Karang Village, which is one of the villages in Semanding Subdistrict, has diversity in the livelihoods of its people. Likewise, the community-owned businesses have not yet shown a characteristic in Karang Village, which has an area of 156,002 Ha. Therefore, the service proposal team chose one type of business to be developed, namely pottery. There are quite a lot of pottery craftsmen in Karang Village, however, their economic conditions are far from prosperous. Seeing how complex the problems faced by partners are, it is necessary to prioritize the problems that will be overcome through this service activity, namely pottery diversification training and marketing promotion strategy training. The method goes through several stages, namely socializing the importance of diversifying pottery products. Partners can work directly to produce products other than pottery, finishing the product, and the pottery marketing stage. The results of this service are that the Karang Village community who participated in the training were able to make pottery in various forms, such as piggy banks, flower vases, ashtrays, and so on. As for marketing, these pottery products are marketed through social media. Keywords: training; pottery; marketing Abstrak: Kelurahan Karang yang merupakan salah satu kelurahan yang ada di Kecamatan Semanding memiliki keberagaman dalam mata pencaharian masyarakatnya. Begitu juga dengan usaha-usaha yang dimiliki masyarakatnya, belum menunjukkan suatu ciri khas di Kelurahan Karang yang memiliki luas wilayah 156.002 Ha. Oleh karena itu, tim pengusul pengabdian memilih salah satu jenis usaha yang ingin dikembangkan, yaitu gerabah. Pengrajin gerabah di Kelurahan Karang lumayan banyak, namun, kondisi ekonomi mereka sangatlah jauh dari kata sejahtera. Melihat betapa kompleksnya permasalahan yang dihadapi mitra, maka perlu prioritas terhadap permasalahan yang akan diatasi melalui kegiatan pengabdian ini, yaitu pelatihan diversifikasi gerabah dan pelatihan strategi promosi pemasaran. Metode yang digunakan melalui beberapa tahapan, yaitu sosialisasi pentingnya diversifikasi produk gerabah, kemudian mitra diberi kesempatan untuk berkarya secara langsung menghasilkan produk selain gendok, finishing produk tersebut, dan tahap pemasaran gerabah. Hasil dari pengabdian ini adalah masyarakat Kelurahan Karang yang mengikuti pelatihan mampu membuat gerabah dalam bentuk bermacam-macam, seperti celengan, vas bunga, asbak, dan lain sebagainya. Sedangkan masalah pemasaran, produk-produk gerabah ini dipasarkan melalui media sosial. Kata kunci: pelatihan; gerabah; pemasaran