Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN STATUS GIZI ANAK BATITA (1-2 TAHUN) SELAMA DISUSUI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS INGIN JAYA KABUPATEN ACEH BESAR TAHUN 2017 Widyasari, Ruri; Sari, Cici Puspita
JOURNAL OF HEALTHCARE TECHNOLOGY AND MEDICINE Vol 3, No 2 (2017): Oktober 2017
Publisher : Universitas Ubudiyah Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33143/jhtm.v3i2.1021

Abstract

AbstrakMasalah kekurangan konsumsi pangan bukanlah merupakan hal yang baru, namun masalah ini tetap aktual terutama di negara-negara sedang berkembang sebab mempunyai dampak yang sangat nyata terhadap timbulnya masalah gizi. Di Puskesmas Ingin Jaya Kabupaten Aceh Besar Tahun 2017 diperoleh permasalahan tentang status gizi anak batita umur 1-2 tahun antara lain Pengetahuan ibu, pendapatan dan jumlah anggota keluarga terhadap status gizi anak batita (1-2) tahun. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Status Gizi Anak Batita (1-2 tahun) Selama Disusui di Wilayah Kerja Puskesmas Ingin Jaya Kabupaten Aceh Besar Tahun 2011. Penelitian ini bersifat analitik dengan desain Cross Sectional yang dilakukan pada tanggal 19 sampai 21 November 2017 untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan status gizi anak batita (1-2 tahun) selama disusui di Wilayah Kerja Puskesmas Ingin Jaya Kabupaten Aceh Besar Tahun 2017, yaitu Pengetahuan, Pendapatan dan Jumlah anggota keluarga dengan jumlah populasi 355 ibu dan sampel 78 ibu. Analisa data menggunakan metode univariat yaitu dengan distribusi frekuensi dan bivariat yaitu dengan menggunakan uji Chi Square (x2). Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa ada hubungan antara variabel pengetahuan dengan status gizi anak batita (1-2 tahun) dengan P. Value < 0,05 yaitu 0,001, begitu juga dengan variabel pendapatan diperoleh adanya hubungan dengan P. Value < 0,05 yaitu 0,003. Tetapi berbeda dengan variabel jumlah anggota keluarga, tidak ada hubungan antara variabel jumlah anggota keluarga terhadap status gizi anak batita (1-2 tahun) dengan P. Value > 0,05 yaitu 0,454. Diharapkan kepada setiap ibu agar memberikan zat gizi atau makanan seimbang dan ASI Ekslusif kepada anak mereka sehingga anak mereka memiliki status gizi yang baik sehingga pertumbuhan otak mereka menjadi sempurna dan dapat meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Kata Kunci    : Pengetahuan, Pendapatan, Jumlah Anggota Keluarga dan Status Gizi Anak Batita (1-2 Tahun)
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN STATUS GIZI PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BAITURRAHMAN KOT BANDA ACEH Widyasari, Ruri; Sari, Cici Puspita
JOURNAL OF HEALTHCARE TECHNOLOGY AND MEDICINE Vol 2, No 2 (2016): Oktober 2016
Publisher : Universitas Ubudiyah Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33143/jhtm.v2i2.1008

Abstract

AbstrakAngka kematian balita di negara-negara berkembang khususnya Indonesia masih cukup tinggi. Salah satu penyebab yang menonjol diantaranya karena keadaan gizi yang kurang baik atau bahkan buruk. Salah satu factor yang mempengaruhi status gizi balita adalah pengetahuan pendapatan dan social budaya. Data dari Puskesmas Baiturrahman Kota Banda Aceh bahwa pada tahun 2015 terjadi kasus gizi kurang yaitu sebanyak 15 orang balita (4,84%) dari 310 balita di Baiturrahman Kota Banda Aceh.Untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan status gizi balita di Puskesmas Baiturrahman Kota Banda Aceh. Jenis penelitian bersifat analitik dengan pendekatan crossectional yang dilakukan di Puskesmas Baiturrahman Kota Banda Aceh pada tanggal 2 Januari s.d 6 januari 2017. Jumlah jumlah sampel sebanyak 76 orang dengan teknik Accidental Sampling Pengumpulan data menggunakan kuesioner dan uji statistik menggunakan chi-square dengan α =0,01. Berdasarkan hasil uji statistik, dari 43 responden yang berpengetahuan baik status gizi balita mayoritas normal yaitu sebanyak 67,4% dengan nilai P value=0,012, dari 39 responden yang berpendapatan tinggi status gizi balita mayoritas normal yaitu sebanyak 64,1%, dengan nilai P value=0,031, dari 40 responden yang sosial budaya baik status gizi balita mayoritas normal yaitu sebanyak 60%, dengan nilai P value=0,388,Kesimpulan dan Saran : Ada hubungan antara pengetahuan dan pendapatan, dan tidak ada hubungan antara sosial budaya dengan Status Gizi Balita di Kecamatan Dewantara Kabupaten Aceh Utara Disarankan kepada masyarakat dapat menambahkan pengetahuan tentang status gizi anak agar dapat memperhatikan gizi balita lebih baik lagi. Kata Kunci : Pengetahuan, Pendapatan, Sosial Budaya, Status Gizi
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN OBESITAS PADA ANAK DI SEKOLAH DASAR NEGERI 54 BANDA ACEH Widyasari, Ruri; Putri, Chalida Aulia
JOURNAL OF HEALTHCARE TECHNOLOGY AND MEDICINE Vol 4, No 1 (2018): April 2018
Publisher : Universitas Ubudiyah Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33143/jhtm.v4i1.995

Abstract

WHO menyatakan bahwa saat ini obesitas telah menjadi epidemik global, sehingga sudah menjadi suatu masalah kesehatan yang harus segera ditangani. status gizi (PSG) Tahun 2016 prevelensi IMT/U aceh pada anak usia 5-12 tahun yaitu dalam kategori kurus sebanyak 10,4%, normal 49,8%, gemuk 25,6% dan obesitas 14,2%.  mengetahui hubungan asupan serat, kebiasaan konsumsi fast food, aktivitas fisik dan durasi tidur dengan kejadian obesitas pada anak SDN 54 Banda Aceh. penelitian bersifat deskriptif analitik dengan desain cros sectional. Pengambilan sampel menggunakan tehnik simple random sampling dengan jumlah 65 responden. Penelitian dilakukan pada tanggal 2-27 April 2018 pada siswa kelas IV dan V di SDN 54 Banda Aceh. Cara pengumpulan data dengan membagikan kuesioner, selanjutnya dilakukan uji chi-square dengan tingkat kepercayaan 95 % dan batas kemaknaan (α=0,05) Ha diterima p value < 0,05.  univariat didapat dari 65 responden mayoritas tidak mengalami obesitas 39 responden (60%), asupan serat rendah 43 responden (66,2%), kebiasaan konsumsi fastfood sering 42 responden (64,6%), Aktivitas fisik sedang sebanyak 42 responden (64,6%) dan durasi tidur kurang sebanyak 47 responden (56,9%).  Analisa bivariat  didapat  hasil asupan serat  (p=0,000),   ebiasaan konsumsi fast food (p=0,013), aktivitas fisik (p=0,021) dan durasi tidur (p=0,015). ada hubungan asupan serat, kebiasaan konsumsi fast food, aktivitas fisik dan durasi tidur dengan kejadian obesitas pada anak di SDN 54 Banda Aceh. Diharapkan pihak sekolah bekerja sama dengan puskesmas dapat memberikan edukasi kepada orang tua akan pentingnya hidup sehat dengan mengkonsumsi makanan yang bergizi dan seimbang. Orang tua sangat berperan penting dalam mengawasi jadwal makan anak, memberikan makanan yang sehat, bergizi dan sesuai kebutuhan, mengurangi cemilan dan  fastfood. Kata kunci : asupan serat, konsumsi fast food, aktivitas fisik, durasi tidur, obesitas
HUBUNGAN MASA KERJA DAN SIKAP TENAGA KESEHATAN DENGAN PENGETAHUAN MENGENAI TRIAGE DI RUMAH SAKIT BHAYANGKARA BANDA ACEH Anwar, Chairanisa; Mahmudin, Mahmudin; Asyura, Finaul; Widyasari, Ruri
JOURNAL OF HEALTHCARE TECHNOLOGY AND MEDICINE Vol 10, No 2 (2024): OKTOBER 2024
Publisher : Universitas Ubudiyah Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33143/jhtm.v10i2.4287

Abstract

Triage memiliki fungsi penting di IGD terutama apabila banyak pasien datang pada saat yang bersamaan. Hal ini bertujuan untuk memastikan agar pasien ditangani berdasarkan urutan kegawatannya untuk keperluan intervensi. Studi pendahuluan terhadap 10 petugas kesehatan, rata-rata lama masa kerja berkisar antara 1-2 tahun. Tujuan Penelitian: Mengetahui hubungan sikap dan masa kerja dengan pengetahuan triage di Rumah Sakit Bhayangkara Banda Aceh tahun 2022. Metode Penelitian: Penelitian analitik dengan desain cross sectional, total sampel 66 orang tenaga kesehatan di Rumah Sakit Bhayangkara Banda Aceh. Teknik pengambilan sampel adalah stratified random sampling. Menggunakan uji chi-square dan analisa secara univariat dan bivariat. Hasil Penelitian : tidak ada hubungan P value 0,619 masa kerja, tidak ada hubungan P value 1,179 sikap tenaga kesehatan dengan pengetahuan tentang triage di Rumah Sakit Bhayangkara Banda Aceh tahun 2022. Saran: pengetahuan bagi tenaga kesehatan untuk menambah wawasan serta keterampilan terutama dalam keterampilan dalam kemampuan triage di instalasi gawat darurat.Kata Kunci: Masa Kerja, Sikap, TriageTriage has an important function in the ED, especially when many patients come at the same time. This aims to ensure that patients are treated in order of urgency for intervention purposes. Preliminary study of 10 health workers, the average length of service t ranges from 1-2 years. Research Objectives: To determine the relationship between attitude and tenure with triage knowledge at Bhayangkara Hospital Banda Aceh in 2022. Research Methods: An analytic study with a cross sectional design, a total sample of 66 health workers at Bhayangkara Hospital Banda Aceh. The sampling technique is stratified random sampling. Data collection distributed questionnaires through google forms. Using chi-square test and univariate and bivariate analysis. Research results: there is no relationship P value 0.619 years of service, there is no relationship P value 1.179 attitude of health workers with knowledge about triage at Bhayangkara Hospital Banda Aceh in 2022. Conclusion: There is no relationship between tenure and attitude of health workers with knowledge of triage at Bhayangkara Hospital Banda Aceh in 2022. Suggestion: knowledge for health workers to add insight and skills, especially in skills in triage abilities in emergency units.Keywords: tenure, attitude, triage
Hubungan Asupan Karbohidrat Dan Lemak Dengan Kadar Gula Darah Pasien Diabetes Melitus Di Wilayah Kerja Puskesmas Ulee Kareng Banda Aceh Widyasari, Ruri; Fitri, Yulia; Putri, Chalida Aulia
JOURNAL OF HEALTHCARE TECHNOLOGY AND MEDICINE Vol 8, No 2 (2022): OKTOBER 2022
Publisher : Universitas Ubudiyah Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33143/jhtm.v8i2.2915

Abstract

Diabetes Melitus (DM) merupakan kelainan heterogen yang ditandai oleh kenaikan kadar glukosa dalam darah.Menurut data puskesmas ulee kareng pada tahun 2018, diabetes melitus menduduki peringkat kedua penyakit paling banyak di daerah ulee kareng yaitu 876 orang dalam kurung waktu 1 tahun.Tujuan Penelitian: untuk mengetahui hubungan antara asupan karbohidrat dan lemak dengan kadar gula darah pada pasien diabetes melitus di wilayah kerja puskemas Ulee Kareng Banda Aceh. Metode Penelitian: desain case control dengan populasi pasien wanita di wilayah kerja Puskesmas ulee kareng.Total sampel adalah 40 kasus dan 40 control .Hasil Penelitian:Hasil penelitian menunjukkan pasien dengan asupan karbohidrat tinggi dan mengalami Diabetes Melitus berjumlah 35 orang (81,4%) Pasien asupan lemak tinggi dan mengalami Diabetes Melitus berjumlah 38 orang (97%). Pasien dengan kadar gula darah tidak normal dan mengkonsumsi karbohidrat tinggi berjumlah 35 orang (87,5%),pasien dengan kadar gula tidak normal dan mengkonsumsi lemak tinggi berjumlah 38 orang (95%). Kesimpulan : Tidak ada hubungan asupan karbohidrat, lemak dan kadar gula darah dengan penyakit diabetes melitus di wilayah kerja puskesmas ulee kareng banda aceh Kata Kunci : Dabetes melitus, kadar gula darah, lemak, karbohidrat Abstact Diabetes mellitus (DM) is a heterogeneous disorder characterized by an increase in glucose levels in the blood. According to data from Ulee Kareng Health Center in 2018, diabetes mellitus ranks second most in the Ulee Kareng area, which is 876 people within 1 year. Research purposes : To determine the relationship between carbohydrate and fat intake with blood sugar levels in patients with diabetes mellitus in the Banda Aceh Ulee Kareng health center. Research Method: This study used a case control design with a female patient population in the working area of Ulee Kareng Health Center. Total sample are 40 cases and 40 controls. How to collect data by interview method. The chi- square test was then carried out with a confidence level of 95% and looked for the OR value in the 2x2 tabulation. Ha received p value ;0.05. Results of the study: The results showed that patients with high carbohydrate intake and experiencing diabetes mellitus were 35 people (81.4%). Patients with high fat intake and having diabetes mellitus were 38 people (97%). Patients with abnormal blood sugar levels and consuming high carbohydrates amounted to 35 people (87.5%), patients with abnormal sugar levels and consuming high fat amounted to 38 people (95%). Conclusions: there;s no relantionship between carbohydrates intake, fat intake, blood sugar intake with diabetes mellitus in underwork in the working community health center of ulee Kareng Banda Aceh Keywords: Diabetes mellitus, blood sugar levels, fat, carbohydrates