Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Technology and Hybrid Multimedia for Language Learning and Cross-Cultural Communication in Higher Education Farida, F.; Supardi, S.; Abduh, Amirullah; Muchtar, Jumardin; Rosmaladewi, R.; Arham, Muhammad
ASEAN Journal of Science and Engineering Vol 4, No 2 (2024): AJSE: September 2024
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia (UPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/ajse.v4i2.72609

Abstract

Technology and Hybrid Multimedia for Language Learning and Cross-Cultural Communication in Higher Education is a critical component of English language learning. The purpose of this study is to explore technology and hybrid multimedia for language Learning in English language learners (EFL) in higher education. This study aims to explore how cross-cultural communication skills affect learners' technology and hybrid multimedia learning experience and their English proficiency in the context of public university learning. In addition to that, this research uses a case study approach focusing on a group of EFL learners. The data is gathered via comprehensive interviews with EFL (English as a Foreign Language) learners to investigate their encounters and perspectives concerning cross-cultural communication. The interviews and observations are examined to identify and analyze the recurring themes. The results of the study revealed that English learners who have good cross-collaborative communication skills tend to have higher English proficiency. The study reveals that cross-communicative communication has a positive influence on English language proficiency, as it allows EFL learners to gain a deep understanding of various languages and cultures, enhancing their ability to interact with people from diverse cultural contexts effectively.
Semiotic Analysis of Language in Bullying Discourse: Unveiling Structures and Meanings Farida, NFN; Supardi, NFN; Muchtar, Jumardin
Bahasa: Jurnal Keilmuan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Vol 6, No 1 (2024): Bahasa: Jurnal Keilmuan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Publisher : ppjbsip

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26499/bahasa.v6i1.935

Abstract

This research delves into the intricate dynamics of bullying by applying a semiotic approach to language analysis, aiming to uncover the inherent structures and meanings embedded in the discourse surrounding bullying. Bullying, a pervasive and complex social phenomenon, demands a nuanced examination of the language employed within its context. Employing semiotic analysis and qualitative research methodology, this study seeks to deconstruct the layers of meaning contained in bullying discourse by understanding the signs and symbols inherent in language. The data for this research were sourced from a diverse array of outlets, including everyday conversations related to bullying. The semiotic analysis was then applied to identify and interpret linguistic signs, encompassing words, phrases, and symbols, thereby elucidating the veiled meanings within the discourse of bullying. The results of the analysis illuminate that language in the context of bullying manifests itself through both verbal and non-verbal signs, collectively shaping structures of power and control. The findings of this study provide valuable insights into the instrumental role of language as a tool for perpetrating bullying and the intricate process of meaning construction within such contexts. Understanding the dynamics of language in social interactions marked by acts of intimidation and humiliation contributes to a broader comprehension of bullying. Acknowledging the intricacies of language in bullying discourse is pivotal for devising effective strategies to address and counteract this prevalent social issue. This research contributes to the ongoing discourse on bullying by underscoring the significance of linguistic analysis in deciphering the layers of meaning within this complex social phenomenon. Ultimately, it calls for a holistic approach that integrates linguistic insights into the broader framework of anti-bullying initiatives, fostering a more comprehensive understanding of the phenomenon. AbsrtakPenelitian ini menggali dinamika rumit perundungan dengan menerapkan pendekatan semiotik terhadap analisis bahasa, bertujuan untuk mengungkap struktur dan makna yang melekat dalam wacana seputar perundungan. Perundungan, sebagai fenomena sosial yang kompleks dan meresap, menuntut pemeriksaan yang mendalam terhadap bahasa yang digunakan dalam konteksnya. Dengan menggunakan analisis semiotik dan metodologi penelitian kualitatif, studi ini berusaha mendekonstruksi lapisan-lapisan makna yang terkandung dalam wacana perundungan dengan memahami tanda dan simbol yang melekat dalam bahasa. Data untuk penelitian ini diperoleh dari berbagai sumber, termasuk percakapan sehari-hari yang terkait dengan perundungan. Analisis semiotik kemudian diterapkan untuk mengidentifikasi dan menafsirkan tanda-tanda linguistik, mencakup kata-kata, frasa, dan simbol, sehingga mengungkap makna terselubung dalam wacana perundungan. Hasil analisis menunjukkan bahwa bahasa dalam konteks perundungan terwujud melalui tanda verbal dan non-verbal, yang secara kolektif membentuk struktur kekuasaan dan kontrol. Temuan studi ini memberikan wawasan berharga tentang peran instrumental bahasa sebagai alat untuk melakukan perundungan dan proses konstruksi makna yang rumit dalam konteks tersebut. Memahami dinamika bahasa dalam interaksi sosial yang ditandai oleh tindakan intimidasi dan penghinaan berkontribusi pada pemahaman yang lebih luas tentang perundungan. Mengakui kerumitan bahasa dalam wacana perundungan sangat penting untuk merancang strategi yang efektif guna menangani dan melawan isu sosial yang meresap ini. Penelitian ini berkontribusi pada wacana yang sedang berlangsung tentang perundungan dengan menekankan pentingnya analisis linguistik dalam menguraikan lapisan makna dalam fenomena sosial yang kompleks ini. Pada akhirnya, penelitian ini menyerukan pendekatan holistik yang mengintegrasikan wawasan linguistik ke dalam kerangka inisiatif anti-perundungan yang lebih luas, mendorong pemahaman yang lebih komprehensif tentang fenomena ini.
Peningkatan Hasil Belajar Melalui Model Pembelajaran Tutor Sebaya Setting Kooperatif Mas P. Sanjata, Abd. Rahim; Sardi, Ahmed; Muchtar, Jumardin
Al-Irsyad: Journal of Education Science Vol 1 No 2 (2022): Juli 2022
Publisher : Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan Darud Da'wah Wal Irsyad Pinrang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (444.861 KB) | DOI: 10.58917/aijes.v1i2.30

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa melalui model pembelajaran tutor sebaya setting kooperatif pada siswa kelas SMP Negeri 3 Duampanua Kabupaten Pinrang. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research). Proses penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus, masing-masing siklus terdiri dari empat tahap, yaitu: (1) perencanaan tindakan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) observasi dan evaluasi dan (4) analisis dan refleksi. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas SMP Negeri 3 Duampanua Kabupaten Pinrang pada tahun ajaran 2017/2018 dengan jumlah siswa 20 orang, yang terdiri dari 10 orang siswa laki-laki dan 10 orang siswa perempuan. Obyek penelitian pada penelitian tindakan ini adalah berbagai kegiatan yang terjadi didalam kelas selama berlangsungnya proses pembelajaran. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu teknik tes untuk memperoleh data mengenai hasil belajar siswa dan teknik observasi untuk memperoleh data mengenai aktivitas siswa. Analisis data tes hasil belajar matematika dengan penerapan model pembelajaran tutor sebaya setting koopeartif pada sisklus I, diperoleh ketuntasan individual dari 20 siswa yaitu 14 siswa tuntas dan 6 siswa tidak tuntas, dengan rata-rata ketuntasan secara klasikal 70%. Sedangkan tes hasil belajar matematika dengan penerapan model pembelajaran tutor sebaya setting koopeartif pada siklus II diperoleh ketuntasan individual 18 siswa tuntas dan 2 siswa tidak tuntas, rata-rata ketuntasan secara klasikal mencapai 90%. Berdasarkan hasil analisis data tersebut, dapat diambil kesimpulan bahwa penerapan model pembelajaran tutor sebaya setting koopeartif dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas SMP Negeri 3 Duampanua Kabupaten Pinrang.