Indonesia. gannya dalam layanan kesehatan di Indonesia.
Menelusuri Spektrum Kesehatan Jiwa Positif di Kalangan Dewasa Awal Zjubaidi, Aisyah Maulina; Ariasih, Arum
J-Mestahat Vol 5 No 2 (2025): Jurnal Semesta Sehat (J-Mestahat)
Publisher : Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia Kota Tangerang Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Paradigma kesehatan jiwa mengalami pergeseran dari berfokus penyakit/gangguan jiwa (model patogenik) menuju model kesehatan jiwa positif (model salutogenik) yang menekankan pada kesejahteraan dan fungsi optimal. Penelitian menggunakan desain kuantitatif potong lintang dengan convenience sampling. Kriteria inklusi adalah responden berusia 18-40 tahun dan bersedia mengisi kuesioner. Data dikumpulkan pada bulan September 2024 melalui kuesioner daring mencakup instrumen Mental Health Continuum-Short Form (MHC-SF) versi Indonesia dan data sosio-demografi. Partisipan berjumlah 191 orang dari wilayah Jakarta, Bogor dan Tangerang. Ditemukan 55,5% responden dalam kategori flourishing, 40,3% moderate, dan 4,2% languishing. Uji Chi-Square menunjukkan hubungan bermakna antara tingkat pendidikan dengan kategori status kesehatan jiwa (p<0,001). Secara signifikan laki-laki memiliki skor Social Well being yang lebih tinggi; individu yang menikah menunjukkan skor total MHC-SF, Emotional Wellbeing dan Social Wellbeing yang lebih tinggi. Terdapat perbedaan skor Emotional Wellbeing yang signifikan pada tingkat pendidikan. Temuan ini berimplikasi pentingnya kebijakan kesehatan jiwa pada peningkatan akses dan kualitas pendidikan serta program/intervensi dukungan emosional untuk individu yang belum menikah dan intervensi untuk mengoptimalkan dimensi kesejahteraan sosial yang berperspektif gender.