Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Larvicidal Activity of Brugmansia candida against Aedes aegypti and Culex quinquefasciatus (Diptera: Culicidae) Himmi, Setiawan Khoirul; Tarmadi, Didi; Meisyara, Dita; Fajar, Anugerah; Kartika, Titik; Guswenrivo, Ikhsan; Yusuf, Sulaeman
Biosaintifika: Journal of Biology & Biology Education Vol 12, No 3 (2020): December 2020
Publisher : Department of Biology, Faculty of Mathematics and Sciences, Semarang State University . Ro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/biosaintifika.v12i3.24634

Abstract

Mosquitoes are well known as vectors of hazardous diseases for human. Plant extracts can be used as an alternative for larval control due to they are a rich source of bioactive chemicals and safe for the environment. The present study investigated the larvicidal activity of crude extracts derived from leaf and flower of Brugmansia candida against the second larval instar of Aedes aegypti and Culex quinquefasciatus. The larval mortality was observed at 24 and 48 h exposure of both leaf and flower extracts, at the concentration of 100, 250, 500, and 1000 ppm. The 24 h exposure of both extracts at the concentration of 500 and 1000 ppm resulted in larval mortality rates were significantly lower than those of 48 h exposure. However, the mortality rate was not significantly different at the lower concentrations of crude extracts. The results also suggested that there was no significant difference in the larvicidal effect between leaf and flower extracts at 24 and 48 h exposure for all concentrations. The LC50 values at 48 h exposure for leaf extract were 789 and 791 ppm for Ae. aegypti and C. quinquefasciatus, respectively, whereas for flower extract were 772 and 780 ppm for Ae. aegypti and C. quinquefasciatus, respectively. Overall, B. candida showed larvicidal activity against Ae. aegypti and C. quinquefasciatus. This research contributes to new finding regarding the larvicidal activity of B. candida. This finding also supports the next study to develop B. candida as an alternative source for larval control agent.
Analisis Kemampuan Produksi Auksin dari Bakteri Endofit dan Plant Growth Promoting Rhizobacteria (PGPR) dalam Akar Cabai Merah Keriting (Capsicum annum L.) Maulida, Nurdalila; Rahmawati, Arrum; Dewi, Tirta Kumala; Simarmata, Rumella; Widowati, Tiwit; Kartika, Titik; Guswenrivo, Ikhsan; Nugroho, Deddy Triyono; Supriatna, Ateng
MANILKARA: Journal of Bioscience Vol 3 No 1 (2024): Agustus
Publisher : LPPM Universitas Terbuka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33830/manilkara.v3i1.9817.2024

Abstract

Endophytic bacteria found in the roots, stems, and leaves of plants have potential as biocontrol agents and drivers of plant development, besides that in plant roots there are also plant growth promoting rhizobacteria (PGPR) with the same ability. The consortium of the two bacteria will produce Indole 3 acetic acid (IAA) compounds which are then converted into auxins that are beneficial to plants. The research aims to determine the ability of endophytic bacteria and PGPR from the roots of curly red chili plants in producing auxin hormones. The research work procedure includes rejuvenation of bacterial isolates, macroscopic and microscopic characteristics, measuring auxin levels using HPLC (High Performance Liquid Chromatography). The results showed that the consortium of 6 bacteria (3 endophytes and 3 PGPR) produced an auxin concentration of 46.122 ppm, a consortium of endophytic bacteria of 24.201 ppm, a consortium of PGPR bacteria of 162.723 ppm, and finally single endophytic bacteria and single PGPR bacteria produced auxin of A 158.913 ppm; B 64.882 ppm; C 93.923 ppm; CB1 240.817 ppm; CB2 186.807 ppm; and CMBC 11.689 ppm, while for the control 0 ppm. In conclusion, the highest auxin concentration was obtained from the single result of PGPR bacteria CB1 240.817 ppm.
Skrining Fitokimia dan Ekstraksi Senyawa Azadirachtin dari Ampas Biji Mimba Juanda, Ananda Pratama; S.Si., M.T., Ismail; Guswenrivo, Ikhsan; Dwiko Laksono, Heru Subakti
Journal Warta AKAB Vol 47, No 1 (2023): Warta AKAB
Publisher : Politeknik AKA Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55075/wa.v47i1.189

Abstract

Mimba atau juga dikenal sebagai Azadirachta indica A. Juss, adalah tanaman yang mengandung zat azadirachtin, yang berfungsi sebagai bioinsektisida. Metode penting untuk memberikan gambaran tentang kelompok senyawa yang terkandung dalam tanaman yang akan diteliti adalah identifikasi senyawa fitokimia. Dengan menggunakan pelarut polar, semi polar, dan nonpolar, penelitian ini bertujuan untuk mengekstraksi senyawa metabolit sekunder, terutama senyawa azadirachtin yang ditemukan pada ampas biji mimba. Penelitian ini juga berfokus pada kemungkinan penggunaan azadirachtin sebagai bioinsektisida sebagai pengganti pestisida sintetis. Fitokimia ampas biji mimba dilihat dari fraksinya. Fraksi n-heksana positif mengandung saponin dan triterpenoid, fraksi etil asetat positif mengandung tanin, alkaloid, flavonoid, saponin, dan steroid, dan fraksi metanol sisa positif mengandung tanin, alkaloid, flavonoid, saponin, dan steroid. Hasil analisis dengan HPLC menunjukkan bahwa ada kandungan azadirachtin sebesar 20,2978 mg/L pada fraksi n-heksana dan 132,6840 mg/L pada fraksi etil asetat. Kata kunci: biji mimba, fitokimia, azadirachtin, n-heksana, etil asetat
PENGARUH METODE STERILISASI MEDIA NURSERI DAN ASOSIASI FUNGI MIKORIZA ARBUSKULAR TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN CABAI (Capsicum annuum L.) Pratama, Aulia Brellian; Mangunwardoyo, Wibowo; Chandra, Nicholas Dwi; Napitupulu, Toga Pangihotan; Idris, Idris; Kanti, Atit; Ikhwani, Azra Zahrah Nadirah; Guswenrivo, Ikhsan; Sudiana, I Made
Berita Biologi Vol 22 No 1 (2023): Berita Biologi
Publisher : BRIN Publishing (Penerbit BRIN)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55981/beritabiologi.2023.804

Abstract

Kondisi lingkungan yang kurang baik untuk industri pertanian cabai (Capsicum annuum L.) membuat hasil produksi cabai menurun. Pemberian inokulum mikoriza arbuskular dan pupuk dapat menjadi solusi untuk meningkatkan produksi cabai. Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh metode sterilisasi serta interaksi fungi mikoriza arbuskular terhadap pertumbuhan tanaman cabai. Metode penelitian dilakukan dengan melakukan penghitungan jumlah spora, sterilisasi media tanam, penyemaian benih, pengamatan karakteristik agronomi, hingga pengujian infeksi mikoriza. Spora mikoriza arbuskular yang digunakan berupa produk kultur tunggal Glomus mosseae (A) dan kultur campuran (B). Hasil penelitian menunjukkan penghitungan jumlah spora produk B memiliki jumlah spora tertinggi dengan 51 spora/50 g dibandingkan dengan produk A. Analisis karakteristik agronomi dengan ANOVA dua faktor (α: 0,05) menunjukkan tidak adanya pengaruh signifikan antara metode sterilisasi dengan pemberian inokulum mikoriza arbuskular pada tinggi tanaman cabai. Namun, hasil statistik menunjukkan bahwa pemberian mikoriza A dan B memberikan pengaruh terhadap tinggi tanaman cabai. Hasil analisis statistik pengukuran panjang akar juga tidak ada pengaruh signifikan antara pemberian mikoriza dengan metode sterilisasi. Pengamatan infeksi tanaman cabai menunjukkan fungi mikoriza arbuskular kultur tunggal dan campuran mampu menginfeksi akar dengan membentuk hifa internal dan spora. Hasil yang diperoleh dapat digunakan untuk menentukan media tanam serta inokulum mikoriza arbuskular terbaik untuk meningkatkan produksi cabai.