Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Keterbatasan Kuota Perempuan di Parlemen Lokal Indonesia: Analisis Kondisi Kultural dan Institusional Yang Mempengaruhi Rendahnya Keterwakilan Perempuan di DPRD Jawa Tengah Mufrikhah, Solkhah
JPW (Jurnal Politik Walisongo) Vol 2, No 2 (2020)
Publisher : Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) UIN Walisongo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (474.687 KB) | DOI: 10.21580/jpw.v2i2.8070

Abstract

This study is about the limitation of the gender quota (women's quota) and the problem of low representation of women in the Central Java DPRD in the 2019 Election. This study is inspired by the phenomenon of low representation of women including Indonesia, especially Central Java, despite various policies of avirmative action in the form of a 30 percent gender quota. both in parliament, as well as in the organizational structure of political parties and the list of candidates proposed by each party to compete for parliamentary seats in Indonesia, both at the national and local levels. To reveal this problem, this study was conducted to answer two research questions, namely: first, why was women's representation (electability) in the Central Java DPRD low in the 2019 elections ?and second, what cultural and institutional conditions hampered women's representation (electability) in the DPRD Central Java in the 2019 elections? In answering the two questions above, this study uses qualitative methods and a case study approach. Meanwhile, gender theory stereotypes and supply and demand models are used as analytical frameworks. Where the results of this study found that the low representation of women in the Central Java DPRD 2019 Election results was caused by the following factors. First, socio-cultural factors, where the patriarchal system and negative stereotypes on women still dominate the socio-cultural life of the people in Central Java. Patriarchal culture is not only strong in the socio-cultural system of society, but also in the internal organization of political parties. The second factor is the institutional conditions that exist in political parties and the electoral system adopted by the Indonesian government in the implementation of the 2019 legislative elections. Studi ini tentang keterbatasan gender quota (kuota perempuan) dan problem rendahnya keterwakilan perempuan di DPRD Jawa Tengah hasil Pemilu 2019. Studi ini diilhami dari fenomena rendahnya keterwakilan perempuan di termasuk Indonesia, khususnya Jawa Tengah, meskipun beragam kebijakan avirmative action dalam bentuk gender quota 30 persen baik dalam parlemen, maupun dalam struktur organisasi partai politik dan daftar pencolan para kandidat yang diajukan oleh setiap partai untuk memperebutkan kursi parlemen di Indonesia, baik di tingkat nasional maupun lokal. Untuk mengungkap masalah tersebut, penelitian ini dilakukan untuk menjawab dua pertanyaan penelitian, yaitu: pertama, mengapa keterwakilan (keterpilihan) perempuan di DPRD Jawa Tengah rendah pada pemilu 2019?; dan kedua, kondisi-kondisi kultural dan institusional seperti apa yang menghambat keterwakilan (keterpilihan) perempuan di DPRD Jawa Tengah pada pemilu 2019? Dalam menjawab dua pertanyaan di atas, penelitian ini menggunakan metode kualitatif dan pendekatan studi kasus. Sedangkan teori gender stereotype dan supply and demand model digunakan sebagai kerangka analisis. Dimana hasil penelitian ini menemukan bahwa rendahnya keterwakilan perempuan di DPRD Jawa Tengah hasil Pemilu 2019 disebabkan oleh beberapa faktor berikut. Pertama, faktor sosial budaya, dimana sistem patriarki dan stereotir negatif pada perempuan masih kuat mendominasi kehidupan sosial budaya masyarakat di Jawa Tengah. Budaya patriarki tidak saja kuat dalam sistem sosial budaya masyarakat, namun juga kuat dalam internal organisasi partai politik. Faktor kedua, adalah kondisi-kondisi institusional yang ada dalam partai politik maupun sistem pemilu yang diadopsi oleh pemerintah Indonesia dalam pelaksanaan Pemilu legislative2019.
Perwujudan Demokrasi Deliberatif pada Pelaksanaan Rembug Warga dalam Menghadapi Dampak Banjir Rob Kecamatan Sayung Kabupaten Demak Masrohatun, Masrohatun; Mahsun, Muhammad; Bariklana, Muhammad Nuqlir; Alfyan, Muhammad Ahmad Najich; Mufrikhah, Solkhah
ICODEV: Indonesian Community Development Journal Vol. 6 No. 1 (2025)
Publisher : Da'wa Faculty UIN Saizu Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Banjir rob di Kecamatan Sayung telah merusak rumah warga, fasilitas umum, sawah dan tambakyang menjadi mata pencaharian mereka. Dengan menggunakan metode penelitian kulitatif,pendekatan fenomenologi serta dikerangkai teori demokrasi deliberative Jurgen Hebermas,penelitian ini bertujuan melihat ruang publik, proses rembug warga dalam menetapkankesepakatan dan faktor apa yang mempengaruhi proses rembug warga. Hasilnya menunjukkanbahwa masyarakat yang memanfaatkan ruang komunal sebagai ruang publik sebagai wadahuntuk musyawarah dalam upaya menghadapi dampak Banjir rob. Ruang publik yang dibentuk dariaktivitas cangrukan (ngobrol) di pinggir jalan, mushola, warung, dan forum keagamaan. Selamaproses musyawarah berlangsung, semua warga dengan mudah menyampaikan pendapatnyatanpa terkecuali baik laki-laki maupun perempuan. Meski dilaksanakan dalam forum informaldan semi formal, musyawarah berjalan dengan baik dan menghasilkan kesepakatan mendalam,terstruktur dan bisa dipertangungjawabkan. Hal ini bisa dilihat dari kegiatan-kegiatan yangdisepakati seperti penggalangan dana dan penanaman bakau. Keduanya berjalan dengan baik.Semua warga baik laki-laki dan perempuan ikut serta berkontribusi sesuai kemampuan tanpaada intervensi pemerintah desa. Proses rembug warga bisa berjalan dengan baik karena dipengaruhi oleh beberapa kondisi atau faktor diantaranya rasa senasib, memiliki forum-forum yangbersifat komunal dan semangat gotong royong yang tinggi tinggi. Dan jika disimpulkan bahwamsyarakat pesisir Kecamatan Sayung adalah masyarakat yang demokratis.
The Strategic Role of Religious Authority in Supporting State Policy on Non-Natural Disaster Management in Indonesia Mahsun, Muhammad; Khoir, Tholkhatul; Mufrikhah, Solkhah; Masrohatun; Hashim, Shahrin
Jurnal Theologia Vol. 36 No. 1 (2025): June 2025
Publisher : The Faculty of Ushuluddin and Humanities, Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21580/teo.2025.36.1.25436

Abstract

The COVID-19 pandemic has not only posed a grave threat to global public health but also disrupted the socio-religious fabric of Indonesian society, particularly in how Muslims perform communal worship. In response to government-mandated restrictions, resistance emerged from various societal groups, exposing a growing distrust toward state policy and weakening public compliance. This study investigates the strategic role of the Indonesian Ulema Council (MUI) as a religious authority in supporting government efforts to manage COVID-19 as a non-natural disaster. Specifically, it addresses two key questions: (1) How did MUI contribute to the government's pandemic response through its fatwas? and (2) What was the strategic significance of these fatwas in the broader context of state development? Employing a qualitative case study approach, data were gathered through field observation, interviews, and document analysis in three regions of Central Java. The findings reveal that MUI fatwas were instrumental in aligning religious practice with public health directives at macro, meso, and micro levels. Through its fatwas and outreach programs, MUI functioned as both a moral guide and policy communicator. This study contributes to the discourse on religion-state relations in new democracies and highlights how religious legitimacy can enhance state resilience during public crises.