Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Pembuatan Kompor Portable Briket Ampas Tebu Beraroma Kopi dengan Konsep Modifikasi Igniter dan Mini Fan untuk Meningkatkan efektivitas Penggunaannya Dalam Mendukung Kegiatan Praktikum di Laboratorium Manajemen Agroindustri Mulyadi Nyoto; Nanda, Andre Eka; Pratama, Ardhika Eka; Paramita, Lilian Nova; Umami, Mochamad Rizal
Jurnal Pengelolaan Laboratorium Vol 4 No 1 (2025): Februari
Publisher : Politeknik Negeri Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25047/plp.v4i1.5764

Abstract

Penelitian ini berfokus pada pembuatan kompor arang portabel menggunakan limbah tebu dalam bentuk briket, yang dirancang khusus untuk meningkatkan efisiensi dan mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil. Kompor menggabungkan fitur-fitur seperti igniter dan mini fan untuk meningkatkan pembakaran. Penelitian ini melibatkan trial and error untuk menilai kinerja kompor dengan komponen tambahan. Penelitian ini mengumpulkan data deskriptif melalui umpan balik konsumen menggunakan model Fishbein untuk mengevaluasi sikap pengguna terhadap produk. Penelitian ini mengungkapkan bahwa kompor yang dimodifikasi secara signifikan meningkatkan kegunaan, membuatnya lebih mudah untuk menyala dan mempertahankan pembakaran yang konsisten. Penambahan blower mini meningkatkan efisiensi pembakaran, yang menghasilkan hasil memasak yang lebih baik. Produk ini ramah lingkungan, memanfaatkan bahan limbah, sehingga mengurangi polusi. Dengan menggunakan model Fishbein, penelitian menunjukkan sikap konsumen yang baik terhadap kompor yang dimodifikasi, dengan skor rata-rata 65,03 dibandingkan dengan 53,83 untuk model standar. Atribut utama yang dihargai oleh pengguna termasuk fitur produk dan harga yang kompetitif. Kompor arang yang dimodifikasi diterima dengan baik, menunjukkan potensi penerimaan yang meluas karena fitur inovatifnya, meskipun harganya lebih tinggi dari model standar.
Community-Based Circular Agribusiness: Market Validation, Pricing Logic, and Value-Chain Coordination for Village Livestock Waste Fertilizer in Rural Indonesia Putra, Dhanang Eka; Rakhmad, Hariyono; Hudori, Huda Ahmad; Chairina, Raden Roro Lia; Umami, Mochamad Rizal
Smart Society Vol. 5 No. 2 (2025): Smart Society
Publisher : FOUNDAE (Foundation of Advanced Education)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58524/smartsociety.v5i2.815

Abstract

Village livestock waste presents both an environmental burden and an underutilized resource capable of strengthening rural livelihoods when transformed into marketable organic fertilizer. This study develops a community-based circular agribusiness model that integrates market validation, pricing analysis, and value-chain coordination to improve the commercial feasibility of waste-to-fertilizer initiatives in rural Indonesia. A convergent mixed-methods design was implemented, combining a Price Sensitivity Meter survey with Cost–Volume–Profit and Break-Even Point calculations, supported by a simplified Value Chain Analysis involving farmers, processors, kiosks, and local cooperative actors. Data were collected from 60 small-scale livestock households, 150 fertilizer users, and 12–15 key informants across Arjasa District. Findings indicate an acceptable price range of IDR 40,000–80,000 per 25-kg bag, with an optimal price point near IDR 60,000. At this level, contribution margins remain positive across direct, cooperative, and kiosk channels, with the break-even requirement estimated at 180–230 bags per month. The value-chain assessment reveals constraints related to moisture variability, inconsistent granulometry, and high last-mile distribution costs. Proposed coordination measures include minimum quality standards, scheduled collection and delivery routes, and simple offtake agreements with a 3–5% quality-based incentive. Together, these elements form a replicable empowerment-oriented model that enhances income stability, reduces waste, and supports community-driven resource governance. The study demonstrates that circular agribusiness, when anchored in market evidence and locally manageable coordination mechanisms, can contribute to socio-economic resilience and strengthen community participation in sustainable rural development