Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

Digital Nomad Visa as a Development Instrument for Indonesian Tourism Diplomacy Damayanti, Christy; Nugroho, Agung Yudhistira; Rohmadiena, Qonitah
GLOBAL INSIGHT JOURNAL Vol 9, No 2 (2024)
Publisher : Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52447/gij.v9i2.7762

Abstract

Visa Digital Nomad di Indonesia muncul seiring berkembangnya teknologi   informasi dan komunikasi. Terminologi digital nomad berasal dari para remote workers yang kebanyakan bekerja dalam sektor digital, di mana para pelaku remote workers dapat mengerjakan pekerjaan mereka dari mana saja, tanpa terikat ruang, sejauh tersedia jaringan digital. Para remote workers yang menyebut diri mereka sebagai digital nomad ini, biasanya akan tinggal di suatu wilayah yang memiliki daya tarik wisata. Hal ini didorong oleh kemampuan mereka untuk bekerja di mana saja, sehingga mereka bisa memilih tempat yang nyaman untuk bekerja sekaligus mengusung ide work-life balance. Tren pekerja digital nomad ini semakin menjamur di berbagai wilayah, termasuk Indonesia, saat pandemi Covid-19 melanda dunia. Pemerintah Indonesia, dalam hal in Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), melihat fenomena ini sebagai peluang bagi pengembangan pariwisata Indonesia dalam mengusung digital nomad tourism. Penelitian ini bertujuan meneliti bagaimana peran kebijakan Visa Digital Nomad sebagai instrumen pengembangan diplomasi pariwisata Indonesia. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Data-data yang telah telah dikumpulkan dan dipilih ini lalu akan diproses untuk diolah dalam tahap pengolahan data. Data yang paling relevan serta mampu mendukung penelitian akan diproses untuk dilakukan analisis sehingga didapatkan hasil penelitian yang paling sesuai. Data-data tersebut dianalisis dengan interpretasi menggunakan landasan teori yang dari landasan konseptual. Analisis data yang diperoleh lalu disajikan dengan disesuaikan pada tujuan dan perumusan masalah yang telah ditentukan dalam penelitian.Kata Kunci : Visa Digital Nomad, pariwisata, remote worker, diplomasi pariwisataAbstract The Digital Nomad Visa in Indonesia emerged along with the development of information and communication technology. The term digital nomad comes from remote workers who mostly work in the digital sector, where remote workers can do their work from anywhere without being bound by space, as long as a digital network is available. These remote workers, who call themselves digital nomads, will usually live in an area that has tourist attractions. This is driven by their ability to work anywhere, so they can choose a comfortable place to work while promoting the idea of work-life balance. This trend of digital nomad workers is increasingly mushrooming in various regions, including Indonesia, as the COVID-19 pandemic hits the world. The Indonesian government, in this case the Ministry of Tourism and Creative Economy (Kemenparekraf), sees this phenomenon as an opportunity for the development of Indonesian tourism by promoting digital nomad tourism. This research aims to examine the role of the Digital Nomad Visa policy as an instrument for developing Indonesian tourism diplomacy. This research is qualitative. The data that has been collected and selected will then be processed in the data processing stage. The data that is most relevant and able to support research will be processed for analysis so that the most appropriate research results are obtained. These data were analyzed by interpretation using a theoretical basis based on a conceptual basis. The analysis of the data obtained is then presented in accordance with the objectives and problem formulation that have been determined in the research. Keywords: Digital Nomad Visa, tourism, remote workers, tourism diplomacy 
Peningkatan Kapasitas Dosen Fisip Unisri Dengan Implementasi Kecerdasan Buatan Untuk Produktivitas Kerja Sarungu, Lukas; Nugroho, Agung Yudhistira; Wirawan, Riska
Bengawan : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol 5 No 1 (2025): June
Publisher : Politeknik Indonusa Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46808/jurnal_bengawan.v5i1.187

Abstract

he use of artificial intelligence (AI) by university lecturers to support their professional duties remains largely ineffective. There is a need for refresher training programs to reintroduce AI and its applications, particularly for lecturers who rarely or have never utilized AI in fulfilling their responsibilities related to the Tri Dharma of Higher Education. This community service initiative aimed to introduce AI and demonstrate its practical applications to such lecturers. To achieve this goal, an AI training program was developed, focusing on foundational AI concepts and the development of effective prompts. The outcomes of the program indicate a notable improvement in participants' understanding, as evidenced by an increase in post-test scores. The average score rose from 56.5% on the pre-test to 68.3% on the post-test, marking a 20.89% improvement following the AI refresher training provided to FISIP UNISRI lecturers. Keywords: Training; Artificial-intellegence; lecturer; ChatGPT.
Analysis of Lobbying and Negotiations of Sri Lanka With China Regarding The Acquisition of Hambantota Port In 2017 Manuputty, Tessalonica; Nugroho, Agung Yudhistira
Journal Research of Social Science, Economics, and Management Vol. 2 No. 8 (2023): Journal Research of Social Science, Economics, and Management
Publisher : Publikasi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59141/jrssem.v2i08.405

Abstract

This study aims to analyze Sri Lanka's lobbying and negotiations with China through offering debt for equity swaps, i.e. exchanging debt into assets. The situation at that time was that Sri Lanka wanted to build a port on the Hambantota route, or now known as Hambantota Port. But Sri Lanka lacks funds for development and needs help from a large economy. China, which has good bilateral relations with Sri Lanka, is willing to provide assistance to Sri Lanka in the form of loans. Behind the loan lies China's national interest, which is to expand the trade route of the Belt and Road Initiative. But after the port operated, the output of the port was not optimal and even suffered losses. Gradually Sri Lanka's foreign debt is getting bigger, and it is in a cornered condition of difficulty paying debts to China, but on the other hand Sri Lanka also needs funds, namely port operational costs to continue operating. Until finally Sri Lanka nogision to China by doing debt for equity swaps with the result that China agreed to acquire the Hambantota port.
Penghidupan Berkelanjutan dan Dinamika Batasan Penghidupan Masyarakat Miskin Perkotaan di Wilayah Kampung Tambora Jakarta Nugroho, Agung Yudhistira; Murtasidin, Bahjatul
Journal of Political Issues Vol 4 No 2 (2023): Journal of Political Issues (August - January)
Publisher : Jurusan Ilmu Politik Universitas Bangka Belitung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33019/jpi.v4i2.89

Abstract

Migrasi internal yang meluas di Jakarta juga mempersulit upaya untuk menyediakan layanan kesehatan yang dibutuhkan warganya. Pandemi memperparah kerentanan sosial masyarakat perkotaan dan semakin menunjukkan ketimpangan yang ada di kota. Pertanyaan yang ingin dijawab dalam makalah ini adalah "Sejauh mana masyarakat miskin kota dapat mengakses hak mereka untuk mendapatkan penghidupan yang berkelanjutan?". Untuk membantu meningkatkan pemahaman kita tentang bagaimana masyarakat miskin kota mengakses hak dan hak mereka atas penghidupan yang berkelanjutan, kerangka kerja penghidupan berkelanjutan dikombinasikan dengan pendekatan analisis demografi. Pengumpulan data dan penelitian lapangan merupakan elemen-elemen dari metode analisis yang digunakan untuk memahami dinamika penghidupan masyarakat perkotaan. Masyarakat miskin berada di tengah dan terlihat membangun strategi penghidupan mereka di atas seperangkat sumber daya yang vital. Orang-orang menemukan cara untuk memenuhi kebutuhan hidup dan melanjutkan hidup mereka. Dalam kasus masyarakat miskin perkotaan di Jakarta, penting untuk dicatat bahwa meskipun model penghidupan berkelanjutan menekankan bahwa masyarakat miskin adalah ahli dalam kondisi mereka sendiri, namun sangat merendahkan jika kita mengasumsikan bahwa semua strategi penghidupan yang dilakukan oleh masyarakat adalah benar. Banyak rumah tangga miskin di perkotaan tidak memiliki akses terhadap informasi, pandangan yang lebih luas, dan pengetahuan tentang pengalaman di luar wilayah mereka, sehingga mereka dapat melakukan kesalahan dan mengadopsi strategi penghidupan yang kurang memuaskan atau bahkan gagal.
Kepemimpinan Jawa Dan Repatriasi Pekerja Migran: Model Untuk Tanggap Krisis Transformatif Harini, Setyasih; Hatmini, Sritami Santi; Nugroho, Agung Yudhistira
Journal of Political Issues Vol 5 No 2 (2024): Journal of Political Issues (August - January)
Publisher : Jurusan Ilmu Politik Universitas Bangka Belitung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33019/jpi.v5i2.137

Abstract

This journal article presents an in-depth analysis of the leadership approach exhibited by Retno Marsudi as Minister of Foreign Affairs of Indonesia, during the critical process of withdrawing Indonesian migrant workers from multiple countries in the midst of a global health crisis. Marsudi's utilization of both transformational leadership and the Javanese leadership approach played a crucial role in shaping the outcomes of the withdrawal, while also offering broader lessons applicable to leadership, diplomacy, and crisis management. This article delves into Marsudi's integration of the Javanese leadership approach, The utilization of the Hasta Brata Javanese leadership approach by Retno Marsudi, during the process of withdrawing Indonesian migrant workers amid a global health crisis, offers a captivating case study in leadership and crisis management. By examining the fusion of transformational and Javanese leadership approaches, this study contributes to a deeper understanding of effective leadership in the face of complex crises. The lessons drawn have implications for diplomacy, cultural understanding, and crisis management in a broader global context.
Kontestasi Budaya Dan Respons Negara terhadap Penerimaan LGBT: Perbandingan Antara Indonesia Dan Model Inklusivitas Di Eropa Hatmini, Sritami Santi; Nugroho, Agung Yudhistira
Journal of Political Issues Vol 6 No 2 (2025): Journal of Political Issues (August - January)
Publisher : Jurusan Ilmu Politik Universitas Bangka Belitung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33019/jpi.v6i2.301

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dinamika penerimaan komunitas LGBT di Indonesia dalam perbandingan dengan model inklusivitas di beberapa negara Eropa, seperti Swedia dan Jerman. Menggunakan pendekatan teori konstruktivisme dan teori hak asasi manusia (HAM), penelitian ini mengeksplorasi bagaimana norma budaya, nilai-nilai agama, dan konstruksi sosial mempengaruhi persepsi masyarakat dan kebijakan negara terhadap hak-hak LGBT. Teori konstruktivisme digunakan untuk memahami bagaimana identitas budaya dan norma-norma sosial di Indonesia, yang kuat dipengaruhi oleh nilai-nilai keagamaan seperti Islam, membentuk sikap masyarakat dan kebijakan yang cenderung konservatif terhadap LGBT. Sebaliknya, negara-negara Eropa, yang lebih sekuler, mencerminkan konstruksi sosial yang berbeda, dengan norma-norma yang lebih terbuka dan mendukung inklusivitas. Teori HAM berfungsi sebagai kerangka untuk mengevaluasi perbedaan pendekatan kebijakan antara Indonesia dan Eropa terhadap hak-hak LGBT, terutama dalam penerapan prinsip-prinsip kesetaraan dan nondiskriminasi. Di Indonesia, terdapat ketegangan antara prinsip-prinsip HAM internasional dan norma-norma budaya lokal yang mengarah pada resistensi terhadap pengakuan hak-hak LGBT. Sementara itu, negara-negara Eropa cenderung mengadopsi standar HAM sebagai dasar kebijakan inklusif yang memberikan perlindungan hukum lebih kuat bagi komunitas LGBT. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan analisis data sekunder, seperti studi literatur, kebijakan pemerintah, laporan organisasi internasional, dan artikel jurnal ilmiah terkait. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konstruksi sosial dan identitas budaya di Indonesia berperan penting dalam membentuk kebijakan negara yang cenderung mempertahankan nilai-nilai tradisional, sedangkan model inklusivitas di negara-negara Eropa didorong oleh pengakuan terhadap hak-hak universal dan prinsip kesetaraan. Penelitian ini menekankan pentingnya pemahaman terhadap faktor-faktor budaya dan sosial dalam kebijakan publik terkait hak-hak LGBT, serta memberikan rekomendasi untuk membangun dialog yang lebih konstruktif antara norma lokal dan prinsip-prinsip HAM internasional dalam konteks Indonesia.
Cerdas Bermedia Sosial sebagai Akselerasi Membangun Kesadaran Anti-Pelececehan Seksual bagi Pelajar SMA Muhammadiyah 3 Watukelir Sukoharjo Harini, Setyasih; Nugroho, Agung Yudhistira
J-ABDIPAMAS (Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat) Vol. 9 No. 2 (2025): Oktober 2025
Publisher : IKIP PGRI Bojonegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30734/j-abdipamas.v9i2.5111

Abstract

ABSTRACT In the digital era, social media can be utilized as a tool to accelerate the dissemination of information on social issues, including sexual harassment. Through educational campaigns on platforms like Instagram, students can gain a deeper understanding of the types of sexual harassment, its impacts, and prevention and response strategies. This community engagement project aims to evaluate the effectiveness of social media as an educational medium for raising awareness about sexual harassment among students at SMA Muhammadiyah 3 Watukelir, Sukoharjo. Sexual harassment among teenagers is a serious issue that demands attention, particularly in educational settings. The results of this study show that more than 80% of the students involved in the social media campaign improved their understanding of sexual harassment. Additionally, 70% of them demonstrated proactive attitudes in reporting or discussing harassment they experienced or witnessed. This project also found that social media is an effective tool for building collective awareness, though there are limitations related to internet access and digital literacy among students. The novelty of this project lies in its focus on utilizing social media as an educational tool for students in a local context, where sexual harassment is often overlooked. This project is expected to provide strategic insights for schools, teachers, and related institutions in implementing more effective educational programs through social media. Keywords: social media; gender equality; sexual harassment; women; students     ABSTRAK Dalam era digital, media sosial dapat digunakan sebagai alat untuk mempercepat penyebaran informasi terkait isu-isu sosial, termasuk pelecehan seksual. Melalui kampanye edukatif di platform seperti Instagram, pelajar dapat memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang jenis-jenis pelecehan seksual, dampaknya, serta cara pencegahan dan penanganannya. Pengabdian ini bertujuan untuk mengevaluasi efektivitas penggunaan media sosial sebagai sarana edukasi dalam membangun kesadaran anti-pelecehan seksual di kalangan pelajar SMA Muhammadiyah 3 Watukelir, Sukoharjo. Pelecehan seksual di kalangan remaja merupakan isu serius yang membutuhkan perhatian, khususnya di lingkungan pendidikan.Hasil penelitian menunjukkan bahwa lebih dari 80% pelajar yang terlibat dalam kampanye media sosial tersebut mengalami peningkatan pemahaman terkait pelecehan seksual. Selain itu, 70% dari mereka menunjukkan sikap proaktif dalam melaporkan atau berbicara tentang pelecehan yang mereka alami atau saksikan. Pengabdian ini juga menemukan bahwa media sosial merupakan alat yang efektif dalam membangun kesadaran kolektif, namun terdapat keterbatasan dalam hal akses internet dan pemahaman digital di antara siswa. Kebaruan dari pengabdian ini terletak pada fokusnya untuk memanfaatkan media sosial sebagai sarana edukasi bagi pelajar dalam konteks lokal, di mana pelecehan seksual masih sering diabaikan. Pengabdian ini diharapkan dapat memberikan wawasan strategis bagi sekolah, guru, dan lembaga terkait dalam mengimplementasikan program edukasi yang lebih efektif melalui media sosial. Kata Kunci: media sosial; kesetaraan gender; pelecehan seksual; perempuan; pelajar