Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

TEACHING ENGLISH WITH SPEAKING FOR TOURISM MODULE (STM) BASED ON FOLKTALE IN LARIKE VILLAGE Nusi, Ahmad; Marantika, Meyke; Wuarlela, Mouren
TELL - US JOURNAL Vol 8, No 2 (2022): September 2022
Publisher : Universitas PGRI Sumatera Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (939.731 KB) | DOI: 10.22202/tus.2022.v8i2.6122

Abstract

English in vocational learning is given more attention to the English culture (source culture) rather than local culture (target culture). Furthermore, the demand of English speaking in tourism is increasing significantly and this leads to design a new of teaching material based on local culture. This study aims to design teaching material based on local culture known as folktale in Larike village, Ambon. Maluku. This study obviously used research and development (R&D) by following the ADDIE model (Analysis, Design, Development, Implementation and Evaluation). The first results obviously shown that destination and tourist information got the highest percentage (80%). Tradition was the next rank with percentage (65%) followed by shopping and sightseeing (36%). In addition, the language functions that they need the most is asking for and giving information with percentage (60,8%). Then, it also clearly obtained describing an object in the second rank with percentage (54,1%) and asking for and giving directions with percentage (45,2%). In the development stage, speaking for Tourism Module (STM) based on folktale were eligible based on the experts and students’ validation with average score of holistic Aiken index respectively 0,876 (valid) and 0.795 (valid). The second result of Speaking for Tourism Module (STM) based on folktale on small-scale implementation with scored 81.74% and large-scale trials obtained a score of 85%. In conclusion, based on the value obtained, Speaking for Tourism Module (STM) based on folktale was feasible (very valid) to be implemented to the students in Larike village.  
BENTUK DAN FUNGSI IMPLIKATUR PERCAKAPAN ANAK USIA 3—6 TAHUN Hiariej, Chrissanty; Wuarlela, Mouren
Arbitrer : Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Vol 6 No 1 (2024): Arbitrer : Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Publisher : Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Pattimura (Indonesia Language and Literature Education Department, The Faculty of Teacher's Training and Educational Sciences, University of Pattimura)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30598/arbitrervol6no1hlm1033-1048

Abstract

Implikatur percakapan merupakan bagian dari pertuturan yang digunakan untuk menyampaikan maksud penutur. Umumnya implikatur sering ditemukan dalam percakapan orang dewasa. Namun, setelah diteliti, implikatur juga dapat muncul dalam percakapan anak-anak. Anak-anak khususnya usia 3—6 tahun sudah memahami dan mengekspresikan perasaan, keinginan dan harapan mereka yang diperoleh dari keluarga, lingkungan, dan pendidikan. Penelitian ini bertujuan (1) mendeskripsikan bentuk implikatur percakapan bahasa Indonesia anak usia 3—6 tahun, (2) mendeskripsikan fungsi implikatur percakapan bahasa Indonesia anak usia 3—6 tahun. Penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif. Teknik yang dipakai dalam pangumpulan data implikatur percakapan anak usia 3—6 tahun di Ambon adalah teknik observasi, teknik pemancingan, teknik rekaman, dan teknik catatan lapangan. Penganalisisan data penelitian ini menggunakan metode padan alat penentu pragmatis. Prosedur penganalisisan data dilakukan melalui tiga alur kegiatan yang terjadi secara bersamaan untuk menjawab semua rumusan masalah penelitian ini yaitu reduksi data, penyajian data, dan verifikasi atau penyimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa implikatur percakapan anak usia 3—6 tahun muncul ketika anak bersama banyak orang, seperti berada dengan kumpulan teman-teman yang sebaya dan orang dewasa di sekitarnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pertama, bentuk implikatur percakapan anak usia 3—6 tahun terdiri atas tiga macam, yaitu implikatur percakapan umum, implikatur percakapan khusus, dan implikatur berskala. Kedua, berdasarkan hasil penelitian tentang fungsi implikatur percakapan khusus anak usia 3—6 tahun terdiri atas empat fungsi implikatur percakapan, antara lain fungsi kompetitif, fungsi menyenangkan, bekerja sama, dan bertentangan. Fungsi kompetitif terdiri atas memerintah dan meminta. Fungsi menyenangkan terdiri atas menawarkan, mengajak, dan menyapa. Fungsi bekerja sama yaitu melapor. Fungsi bertentangan terdiri atas mengancam, menuduh, menyumpahi, dan memarahi.
VARIASI METODE DAN MEDIA PEMBELAJARAN DARING UNTUK MENGAKOMODASI MODALITAS BELAJAR Wuarlela, Mouren
Arbitrer : Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Vol 2 No 2 (2020): Arbitrer : Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Publisher : Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Pattimura (Indonesia Language and Literature Education Department, The Faculty of Teacher's Training and Educational Sciences, University of Pattimura)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30598/arbitrervol2no2hlm261-272

Abstract

Pembelajaran pada dasarnya dibangun dari interaksi antarkomponen pembelajaran seperti pengajar, pemelajar, materi ajar, metode pembelajaran, media pembelajaran, dll. Suatu pembelajaran dikatakan berhasil jika pembelajaran tersebut efektif dan efisien, serta mencapai tujuan yang ditargetkan. Banyak faktor yang dapat mempengaruhi tercapainya pembelajaran yang efektif dan efisien. Faktor yang mendasar adalah rancangan pembelajaran. Dalam proses perancangan pembelajaran, pengajar diharapkan memiliki kemampuan dan keterampilan misalnya ketika menentukan metode dan media pembelajaran. Akan tetapi ada komponen mendasar yang mesti diperhatikan pengajar dalam merancang pembelajaran yakni modalitas belajar pemelajar. Jika pengajar memahami dengan baik modalitas belajar pemelajar, maka pemahaman tersebut akan mempermudah pengajar dalam merancang pembelajaran dalam hal ini menentukan metode dan media pembelajaran yang tepat dan bervariasi sehingga pembelajaran diharapkan tidak hanya berkualitas tetapi juga menarik dan tidak membosankan, serta dapat meningkatkan motivasi dan minat belajar pemelajar. Selain modalitas belajar, pengajar pun harus peka terhadap situasi dan kondisi pelaksanaan pembelajaran. Pada era industri 4.0 ini, pengajar diperhadapakan dengan tantangan yang sebenarnya bukan lagi menjadi tantangan yang baru yakni pembelajaran dalam jaringan (daring). Pembelajaran daring menjadi objek menarik yang dibahas di berbagai web seminar (webinar) maupun diskusi-diskusi. Realitas yang terjadi, banyak pengajar mengalami shock dan kebingungan karena harus memperbiasakan diri dengan pembelajaran daring akibat wabah Covid-19 yang mengharuskan belajar dari rumah. Dengan adanya tantangan tersebut, pengajar mesti lebih matang dalam merancang pembelajaran. Melalui tulisan ini, penulis ingin memberi gambaran rancangan pembelajaran daring dengan memanfaatkan pemahaman pengajar terhadap modalitas belajar dalam menentukan metode dan media pembelajaran yang tepat, menarik, dan bervariasi.
MODEL PEMBELAJARAN 5I+1W UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DALAM MENULIS TEKS CERITA PENDEK DI SMP (SUATU PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN) Wuarlela, Mouren
Arbitrer : Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Vol 4 No 2 (2022): Arbitrer : Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Publisher : Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Pattimura (Indonesia Language and Literature Education Department, The Faculty of Teacher's Training and Educational Sciences, University of Pattimura)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30598/arbitrervol4no2hlm663-674

Abstract

Keterampilan menulis memiliki peran penting dalam membangun keutuhan pembelajaran bahasa Indonesia. Untuk mengembangkan keterampilan menulis, khususnya menulis cerpen, peserta didik terlebih dulu harus mampu mengembangkan kemampuan berpikir kreatif. Namun, faktanya kemampuan berpikir kreatif peserta didik masih sangat rendah sehingga berdampak pada keterampilan menulis peserta didik yang juga tergolong rendah. Hal ini dikarenakan kurangnya dorongan dan motivasi yang termuat dalam proses pembelajaran. Pembelajaran yang bermakna dan menyenangkan melalui penerapan model-model pembelajaran masih belum terlaksana secara maksimal khususnya jika dihubungkan dengan Kurikulum 2013 yang berbasis saintifik (ilmiah). Oleh karena itu, model pembelajaran 5I+1W diharapkan dapat menjadi acuan untuk mempermudah guru merancang dan melaksanakan pembelajaran yang bermakna dan menyenangkan untuk mengembangkan keterampilan menulis teks cerpen dalam konteks pembelajaran berbasis saintifik.
PERTARUNGAN KATA DALAM SLOGAN POLITIK (KONTEKS PEMILIHAN KEPALA DAERAH DI MALUKU): SUATU KAJIAN ANALISIS WACANA KRITIS Pesiwarissa, Leonora F.; Hiariej, Chrissanty; Wuarlela, Mouren
Arbitrer : Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Vol 4 No 2 (2022): Arbitrer : Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Publisher : Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Pattimura (Indonesia Language and Literature Education Department, The Faculty of Teacher's Training and Educational Sciences, University of Pattimura)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30598/arbitrervol4no2hlm705-720

Abstract

Studi wacana sebagai bagian dari perkembangan ilmu linguistik yang berorientasi pada lingustik fungsional, membahas tentang bahasa dalam penggunaannya dan akan selalu terkait konteks. Melalui wacana, seseorang atau sekelompok masyarakat dapat diidentifikasi, bahkan ideologi, kepribadian, dan perilakunya dapat dikenali. Pada kenyataannya, wacana sering dimanfaatkan untuk kepentingan kekuasaan, salah satunya wacana politik. Wacana politik tidak terlepas dari stuktur-stuktur lingual yang menyusunnya. Melalui aspek kebahasaan itulah wacana politik dideksripsikan dan dianalisis untuk mengungkap ideologi dan kekuasaan yang tersembunyi dibalik wacana politik tersebut. Untuk tujuan politik dalam konteks pemilihan kepala daerah, slogan dijadikan sebagai salah satu alat yang ampuh untuk menarik perhatian masyarakat hanya dengan ‗kata-kata‘ demi tujuan utama yakni kemenangan. Pemanfaatan slogan memungkinkan adanya pertarungan secara tidak langsung antarcalon pemimpin maupun antarpemilih. Salah satu bentuk pertarungan yang acapkali tidak disadari dan dipahami oleh masyarakat adalah pertarungan kata. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif deksriptif dengan jenis penelitian AWK. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah observasi dan wawancara. Analisis data penelitian dilakukan dengan menggunakan metode AWK Fairloucgh. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bentuk pertarungan kata dalam slogan sebagai bagian dari wacana politik pada ranah pemilihan kepala daerah Maluku merepresentasikan: (1) Ideologi paslon sebagai bentuk pemertahanan kekuasaan yang tampak pada struktur lingual akronim dari nama paslon, kalimat imperatif berisi ―promosi‖ sebagai pendukung dan penegasan. (2) Ideologi paslon sebagai bentuk perebutan kekuasaan yang tampak pada akronim dari nama paslon, katakata formal dan informal dengan simbol-simbol kedaerahan,dan rujukan pribadi. (3) Cara pandang pemilih terhadap paslon terkait sinergi janji dan realisasi yang merepresentasikan sikap, karakter, tindakan, serta kinerja paslon dalam memimpin.
STRUKTUR CERITA “BULU PAMALI” (Analisis Struktur dan Makna Cerita Naratif Levi-Strauss) Hiariej, Chrissanty; Wuarlela, Mouren
Arbitrer : Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Vol 5 No 1 (2023): Arbitrer : Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Publisher : Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Pattimura (Indonesia Language and Literature Education Department, The Faculty of Teacher's Training and Educational Sciences, University of Pattimura)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30598/arbitrervol5no1hlm835-844

Abstract

Cerita rakyat sebagai bagian dari sastra lisan berperan penting dalam memahami, mengenal dan melestarikan budaya. Cerita rakyat menjadi media budaya yang menggambarkan latar belakang sosial suatu daerah. Meskipun berperan penting, kenyataannya di negeri Latuhalat, Dusun Waimahu, cerita rakyat salah satunya mitos dengan judul Bulu Pamali tidak banyak diketahui oleh masyarakat pemiliknya, khususnya pemuda dan anak-anak. Oleh sebab itu pemaknaan terhadap tempat keramat yang diberi nama Bulu Pamali sebagai rujukan mitos Bulu Pamali di negeri Latuhalat hanya sebatas tempat keramat tanpa pemaknaan mendalam tentang asal usul tempat tersebut. Oleh sebab itu dilakukanlah analisis mitos Bulu Pamali dengan menggunakan teori struktur naratif oleh C. Levi Strauss yang menghubungkan setiap kata dengan bentuk atau susunan sosial masyarakat Latuhalat, menguraikan setiap kode yang ada, serta menyingkapkan amanatnya. Tujuan penulisan ini adalah untuk mendeskripsikan struktur cerita “Bulu Pamali”. Metode yang digunakan adalah teori struktur naratif oleh C. Levi Strauss untuk menganalisis mitos Bulu Pamali. Analisis yang dilakukan adalah analisis bentuk-bentuk kata yang tidak mengandung arti secara harafiah melainkan dihubungkan dengan bentuk atau susunan sosial masyarakat. Hasil Penulisan ini dikaji berdasarkan isi, Analisis Struktural dan Penafsiraan, dan wujud konflik batin sosial.
PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN KREATIF DAN INOVATIF UNTUK MENUMBUHKEMBANGKAN SIKAP POSITIF BAHASA MAHASISWA JURUSAN TEKNIK SIPIL, POLITEKNIK NEGERI AMBON Wuarlela, Mouren
Arbitrer : Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Vol 5 No 2 (2023): Arbitrer : Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Publisher : Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Pattimura (Indonesia Language and Literature Education Department, The Faculty of Teacher's Training and Educational Sciences, University of Pattimura)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30598/arbitrervol5no2hlm893-904

Abstract

Penguasaan, pemilihan, dan penggunaan bahasa di kalangan mahasiswa khususnya pada jurusan Teknik Sipil, Politeknik Negeri Ambon beragam yakni bahasa Indonesia, bahasa daerah, dan bahasa Inggris. Kebergaman bahasa menjadi identitas dan ciri khas masyarakat Indonesia. Akan tetapi keberagaman bahasa tersebut pun dapat berdampak pada sikap bahasa. Faktanya sikap bahasa mahasiswa belum sepenuhnya bersifat positif. Hal ini berdampak pada bergesernya kedudukan dan fungsi Bahasa Indonesia sebagai bahasa negara dan bahasa pengantar pendidikan. Oleh sebab itu dibutuhkan strategi dalam menumbuhkembangkan sikap bahasa mahasiswa. Salah satu strategi yang dapat digunakan dalam membentuk karakter mahasiswa khususnya sikap mahasiswa terhadap bahasa Indonesia adalah melalui pembelajaran yang kreatif dan inovatif. Melalui tulisan ini, penulis memaparkan rancangan Pembelajaran Student Center Learning (SCL), Penugasan Berbasis Proyek, dan Pembelajaran berbasis Blended-Learning. Produk akhir dari strategi ini dirancangkan berupa “Stiker dan bros berisi slogan bertema Menumbuhkembangkan Rasa Cinta Bahasa Indonesia” yang dapat disebarkan kepada mahasiswa dan masyarakat sebagai wujud rasa cinta mahasiswa terhadap bahasa Indonesia.
Dokumentasi Referensi Folklor Lisan di Negeri Rutong, Kecamatan Leitimur Selatan, Maluku Wuarlela, Mouren; Marantika, Meyke; Apalem, Delvia R.; Hiariej, Chrisanty
J-EDu: Journal - Erfolgreicher Deutschunterricht Vol 5 No 2 (2025): J-EDu: Journal - Erfolgreicher Deutschunterricht
Publisher : Universitas Pattimura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30598/J-EDu.5.2.84-94

Abstract

Verbal folklore reference documentation is one of the efforts to sustain and preserve oral folklore through the process of collecting, selecting, processing and storing in written descriptions. This study aims to describe the form and function of oral folklore in Negeri Rutong , South Leitimur District, Maluku. The research method used is a qualitative research method. The techniques used are observation and interview techniques to collect oral folklore data. The research results obtained include nicknames such as Talahattu Galoba; naming places such as Batu Minom Aer; traditional expressions such as ale makang isi, beta anana bone jua; traditional questions such as cigulu-cigulu satu, bu bale bu bale Bulan tabala, apakah itu?; Gandong Amalopu (Amakele Lopurisa) rhyme "Harutui Rutung"; folk tales such as the myth entitled Setang Galojo; and folk songs welcoming guests sung by Oyo. All of these oral folklore have a general function as an identity that strengthens the beliefs and culture of the people of Rutong country.