Bariklana, Muhammad Nuqlir
Unknown Affiliation

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

PEREMPUAN DAN ENERGI BARU TERBARUKAN (EBT): PERAN KOALISI PEREMPUAN (KPI) KOTA SALATIGA DALAM MENINGKATKAN PEMBERDAYAAN ENERGI BARU TERBARUKAN (EBT) Takayasa, Tika Ifrida; Bariklana, Muhammad Nuqlir; Azizah, Siti
JPW (Jurnal Politik Walisongo) Vol 3, No 1 (2021): Vol 3 No 1 2021
Publisher : Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) UIN Walisongo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (409.983 KB) | DOI: 10.21580/jpw.v3i1.8510

Abstract

This study reveals the roles and strategies of women's organizations in the development of Renewable Energy (EBT) in Indonesia. The analysis of the study is based on examining the roles and strategies of the Indonesian Women's Coalition (KPI) in developing the empowerment of renewable energy in Salatiga City. This study was conducted using qualitative methods and the theory of the role of NGOs as an analysis framework. The important findings of this study reveal that the role of the Indonesian Women's Coalition (KPI) in Salatiga city in developing renewable energy (EBT) with Education Development, Participation and Empowerment, Advocacy, and Networking strategies. In conducting Advocacy, KPI using two approaches, a top-down approach through cooperation with the government and related agencies and the grassroots approach to listening to aspirations from below by establishing Balai Perempuan as a center for  Information complaints and advocacy on renewable energy (BP PIPA EBT), BP PIPA EBT is a milestone in the development of EBT in society. In the development of EBT, in the framework of the Strategic Partnership for Green and Inclusive Energy (SP-Energy), KPI also builds a network with similar organizations that are concerned with the development of renewable energy (EBT) in Indonesia. Studi ini mengkaji tentang Peran dan strategi organisasi perempuan dalam pengembangan Energi baru Terbarukan (EBT) di Indonesia. Analisis kajian dilakukan dengan mengkaji peran dan strategi Koalisi Perempuan Indonesia (KPI) dalam meningkatkan pemberdayaan energi baru terbarukan Kota Salatiga. Kajian ini dilakukan dengan menggunakan metode kualitatif dan teori Peran LSM sebagai kerangka analisis.  Hasil kajian ini menjelaskan bahwa peran Koaliasi Perempuan (KPI) di Kota Salatiga dalam pengembangan EBT menggunakan strategi Pengembangan Pendidikan, Partisipasi dan pemberdayaan, Advokasi serta Jaringan. Dalam Melakukan Advokasi KPI Kota Salatiga menggunakan dua pendekatan yaitu pendekatan dari atas ke bawah (top to bottom approach) dengan kerjasma dengan pemerintah dan dinas terkait  serta pendekatan akar rumput (grassroot approach)  untuk mendengarkan aspirasi dari bawah dengan membentuk Balai Perempuan sebagai Pusat  Informasi Pengaduan  dan advokasi (BP PIPA EBT) yang menjadi tonggak dalam pengembangan EBT di masyarakat. Dalam pengembangan EBT, KPI membangun jaringan bersama LSM yang juga mempunyai perhatian khusus mengenai isu energi dalam kerangka Strategic Partnership Green and Inclusive Energy (SP-Energy).
Dynamics of Policy Network in the Development of Rainbow Village in Semarang City Bariklana, Muhammad Nuqlir
Jurnal Administrasi Publik (Public Administration Journal) Vol. 14 No. 1 (2024): Jurnal Administrasi Publik (Public Administration Journal), June
Publisher : Universitas Medan Area

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31289/jap.v14i1.11490

Abstract

This article aims to analyze the problems of the Rainbow Village in Semarang City. The success of the Rainbow Village at the beginning of its development contrasts with the current conditions that are empty of visitors, damaged paint conditions, and many wild plants growing along the road between people's houses. The problem analysis will focus on studying policy networks in implementing Kampung Pelangi. The existence of policy networks in implementation and policy-making is interesting to examine because the process involves a political process that is not only controlled by the state but involves various actors and diverse interests. Through qualitative methods and the theoretical framework of Waarden and Rhodes' policy networks, this paper wants to answer how the dynamics of policy networks run and the types of policy networks that develop. As a result of the study, the Rainbow Village policy network tends to be unstable and only runs when this program goes viral in the early days of implementation. The network built involves three important policy stakeholders, namely civil society, the private sector, and the government. The interaction between actors in policy networks tends to be unbalanced so there are inequalities in the distribution of resources and authority. This causes pokdarwis as the leading actor of the network to have difficulty maintaining the network's existence. The type of policy network is an issue network, where the network is temporary when program issues arise and network actors are not bound in a permanent network.
Perwujudan Demokrasi Deliberatif pada Pelaksanaan Rembug Warga dalam Menghadapi Dampak Banjir Rob Kecamatan Sayung Kabupaten Demak Masrohatun, Masrohatun; Mahsun, Muhammad; Bariklana, Muhammad Nuqlir; Alfyan, Muhammad Ahmad Najich; Mufrikhah, Solkhah
ICODEV: Indonesian Community Development Journal Vol. 6 No. 1 (2025)
Publisher : Da'wa Faculty UIN Saizu Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Banjir rob di Kecamatan Sayung telah merusak rumah warga, fasilitas umum, sawah dan tambakyang menjadi mata pencaharian mereka. Dengan menggunakan metode penelitian kulitatif,pendekatan fenomenologi serta dikerangkai teori demokrasi deliberative Jurgen Hebermas,penelitian ini bertujuan melihat ruang publik, proses rembug warga dalam menetapkankesepakatan dan faktor apa yang mempengaruhi proses rembug warga. Hasilnya menunjukkanbahwa masyarakat yang memanfaatkan ruang komunal sebagai ruang publik sebagai wadahuntuk musyawarah dalam upaya menghadapi dampak Banjir rob. Ruang publik yang dibentuk dariaktivitas cangrukan (ngobrol) di pinggir jalan, mushola, warung, dan forum keagamaan. Selamaproses musyawarah berlangsung, semua warga dengan mudah menyampaikan pendapatnyatanpa terkecuali baik laki-laki maupun perempuan. Meski dilaksanakan dalam forum informaldan semi formal, musyawarah berjalan dengan baik dan menghasilkan kesepakatan mendalam,terstruktur dan bisa dipertangungjawabkan. Hal ini bisa dilihat dari kegiatan-kegiatan yangdisepakati seperti penggalangan dana dan penanaman bakau. Keduanya berjalan dengan baik.Semua warga baik laki-laki dan perempuan ikut serta berkontribusi sesuai kemampuan tanpaada intervensi pemerintah desa. Proses rembug warga bisa berjalan dengan baik karena dipengaruhi oleh beberapa kondisi atau faktor diantaranya rasa senasib, memiliki forum-forum yangbersifat komunal dan semangat gotong royong yang tinggi tinggi. Dan jika disimpulkan bahwamsyarakat pesisir Kecamatan Sayung adalah masyarakat yang demokratis.