Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU SWAMEDIKASI PENGGUNAAN OBAT ANALGESIK PADA MASYARAKAT SEMPER BARAT JAKARTA UTARA Islam, Zainul; Sulistyaningsih, Endang; Luthfianti, Fanni
Pharmaceutical and Biomedical Sciences Journal (PBSJ) Vol 7, No 1 (2025)
Publisher : UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15408/pbsj.v7i1.41623

Abstract

Swamedikasi adalah pemilihan dan penggunaan obat untuk melindungi diri dari penyakit dan gejalanya. Swamedikasi memiliki keuntungan termasuk penghematan biaya dan mengurangi beban pada layanan perawatan kesehatan. Namun, memiliki risiko yang dapat meningkatkan biaya pengeluaran dan bahaya kesehatan jika obat digunakan secara tidak tepat. Masyarakat membutuhkan pengetahuan untuk mendapatkan perilaku swamedikasi. Analgetika adalah obat yang digunakan untuk meringankan atau menekan rasa nyeri. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan terhadap perilaku swamedikasi penggunaan obat analgesik. Penelitian ini menggunakan kuisioner yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya. Analisis data menggunakan uji Chi-square dan Spearman-rho. Responden penelitian ini sebanyak 400 di 9 RW Kelurahan Semper Barat. Hasil penelitian menunjukkan mayoritas responden berpengetahuan cukup 64,3% dan berperilaku cukup 52,5%. Hasil uji Chi-Square menunjukkan mayoritas tidak ada hubungan karakteristik dengan pengetahuan dan perilaku. Kecuali, pendidikan dan pengetahuan. Hasil uji Spearman-rho menunjukkan adanya hubungan yang bermakna antara tingkat pengetahuan dengan perilaku swamedikasi. Korelasi Spearman-rho diperoleh (p 0,126) yang menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang lemah antara pengetahuan terhadap perilaku swamedikasi obat analgesik.
ANALISIS PERBEDAAN PENGOBATAN DIABETES MELITUS TIPE II PADA PASIEN BPJS DAN PASIEN UMUM Islam, Zainul; Rusdi, Numlil Khaira; Nurhasnah, Nurhasnah
Media Farmasi: Jurnal Ilmu Farmasi Vol 14, No 2 : September 2017
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12928/mf.v14i2.11240

Abstract

Peningkatan prevalensi diabetes akan meningkatkan biaya pengobatan. BPJS diberlakukan di Indonesia sejak tahun 2014 dan sistem klaimnya menggunakan tarif INA CBGs. Rumah sakit harus dapat melakukan penghematan sehingga tarif INA CBGs menutupi seluruh biaya pasien. Salah satu penghematan adalah dengan menggunakan obat yang ada dalam formularium nasional atau obat generik terpilih. Tapi masih banyak masyarakat yang menganggap obat generik adalah obat murah dan tidak berkualitas. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perbedaan pengobatan Diabetes Melitus pada pasien BPJS dan pasien umum dilihat dari lama rawat, penurunan kadar gula darah dan biaya terapi. Pengambilan data dilakukan secara retrospektif di tiga rumah sakit. Data dianalisa terhadap 50 pasien umum dan 129 pasien BPJS dengan SPSS-22 menggunakan uji T dan Mann-Whitney. Hasil penelitian menunjukkan  tidak ada perbedaan antara pasien BPJS dan pasien umum dalam hal lama pasien dirawat (p=0,219), penurunan kadar gula darah sewaktu (p=0,509) dan ada perbedaan yang signifikan dari biaya rata-rata terapi obat pada pasien BPJS  dan pasien umum (p=0,030). Hasil penelitian tidak ada perbedaan penurunan kadar gula darah dan lama pasien di rawat di rumah sakit pada pasien BPJS dan pasien umum, sehingga dapat disimpulkan kualitas pelayanan pasien BPJS dan pasien umum adalah sama. Perbedaan terdapat pada biaya pengobatan, dimana biaya pengobatan pasien BPJS lebih murah dibandingkan dengan pasien umum sehingga pasien BPJS lebih diuntungkan dari pasien umum.
Korelasi Tingkat Pengetahuan denngan Perilaku Swamedikasi Obat Analgesik di Masyarakat Semper Barat, Jakarta Utara Islam, Zainul; Sulistyaningsih, Endang; Luthfianti, Fanni
Pharmaceutical and Biomedical Sciences Journal (PBSJ) Vol. 7 No. 1 (2025)
Publisher : Pharmaceutical and Biomedical Sciences Journal (PBSJ)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15408/pbsj.v7i1.41623

Abstract

Self-medication is a person's action in determining and using medicine independently to treat a disease or its symptoms. The benefits of this practice include cost efficiency and helping to ease the burden of health services. However, there are risks if done without adequate knowledge; it can cause side effects or additional costs. Good knowledge greatly supports correct self-medication behavior in the community. The type of drug that is often used during self-medication is analgesics, which function to suppress pain. This study aims to analyze the correlation between the level of knowledge and self-medication behaviour in the use of analgesic drugs in the community in Semper Barat Village, North Jakarta. The research design used a quantitative approach with an instrument in the form of a questionnaire that had passed validity and reliability tests. Four hundred respondents from 9 RW in Semper Barat Village participated in this study. Data were processed through Chi-square and Spearman-rho analysis. The research data showed that the majority of respondents had a sufficient level of knowledge (64.3%) and behaved sufficiently (52.5%). In the chi-square analysis, except for education, most characteristics did not correlate significantly with knowledge or behaviour. The results of the Spearman-rho test showed a significant correlation (p = 0.011) between knowledge and analgesic self-medication behaviour.
Identifikasi DRPs Pasien Gagal Jantung di rawat Inap RSJPD Harapan Kita Tahun 2023 Islam, Zainul; Sari, Desy Puspita
Pharmaceutical and Biomedical Sciences Journal (PBSJ) Vol. 6 No. 1 (2024)
Publisher : Pharmaceutical and Biomedical Sciences Journal (PBSJ)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15408/pbsj.v6i1.38486

Abstract

Identifikasi Drug Related Problems (DRPs) pada pengobatan sangat penting dalam rangka mengurangi angka morbiditas, mortalitas dan biaya pengobatan. Hal ini akan sangat membantu dalam meningkatkan efektivitas terapi obat terutama pada penyakit yang sifatnya kronis dan membutuhkan pengobatan jangka panjang, salah satunya adalah penyakit gagal jantung. Penelitian ini untuk mendapatkan gambaran jumlah kejadian DRPs pada pasien gagal jantung di rawat inap RSJPD Harapan Kita Maret – Mei 2023. Penelitian deskriptif noneksperimental dengan pengambilan data prospektif dari rekam medik pasien. Sampel sebanyak 81 pasien yang memenuhi kriteria inklusi. Data dianalisis menggunakan PCNE V9.1 tahun 2020. Pasien yang mengalami DRPs sebanyak 72 pasien (88,9%) dan yang tidak mengalami DRPs sebanyak 9 pasien (11,1%). Gambaran DRPs setiap kategori yang terjadi meliputi 7 pasien (8,05%) kejadian obat yang merugikan terjadi, 70 pasien (80,46%) interaksi obat, 9 pasien (10,34%) tidak ada pemberian terapi meskipun ada indikasi yang jelas dan 1 pasien (1,15%) regimen dosis tidak cukup sering. Kejadian DRPs terbanyak terjadi pada interaksi obat dengan angka kejadian moderate sebanyak 60,55%, minor sebanyak 23,59% dan major sebanyak 14,06%. Dengan melihat gambaran tersebut diharapkan dapat meningkatkan monitoring terhadap pasien untuk meminimalisir angka kejadian DRPs.