Claim Missing Document
Check
Articles

Found 13 Documents
Search

ANALISIS PRAKTIK PIJAT BAYI DI DESA GENENG SUKOHARJO Ditya Yankusuma Setiani; Indriati, Ratna
KOSALA : Jurnal Ilmu Kesehatan Vol. 13 No. 1 (2025): KOSALA : Jurnal Ilmu Kesehatan
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Panti Kosala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37831/kjik.v13i1.392

Abstract

Praktik pijat bayi telah mendapatkan dukungan dari berbagai pihak yang menunjukkan efek positifnya terhadap perkembangan bayi, terutama pada bayi prematur dan bayi dengan kondisi kesehatan tertentu. Meskipun banyak penelitian telah menunjukkan manfaat pijat bayi, terdapat perbedaan yang signifikan dalam cara praktik ini dilakukan. Faktor-faktor seperti perbedaan budaya, pendidikan, pengetahuan, dukungan sampai dengan ekonomi membuat perbedaan perilaku dalam melakukan praktik pijat bayi. Survei awal yang dilakukan di Desa Geneng yaitu di Dukuh Sigran dan Dukuh Kaworan, dimana kedua dukuh tersebut masih banyak anak balita  yaitu 102 anak balita. Dukuh tersebut masih terdapat 31 anak balita tidak pernah dibawa untuk pijat bayi. Orang tua menganggap pijat bayi tidak begitu penting yang penting anaknya tumbuh sehat dan bisa makan dan di dukuh tersebut masih terdapat orang tua yang membawa anaknya untuk dipijat orang tua yang dianggap pintar di desa tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui praktik pijat bayi di Desa Geneng Sukoharjo. Penelitian ini merupakan penelitian korelasional dengan pendekatan cross sectional. Penelitian ini untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi praktik pijat bayi di desa Geneng Sukoharjo. Data yang telah peneliti temukan akan dianalisis dengan menggunakan chi square dan uji regresi logistic berganda. Hasil penelitian berdasarkan uji analisis chi square diketahui bahwa faktor yang berhubungan dengan praktik pijat bayi adalah faktor pengetahuan (p-value 0,000), sikap (p-value 0,012), perilaku (p-value 0,000), budaya (p-value 0,000), dukungan keluarga (p-value 0,000), ekonomi (p-value 0,000), pendidikan (p-value 0,001), sumber informasi  (p-value 0,000) dan pekerjaan (p-value 0,000), sedangkan faktor yang tidak berhubungan dengan praktik pijat bayi adalah faktor lingkungan (p-value 0,426). Dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh antara pengetahuan, sikap, perilaku, budaya, dukungan keluarga, ekonomi, pendidikan, sumber informasi dan pekerjaan. Kata kunci: budaya; dukungan; pengetahuan; perilaku; pijat bayi; sikap The practice of infant massage has received support from various parties that show its positive effects on infant development, especially in premature infants and infants with certain health conditions. Although many studies have shown the benefits of infant massage, there are significant differences in how this practice is carried out. Factors such as differences in culture, education, knowledge, support and even economy make differences in behavior in carrying out infant massage practices. The initial survey was conducted in Geneng Village, namely in Dukuh Sigran and Dukuh Kaworan, where both hamlets still have many toddlers, namely 102 toddlers. In the hamlet, there are still 31 toddlers who have never been taken for infant massage. Parents consider infant massage not so important, the important thing is that their children grow up healthy and can eat and in the hamlet there are still parents who bring their children to be massaged by parents who are considered smart in the village. Research objectives: This study aims to determine the practice of infant massage in Geneng Village, Sukoharjo. Research methods: This study is a correlational study with a cross-sectional approach. This study is to determine the factors that influence the practice of infant massage in Geneng Village, Sukoharjo. The data that the researcher has found will be analyzed using chi square and multiple logistic regression tests Results: based on the chi square analysis test, it was found that the factors related to the practice of infant massage are knowledge factors (p-value 0.000), attitudes (p-value 0.012), behavior (p-value 0.000), culture (p-value 0.000), family support (p-value 0.000), economy (p-value 0.000), education (p-value 0.001), information sources (p-value 0.000) and work (p-value 0.000), while factors that are not related to the practice of infant massage are environmental factors (p-value 0.426). It can be concluded that there is an influence between knowledge, attitudes, behavior, culture, family support, economy, education, information sources and work. Keywords: attitude; behavior; culture; infant massage; knowledge; support
Improving Young Women's Knowledge about Menstrual Pain Management through William's Flexion Exercise Education Ditya Yankusuma Setiani; Indriati, Ratna; Warsini, Warsini
Abdimas Kosala : Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Vol 4 No 2 (2025): ABDIMAS KOSALA: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : SEKOLAH TINGGI ILMI KESEHATAN PANTI KOSALA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37831/akj.v4i2.419

Abstract

Dismenore adalah nyeri atau kram pada bagian perut bawah yang muncul menjelang atau saat menstruasi dan biasanya berlangsung selama 2 hingga 3 hari. Sejumlah studi epidemiologis di berbagai negara juga mengungkapkan tingginya angka dismenore, seperti di Mesir yang mencapai 71,6% dan di India sebesar 73,83%. Secara keseluruhan, lebih dari setengah populasi wanita mengalami kondisi ini. Di Indonesia, prevalensi dismenore tercatat sebesar 72,89%, dengan sekitar 54% kasus terjadi pada remaja perempuan. Wanita usia muda, khususnya kelompok umur 17–24 tahun, memiliki risiko lebih tinggi, dengan prevalensi mencapai 67–90%. Di Desa Sobayan Karanganyar, sejumlah 13 remaja putri ketika nyeri haid selalu minum obat pereda nyeri seperti ibuprofen, dan Paracetamol dan belum ada remaja putri yang menggunakan teknik nonfarmakologi seperti latihan fisik William Flexion untuk mengurangi nyeri haidnya. Berdasarkan data diatas dapat diketahui bahwa edukasi terapi fisik William flexion sangatlah diperlukan karena remaja putri rentan sekali mengalami nyeri disminhorea Metode yang digunakan dalam kegiatan ini adalah ceramah dan demonstrasi yang melibatkan 13 responden dari kalangan remaja putri. Sebelum dan sesudah memberikan ceramah, tim pengabdi dari STIKES Panti Kosala memberikan 15 pertanyaan untuk mengetahui tingkat keberhasilan kegiatan ini. Hasil analisis data menunjukkan adanya peningkatan signifikan dalam tingkat pengetahuan remaja setelah mengikuti kegiatan ini. Rata-rata skor pre-test responden adalah 68,31 meningkat menjadi 82,15. Peningkatan ini menunjukkan bahwa intervensi yang diberikan terbukti efektif dalam meningkatkan pengetahuan remaja tentang penatalaksanaan nyeri haid melalui edukasi William Flexion Exercise. Kata Kunci: Disminorhea, Remaja Putri, William Flexion
DESKRIPSI KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN UNIT RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT: 5 DIMENSI SERVSQUAL Valentine Kenya Wahyu Khuntari; Hendra Dwi Kurniawan; Sri Aminingsih; Ditya Yankusuma Setiani
An Nafi': Multidisciplinary Science Vol. 2 No. 03 (2025): An Nafi’
Publisher : CV Edujavare Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Health services are efforts organized to maintain and improve public health, as well as prevent and cure diseases. Hospitals as public health institutions play an important role in providing quality health services. However, the quality of health services in hospitals often comes under scrutiny, especially in the context of inpatient services. This study focuses on the five dimensions of service quality according to the servsqual model, namely reliability, responsiveness, assurance, empathy and tangibility. In Indonesia, there has been an increase in the number of people choosing to seek treatment abroad, indicating dissatisfaction with domestic health services. This indicates the need for an in-depth evaluation of the quality of health services provided, especially in inpatient units. Research Objectives. The purpose of this study was to determine the description of health service quality based on 5 dimensions of servsqual. This study is a quantitative study with a descriptive design through a cross sectional approach. The population in this study were inpatients of the Tjan Khee Swan East and Asa buildings. The number of samples in this study were 70 respondents. The sampling technique used consecutive sampling. The results showed that the quality of service is good from the dimensions of reliability (62.9%), responsiveness (61.4%), assurance (68.6%), empathy (67.1%), tangible (64.3%). Service quality with the dimensions of reliability, responsiveness, assurance, empathy, tangible is categorized as good.