Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

ANALISIS KESESUAIAN LAHAN UNTUK PEMBANGUNAN KAWASAN INDUSTRI MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (STUDI KASUS: KABUPATEN BLITAR) Pramesthi, Nanda Ayu Setya; Alina, Aldea Noor; Yahya, Fahrul
Elipsoida : Jurnal Geodesi dan Geomatika Vol 7, No 1 (2024): Volume 07 Issue 01 Year 2024
Publisher : Department of Geodesy Engineering, Faculty of Engineering, Diponegoro University,Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/elipsoida.2024.20102

Abstract

Kabupaten Blitar merupakan salah satu kabupaten yang terdapat di Provinsi Jawa Timur yang memiliki letak strategis, seperti memiliki potensi sumber daya alam dan potensi energi berbasis sumber daya alam. Posisi strategis ini dapat menunjang pertumbuhan sektor industri dengan pembangunan kawasan industri. Pada penelitian ini digunakan 9 parameter untuk menentukan kawasan industri, yaitu jarak terhadap pusat kota, jarak terhadap permukiman, jaringan transportasi darat, jaringan energi dan kelistrikan, jaringan telekomunikasi, sumber air baku, kemiringan lereng, penggunaan lahan, dan jenis tanah. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah skoring parameter. Berdasarkan hasil klasifikasi kesesuaian lahan dengan metode skoring dapat diketahui bahwa analisis tingkat kesesuaian lahan untuk pembangunan kawasan industri di Kabupaten Blitar dibagi menjadi 4 kelas, yaitu kelas sesuai (S2) dengan luas 3.705,46 Ha atau 2,12%, kelas cukup sesuai (S3) dengan luas 145.673,13 Ha atau 83,08%, kelas kurang sesuai (N1) dengan luas 25.862,42 Ha atau 14,74%, dan kelas tidak sesuai (N2) dengan luas 102,320 Ha atau 0,06%. Lokasi yang memiliki potensial untuk pembangunan kawasan industri di Kabupaten Blitar terletak di wilayah Kecamatan Wonotirto, Kecamatan Panggungrejo, Kecamatan Kademangan, Kecamatan Wates, Kecamatan Bakung, Kecamatan Gandusari, dan Kecamatan Ponggok.
Estimation of Total Carbon Stock and Mangrove Health Index in Sidoarjo using Machine Learning Spectral Analysis Method of Sentinel-2A Satellite Imagery Alina, Aldea Noor; Yahya, Fahrul; Safitri, Dika Ayu; Sanjaya, Hartanto; Rahmawaty, Mitha Asyita
GEOID Vol. 20 No. 1 (2025)
Publisher : Departemen Teknik Geomatika ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/geoid.v20i1.2553

Abstract

The mangrove ecosystem has the potential ability to absorb carbon dioxide better than other forest ecosystems. It is noted that mangrove forests have an important role in reducing the concentration of carbon dioxide in the air. Changes in land cover conditions, massive development of urban areas, and the large need for housing in the Sidoarjo are the main causes of the decline in the area of mangrove forests which have been converted into fish ponds and residential areas. This triggers a decline in the quality of mangroves and will directly impact on reducing the capacity to store carbon reserves in Sidoarjo Regency. Biomass estimation calculations were carried out using the NDVI algorithm from remote sensing results using Sentinel Imagery – 2A. Apart from that, the mangrove health index was also calculated using the GCI (Green Chlorophyll Index), SIPI (Structure Insensitive Pigment Index), NBR (Normalized Burn Ratio), and ARVI (Atmospherically Resistant Vegetation Index). Based on the calculation results, the value obtained for the coastal area of Sidoarjo Regency the TCS or total carbon stock ranged from 1.1679468503445e-09 to 84.3344 TonC/hectares. Meanwhile, the results of the mangrove health index calculation show that the condition of mangroves in the coastal area of Sidoarjo Regency has a sufficient mangrove health index, with the highest area being 637.77 hectares, while only 10.80 hectares are available has a good health index. The results of this study are expected to be one of the bases for decision-making and policies in the rehabilitation and conservation of mangrove in Sidoarjo.
Evaluasi Tingkat Kekritisan Daerah Resapan Air di Rencana Tata Ruang Kabupaten Blitar Mansyur, Mohammad; Mahardianti, Melisa Amalia; Yahya, Fahrul
GEOID Vol. 20 No. 1 (2025)
Publisher : Departemen Teknik Geomatika ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/geoid.v20i1.2578

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi tingkat kekritisan daerah resapan air di pola tata ruang kawasan resapan air Kabupaten Blitar. Untuk tujuan tersebut, maka dalam penelitian ini dilakukan pemetaan kondisi kawasan resapan air di Kabupaten Blitar. Dasar parameter penelitian ini adalah Peraturan Menteri Kehutanan Republik Indonesia Nomor : P. 32/MENHUT-II/2009. Parameter dalam peraturan tersebut meliputi jenis tanah, kemiringan lereng, tutupan lahan dan curah hujan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode skoring setiap parameter dan teknik tumpang susun (overlay). Hasil penelitian ini menunjukkan tingkat kekritisan daerah resapan air pada pola tata ruang kawasan resapan air di Kabupaten Blitar sebagian besar menunjukkan kondisi baik (60,70%) dan normal alami (27,96%), yang mencerminkan kesesuaian dengan rencana tata ruang periode 2011–2031. Namun, terdapat area yang mulai kritis (11,29%) dan agak kritis (0,04%), yang didominasi oleh lahan terbangun. Untuk mempertahankan fungsi kawasan resapan air perlu penyesuaian rencana pola ruang, pengurangan lahan terbangun, serta penerapan langkah konservasi yang efektif. Evaluasi menyeluruh terhadap penetapan pola tata ruang menjadi hal krusial dalam mendukung pengelolaan yang berkelanjutan di Kabupaten Blitar.
Pemanfaatan Citra Satelit untuk Penentuan Lokasi Bangunan Cagar Budaya Kerajaan Majapahit Menggunakan Metode Delineasi (Studi Kasus : Kawasan Cagar Budaya Trowulan Mojokerto) Yahya, Fahrul; Mahardianti, Melisa Amalia; Susilo , Yunus
GEOID Vol. 20 No. 1 (2025)
Publisher : Departemen Teknik Geomatika ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/geoid.v20i1.2689

Abstract

Kawasan trowulan merupakan Zona Kerajaan Majapahit yang berada di Kabupaten Mojokerto secara administrasi beririsan dengan dua Kabupaten, yaitu kabupaten Mojokerto dan Kabupaten Jombang. Terdiri dari 6 (enam) kecamatan diantaranya adalah Kecamatan Jatirejo, Puri, Trowulan, Sooko, Mojowarno, Mojoagung dan Kecamatan Sumobito. Kawasan Trowulan masuk dalam KSN (Kawasan Strategis Nasional) dimana wilayah yang penataan ruangnya diprioritaskan karena memiliki pengaruh sangat penting secara nasional, baik terhadap kedaulatan negara, ekonomi,sosial, budaya, dan/atau lingkungan. Termasuk wilayah yang telah ditetapkan sebagai warisan dunia atau World Heritage. Penelitian ini dipilih karena memiliki tingkat signifikansi yang besar dalam berbagai aspek, diantaranya adalah aspek pembangunan dan pengembangan daerah kawasan pariwisata sejarah, serta aspek ilmu pengetahuan, teknologi, dan budaya. Salah satunya ialah pelestarian cagar budaya dengan memanfaatkan citra satelit dan metode delineasi. Penelitian tersebut dapat membantu dalam melakukan identifikasi serta monitoring terhadap area situs purbakala yang rentan terhadap kerusakan, baik yang disebabkan bencana alam maupun kerusakan yang disebabkan oleh aktivitas manusia. Tujuan penelitian ini untuk mengidentifikasi letak lokasi situs bangunan cagar budaya berdasarkan sistem zonasi di Kawasan Trowulan dengan metode memetakan Zona Inti, Zona Penyangga, Zona Pengembangan dan Zona Penunjang. Metode penelitian ini dilakukanMelalui proses interpretasi visual dari citra dan menggabungkan dengan teknik digitasi on screen, dapat dilakukan deliniasi dan zonasi penentuan titik lokasi serta zona cagar budaya Kawasan Trowulan. Penggunaan citra satelit Google Earth Pro, terutama pada penelitian zonasi lokasi cagar budaya sedikit memiliki kendala dalam observasi di lokasi lapangan. Hasil pemetaan deliniasi dan zonasi didapatkan beberapa peta, yaitu Peta Deliniasi Kawasan Cagar Budaya Nasional Trowulan dan Peta Zonasi (Zona), Peta Delineasi Sektor 5 Segaran, Sektor 12 Grobogan, Zona Inti Balong Bunder, Zona Penyangga Sektor 21.
Analisis Pembobotan Satuan Kemampuan Lahan Kestabilan Lereng dengan Menggunakan Metode Skoring di Kota Batu Mutolif, Mutolif; Prabawa, Septa Erik; Yahya, Fahrul
EL-JUGHRAFIYAH Vol 5, No 2 (2025): El-Jughrafiyah : August, 2025
Publisher : Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24014/jej.v5i2.37666

Abstract

Kota Batu, terletak di Provinsi Jawa Timur, Indonesia, memiliki topografi pegunungan curam yang rentan terhadap bencana tanah longsor, terutama di wilayah dengan kemiringan lereng lebih dari 30%. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kemampuan lahan di Kota Batu menggunakan metode skoring berdasarkan parameter kelerengan, morfologi, dan topografi untuk menilai kestabilan lereng. Dengan mengintegrasikan data kelerengan, morfologi, dan topografi melalui Sistem Informasi Geografis (SIG), penelitian ini menghasilkan peta kemampuan lahan yang digunakan untuk perencanaan tata ruang berkelanjutan. Pembobotan dilakukan berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 20/PRT/M/2007, dengan mempertimbangkan faktor kemiringan lereng, jenis tanah, curah hujan, dan vegetasi penutup. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar wilyah Kota Batu memiliki kestabilan lereng sedang, sedangkan daerah dengan kestabilan rendah terletak di lereng curam di bagian utara dan barat kota. Zonasi kestabilan lereng ini penting untuk pengelolaan lahan yang aman dan mitigasi bencana tanah longsor. Peta kemampuan lahan yang dihasilkan memberikan panduan dalam perencanaan ruang yang lebih aman dan ramah lingkungan.
Pemanfaatan Sistem Informasi Geografis Untuk Pemetaan Sebaran Potensi Limbah B3 Menggunakan Metode Identifikasi Yahya, Fahrul; Erik P, Septa; Noor Alina, Aldea
Journal of Comprehensive Science Vol. 2 No. 4 (2023): Journal of Comprehensive Science (JCS)
Publisher : Green Publisher Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59188/jcs.v2i4.299

Abstract

Perlakuan Limbah B3 diatur oleh Pemerintah Indonesia, khususnya Dinas Lingkungan Hidup. Identifikasi limbah B3 asalnya dari sumber spesifik umum dan sumber tidak spesifik yang diatur oleh PP RI Nomor 22 Tahun 2021 Tentang Penyelenggaraan Perlindungan Dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. Penelitian dilaksanakan untuk mengetahui lokasi potensi limbah B3 khususnya limbah industri, maka diperlukan citra satelit Google Earth guna melakukan proses pemantauan dan hasil dari proses pemantauan keluarannya berupa peta dijital di Sistem Informasi Geografis (SIG). Tujuan pemanfaatan SIG yang dengan menggunakan citra satelit Google Earth ialah untuk mengetahui lokasi sebaran kegiatan usaha yang memiliki potensi limbah B3 khususnya di Kecamatan Babat dan Kecamatan Kedungpring, Kabupaten Lamongan. Lokasi kegiatan usaha diketahui melalui survei lokasi untuk mendapatkan data atribut berupa data koordinat menggunakan GPS. Metode atau cara yang cepat untuk melakukan proses identifikasi potensi limbah B3 menggunakan formular pada lembaran lampiran pengelolaan limbah B3 yang terdapat pada PP Republik Indonesia No.22 Tahun 2021. Data dari hasil survei lokasi tersebut diperoleh beberapa kegiatan usaha di antaranya industri kayu lapis dan kayu olahan, industri batu bata ringan, industri peleburan logam bukan besi, rumah sakit atau fasilitas kesehatan, industri rokok, industri mebel, indsutri penggergajian kayu, industri kayu, indsustri pengolahan kayu dan hasil pengolahan kayu. Setelah itu, dilakukan proses identifikasi limbah B3 yaitu dengan menandai kode limbah B3 berdasarkan tingkat kategori bahaya. Proses selanjutnya ialah melakukan pemetaan sebaran lokasi menggunakan SIG, yang hasil keluarannya berupa peta