Claim Missing Document
Check
Articles

Found 21 Documents
Search

BENTUK DAN FUNGSI IMPLIKATUR PERCAKAPAN ANAK USIA 3—6 TAHUN Hiariej, Chrissanty; Wuarlela, Mouren
Arbitrer : Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Vol 6 No 1 (2024): Arbitrer : Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Publisher : Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Pattimura (Indonesia Language and Literature Education Department, The Faculty of Teacher's Training and Educational Sciences, University of Pattimura)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30598/arbitrervol6no1hlm1033-1048

Abstract

Implikatur percakapan merupakan bagian dari pertuturan yang digunakan untuk menyampaikan maksud penutur. Umumnya implikatur sering ditemukan dalam percakapan orang dewasa. Namun, setelah diteliti, implikatur juga dapat muncul dalam percakapan anak-anak. Anak-anak khususnya usia 3—6 tahun sudah memahami dan mengekspresikan perasaan, keinginan dan harapan mereka yang diperoleh dari keluarga, lingkungan, dan pendidikan. Penelitian ini bertujuan (1) mendeskripsikan bentuk implikatur percakapan bahasa Indonesia anak usia 3—6 tahun, (2) mendeskripsikan fungsi implikatur percakapan bahasa Indonesia anak usia 3—6 tahun. Penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif. Teknik yang dipakai dalam pangumpulan data implikatur percakapan anak usia 3—6 tahun di Ambon adalah teknik observasi, teknik pemancingan, teknik rekaman, dan teknik catatan lapangan. Penganalisisan data penelitian ini menggunakan metode padan alat penentu pragmatis. Prosedur penganalisisan data dilakukan melalui tiga alur kegiatan yang terjadi secara bersamaan untuk menjawab semua rumusan masalah penelitian ini yaitu reduksi data, penyajian data, dan verifikasi atau penyimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa implikatur percakapan anak usia 3—6 tahun muncul ketika anak bersama banyak orang, seperti berada dengan kumpulan teman-teman yang sebaya dan orang dewasa di sekitarnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pertama, bentuk implikatur percakapan anak usia 3—6 tahun terdiri atas tiga macam, yaitu implikatur percakapan umum, implikatur percakapan khusus, dan implikatur berskala. Kedua, berdasarkan hasil penelitian tentang fungsi implikatur percakapan khusus anak usia 3—6 tahun terdiri atas empat fungsi implikatur percakapan, antara lain fungsi kompetitif, fungsi menyenangkan, bekerja sama, dan bertentangan. Fungsi kompetitif terdiri atas memerintah dan meminta. Fungsi menyenangkan terdiri atas menawarkan, mengajak, dan menyapa. Fungsi bekerja sama yaitu melapor. Fungsi bertentangan terdiri atas mengancam, menuduh, menyumpahi, dan memarahi.
SIKAP APATIS TOKOH RACHEL DALAM NOVEL SAKURA DALAM PELUKAN KARYA AUNI FA (KAJIAN PSIKOANALISIS SIGMUND FREUD) Umamit, Julianti; Lewier, Mariana; Hiariej, Chrissanty
Arbitrer : Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Vol 6 No 1 (2024): Arbitrer : Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Publisher : Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Pattimura (Indonesia Language and Literature Education Department, The Faculty of Teacher's Training and Educational Sciences, University of Pattimura)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30598/arbitrervol6no1hlm1063-1076

Abstract

Karya sastra merupakan karya yang mengulas tentang permasalahan kehidupan yang bersifat imajinatif. Permasalahan yang sering terjadi pada kehidupan manusia seperti konflik antara manusia dengan manusia lainnya. Permasalahan tersebut dapat diungkapkan dalam salah satu jeniskarya sastra yaitu novel.Novel yang membahas salah satu konflik yang terjadi antara tokoh dengan tokoh lainnya adalah novel Indonesia yang dibicarakan dalam penelitian ini, yang berjudul Sakura dalam Pelukan karya Auni Fa.Novel Sakura dalam Pelukan karya Auni Fa menceritakan seorang anak yang bernama Rachel tinggal dan tumbuh di keluarga yang berada, namun ia memiliki sikap apatis terhadap Ayahnya dikarenakan Ayahnya sibuk bekerja dan jarang meluangkan waktu bersama keluarga. Konflik yang terjadi antara Rachel dengan Ayahnya menyebabkan Rachel memiliki kepribadian yang apatis terhadap Ayahnya. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan sikap apatis tokoh Rachel dalam novel Sakura dalam Pelukan karya Auni Fa dengan kajian psikoanalisis Sigmund Freud. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif deskriptif. Data dalam penelitian ini berupa kalimat langsung dan kalimat tak langsung yang merujuk pada sikap apatis tokoh Rachel, sedangkan sumber data yang digunakan ialah novel Sakura dalam Pelukan karya Auni Fa. Teknik pengumpulan data penelitian ini teknik kepustakaan. Langkah-langkah analisis dilakukan dengan tahapan: (1) Pengumpulan data, (2) Reduksi data, (3) Penyajian data, dan (4) Verifikasi atau penarikan kesimpulan. Hasil Penelitian ini adalah: (1) Sikap aptis tokoh Rachel dalam novel Sakura dalam Pelukan karya Auni Fa yang menunjukkan id dan ego. Aspek dari struktur kepribadian Sigmund Freud yang paling dominan pada tokoh Rachel adalah aspek ego, sedangkan superego tidak ada pada tokoh Rachel dalam novel Sakura dalam Pelukan. (2) Mekanisme pertahanan ego. Tokoh Rachel dalam menghadapi sikap apatisnya menggunakan mekanisme pertahanan ego yaitu penolakan, melawan diri sendiri, dan sublimasi.
PELATIHAN STRATEGI PEMBELAJARAN BERBASIS TEKS BAGI GURU MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA DI KEPULAUAN ARU Somelok, Grace; Pesiwarissa, Leonora Farilyn; Hiariej, Chrissanty; Latupapua, Falantino Eryk
Gaba-Gaba : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat dalam Bidang Pendidikan Bahasa dan Seni Vol 2 No 2 (2022): Gaba-Gaba: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat dalam Bidang Pendidikan Bahasa dan
Publisher : Universitas Pattimura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30598/gabagabavol2iss2pp78-84

Abstract

Perkembangan pendidikan semakin menuntut pengetahuan dan kompetensi yang wajib dimiliki guru. Hal ini disebabkan oleh factor peran guru sebagai fasilitator atau penyalur ilmu pengetahuan. Guru dituntut memiliki kompetensi yang harus dikembangkan mencakup kompetensi kepribadian, kompetensi pedagogik, kompeten sisosial, dan kompetensi profesional yang akan didapatkan jika mengikuti pendidikan profesi. Dengan demikian, guru harus punya kompetensi dengan cara merencanakan dan mengembangkan pembelajaran. Cara yang dapat dikembangkan adalah dengan membentuk strategi pembelajaran supaya dapat mengacu pada karakteristik peserta didik, materi ajar, kompetensi yang ingin dicapai, serta menyusun rancangan pembelajaran. Cara seperti ini lebih mudah diaplikasikan melalui pembelajaran berbasisteks, karena teks dijadikan sebagai sarana penyalur kreativitas dan pengalaman. Namun, kenyataannya, tidaksemua guru mengembangkan pembelajaran berbasis teks, termasuk pada mata pelajaran Bahasa Indonesia. Tidak semua guru dapat mengaplikasikan pengetahuan melalui pembelajaran berbasis teks dengan mudah. Guru kadang tidak mampu memilah dan memilih teks yang sesuai dengan kebutuhan siswa agar tujuan pembelajaran tercapai, padahal pertimbangan teks yang sesuai dapat diperoleh dari konteks sosial dan konteks budaya sebagai keberagaman wujud teks. Oleh karena itu, perlu pelatihan yang muatannya berupa strategi pembelajaran berbasis teksbagi guru mata pelajaran bahasa Indonesia, sebagai upaya pendampingan pengembangan kompetensi guru khususnya di Kabupaten Kepulauan Aru.
LITERASI BAHASA DAN SASTRA SISWA SMP NEGERI 6 INAMOSOL da Costa, Romilda Arivina; Hiariej, Chrissanty
Gaba-Gaba : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat dalam Bidang Pendidikan Bahasa dan Seni Vol 3 No 2 (2023): Gaba-Gaba: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat dalam Bidang Pendidikan Bahasa dan
Publisher : Universitas Pattimura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30598/gabagabavol3iss2pp66-75

Abstract

Aspek penting yang digunakan untuk mengembangkan keterampilan berbahasa, dapat ditunjang oleh minat, tetapi juga memerlukan latihan secara rutin. Tidak heran jika semua pengguna bahasa untuk setiap kalangan pun harus mempertimbangkan semua hal dalam menggunakan bahasa. Pertimbangan bahasa, kemampuan bahasa pun menjadi bahan yang diperlukan dalam kelancaran komunikasi. Kemampuan yang mejadi objek berkaitan dengan kemampuan menyimak, berbicara, membaca, menulis, menghitung, dan memecahkan masalah pada tingkat keahlian tertentu yang diperlukan sesuai pokok pembahasan. Secara umum, kemampuan bahasa seperti ini disebut kemampuan dalam berliterasi. Dalam berliterasi, pengetahuan menjadi penting untuk dapat diasah di segala bidang. Namun, dalam konteks sederhana, literasi perlu dikembangkan dalam ranah yang lebih kecil, tapi punya pengaruh yang besar. Ranah yang dimaksudkan adalah pada siswa. Dengan demikian, dengan memanfaatkan pengabdian kepada masyarakat, literasi bahasa dan sastra diterapkan pada sekolahh yang letaknya jauh dari kota, dengan latar belakang siswa yang masih asli, penuh sistem kedaerahan. Penerapan literasi bahasa dan sastra yang disampaikan diarahkan langsung pada lingkungan dan faktor lokal yang bersifat original. Hal ini yang menyebabkan menariknya pengabdian ini dilakukan dalam upaya untuk pengambangan ilmu, tetapi juga peningkatan kemampuan literasi. Kegiatan dilaksanakan secara langsung di SMP Negeri 6 Inamosol untuk mengembangkan kemampuan literasi siswa. Luaran kegiatan berupa hasil kreatifitas siswa yang ditulis dalam bentuk kalender cerita, serta artikel PKM pada jurnal nasional belum terakreditasi, yakni Jurnal Gaba-Gaba, yang diterbitkan oleh Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni, FKIP, Universitas Pattimura.
Pelatihan Ekoleksikon Laut Pulau dalam Peningkatan Pengetahuan Ekologis bagi Guru dan Siswa Di SMAN 27 Maluku Tengah Hiariej, Chrissanty; Pesiwarissa, Leonora Farilyn
Gaba-Gaba : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat dalam Bidang Pendidikan Bahasa dan Seni Vol 4 No 2 (2024): Gaba-Gaba: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat dalam Bidang Pendidikan Bahasa dan
Publisher : Universitas Pattimura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30598/gabagabavol4iss2pp59-65

Abstract

Literacy development still needs to be considered in learning in accordance with the vision and mission of schools, universities, and the development of local wisdom. The strengthening of literacy developed in this service activity will be adjusted to the vision and mission of Pattimura University, which is based on the island sea. Therefore, the service developed was made the center of human resource development, science, technology, and art. In addition, it has a cultural character based on the island's sea. This is also important to support the value of the forming index, especially the cultural dimension. Therefore, the service team, which also acts as a resource person, will provide training in terms of language and literature with the target activities of teachers and students of SMA Negeri 27 Central Maluku. The service carried out aims to document the island's marine ecosystem in increasing ecological knowledge for teachers and students at SMA N 27 Central Maluku. The output of the activity is in the form of an article that will be sent to the Gaba-gaba Journal of Community Service, Department of Language and Arts Education, FKIP Unpatti, using the training method and arranged with planned stages. The result of the service is the implementation that produces an island sea ecolexicon in the Seith language, which has been discussed in the training.
MENGGALI PENGALAMAN AWAL MENGAJAR: PLP I DI SMP NEGERI 4 AMBON Maspaitella, Martha; Hiariej, Chrissanty
Gaba-Gaba : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat dalam Bidang Pendidikan Bahasa dan Seni Vol 2 No 1 (2022): Gaba-Gaba: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat dalam Bidang Pendidikan Bahasa dan
Publisher : Universitas Pattimura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30598/gabagabavol2iss1pp20-24

Abstract

Kegiatan Pengenalan Lapangan Persekolahan (PLP) I merupakan tahap awal dalam membentuk profesionalisme calon guru. PLP I dilaksanakan di SMP Negeri 4 Ambon sebagai bagian dari proses observasi dan pengenalan kultur sekolah, struktur organisasi, dan kegiatan pembelajaran. Metode kegiatan mencakup observasi langsung, wawancara dengan warga sekolah, serta partisipasi terbatas dalam aktivitas pendidikan. Hasil menunjukkan bahwa mahasiswa memperoleh wawasan tentang dinamika lingkungan sekolah dan peran guru dalam menciptakan suasana belajar yang efektif. Kegiatan ini memberikan pemahaman awal yang penting sebelum mahasiswa terjun ke tahap praktik mengajar. Kesimpulannya, PLP I membantu mahasiswa mempersiapkan diri secara mental dan profesional untuk menjadi pendidik yang reflektif dan adaptif.
Pelatihan Kemampuan Menulis Esai Argumentatif bagi Siswa SMA Negeri 7 Ambon melalui Pendekatan Kontekstual Lewier, Mariana; Hiariej, Chrissanty
Gaba-Gaba : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat dalam Bidang Pendidikan Bahasa dan Seni Vol 4 No 1 (2024): Gaba-Gaba: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat dalam Bidang Pendidikan Bahasa dan
Publisher : Universitas Pattimura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30598/gabagabavol4iss1pp1-8

Abstract

The ability to write argumentative essays is one of the important language skills in developing critical thinking and written communication skills. However, this skill is still a challenge for most high school students, who are often unable to organize arguments logically and systematically. The low level of this skill is due to the learning approach that is not fully contextualized and the lack of directed practice. In response to these conditions, the Community Service team from the Indonesian Language Education Study Program conducted training activities on writing argumentative essays using a contextual approach at SMA Negeri 7 Ambon. This activity began with the provision of intensive training, which included understanding the structure of the essay, techniques for composing arguments, and the use of effective language. The training was followed by direct writing practice assisted by lecturers to 30 grade XI students. The results of the activity showed an increase in the participants' ability to compose essays that were more structured, contained relevant arguments, and were more confident in expressing their opinions through writing. Most students were also able to relate essay topics to their personal experiences and the surrounding environment. This activity proves that the contextual approach is effective in improving the quality of students' argumentative writing and encouraging the formation of critical thinking attitudes.
PENGUATAN MATERI BAHASA INDONESIA MELALUI IDENTIFIKASI KELAS KATA PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 3 AMBON da Costa, Romilda Arivina; Hiariej, Chrissanty
German für Gesellschaft (J-Gefüge) Vol 4 No 1 (2025): German für Gesellschaft (J-Gefüge)
Publisher : Universitas Pattimura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30598/jgefuege.4.1.6-12

Abstract

Language is not always oriented towards a regular structure. However, the quality of writing is greatly influenced by correct grammar because readers are helped to understand the right words, while avoiding misinterpretation. For this reason, a junior high school student who is surrounded by a number of writing assignments needs to have mechanical skills that are inseparable from knowledge and understanding of word classes. As a universal language element, word classes are owned by all languages, but the number and characteristics are different for each language. Sometimes junior high school students are often faced with foreign language structures so that the Indonesian language structure displayed in writing is often random and wrong. In order for this habit to be minimized, Reinforcement of Indonesian Language Material Through Identification of Word Classes for Class VIII Students of SMP Negeri 3 Ambon needs to be carried out. This PKM activity took place in presentation, discussion, and evaluation sessions. The results provide an overview that the common use of certain word classes in writing activities is often contrary to linguistic rules. To facilitate identification, a number of markers are presented as practical steps.
KALIMAT PERINTAH DALAM BAHASA GESER DI DESA KELLU KECAMATAN SERAM TIMUR MALUKU Kelley, Anita; da Costa, Romilda Arivina; Hiariej, Chrissanty
J-EDu: Journal - Erfolgreicher Deutschunterricht Vol 5 No 1 (2025): J-EDu: Journal - Erfolgreicher Deutschunterricht
Publisher : Universitas Pattimura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30598/J-EDu.5.1.71-83

Abstract

Command sentences are sentences that expect a response in the form of action from the person being spoken to. This research aims to describe the types of verbal command sentences spoken by the community in Kellu Village, East Seram District, Maluku. A descriptive qualitative approach was used in this research with an observation method supported by recording and recording techniques. The data collected is in the form of a series of words that are identified as command sentences. From this research, most of the command sentences in the Geser language are actual command sentences, invitation sentences, invitation sentences, and prohibition sentences. From the number of clauses, the Geser language command sentences show a balance of a series of sentences with a single clause and command sentences with more than one clause. Apart from that, command sentences in Geser language do not have particles to refine commands like -lah in Indonesian. However, the Geser language has a command refiner in the form of the word loka 'already'.
LOKAKARYA VIRTUAL PENYUSUNAN BAHAN AJAR ANTIKORUPSI DALAM MAPEL BAHASA INDONESIA Hiariej, Chrissanty; Latupapua, Falantino Eryk
Gaba-Gaba : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat dalam Bidang Pendidikan Bahasa dan Seni Vol 1 No 3 (2021): Gaba-Gaba: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat dalam Bidang Pendidikan Bahasa dan
Publisher : Universitas Pattimura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30598/gabagabavol3iss1pp104-109

Abstract

Teks Cerita Rakyat Maluku belum banyak digunakan sebagai teks/bahan ajar antikorupsi pada mata pelajaran Bahasa Indonesia. Hal itu disebabkan pengetahuan pendidik yang belum memadai, kemampuan mengkreasikan bahan ajar masih belum terasah, serta penguasaan metode dan model pembelajaran yang sesuai masih belum baik. Secara asumtif, menyelenggarakan pengabdian masyarakat (PKM) yang membuka wawasan guru tentang pembelajaran berbasis teks dalam kerangka pendidikan antikorupsi dapat menjadi solusi yang sesuai untuk, secara perlahan-lahan, mengubah cara pandang serta menambah pengetahuan dan pengalaman belajar guru untuk diaplikasikan dalam pembelajaran pada berbagai satuan pendidikan. Kegiatan dilaksanakan dalam bentuk webinar/lokakarya yang diikuti oleh para guru serta para sejawat lainnya, termasuk mahasiswa. Narasumber kegiatan berasal dari tim pelaksana dan ahli lainnya yang dianggap sesuai dengan kebutuhan materi dan rekam jejak ahli. Metode pelaksanaan PKM yang dilaksanakan yaitu secara virtual lewat aplikasi Zoom. Hasil kegiatan ini mencakup peningkatan pengetahuan dan memperluas wawasan guru tentang pembelajaran Bahasa Indonesia berbasis teks, termasuk pembelajaran antikorupsi berbasis teks cerita rakyat Maluku; selain itu, pembelajaran berbasis teks merupakan pendekatan yang sesuai untuk diterapkan karena dimulai dengan membangun konteks, berakhir pada menautkan dengan teks lain, sehingga pemahaman peserta diharapkan akan utuh dan dapat diterapkan dalam pembelajaran.