Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

PENANAMAN NILAI-NILAI PANCASILA DAN WAWASAN KEBANGSAAN BAGI SISWA DI WILAYAH PERBATASAN KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS Adhayanto, Oksep; Wira, Winata; Irman, Irman
Azam Insan Cendikia Vol. 3 No. 3 (2024): Jurmas Azam Insan Cendikia
Publisher : Yayasan Azam Insan Cendikia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Keterbatasan informasi serta wawasan terkait dengan isu-isu yang berkaitan dengan NKRI di wilayah perbatasan senantiasa dapat menimbulkan rendahnya rasa nasionalisme dan cinta tanah air khususnya pada generasi muda. Laju arus modernisasi, globalisasi serta fenomena mengikuti arus kebarat-baratan atau westernisasi yang tidak disaring secara baik dapat menggerus nilai-nilai Pancasila sebagai ideologi bangsa yang hidup ditengah-tengah masyarakat. Untuk itu, perlu dilaksanakan kegiatan penanaman serta penumbuhkembangan nilai-nilai Pancasila kepada generasi muda di Daerah Perbatasan khususnya bagi pelajar pada SMA Negeri 1 Siantan Kabupaten Kepulauan Anambas. Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 16 Oktober 2024 bertempat di SMA Negeri 1 Siantan. Kegiatan dilaksanakan dengan memberikan sosialisasi tentang pentingnya menanamkan nilai-nilai Pancasila dan Wawasan Kebangsaan bagi siswa di wilayah perbatasan.
PENDAMPINGAN PERUMUSAN REKOMENDASI KEBIJAKAN PENATAAN PARKIR DI KOTA TANJUNGPINANG Wira, Winata; Arianto, Bismar; Adhayanto, Oksep; Husna, Asmaul
Azam Insan Cendikia Vol. 3 No. 3 (2024): Jurmas Azam Insan Cendikia
Publisher : Yayasan Azam Insan Cendikia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kebijakan perparkiran di Kota Tanjungpinang merupakan salah satu isu penting dalam pembangunan daerah, mengingat masalah serupa terjadi di banyak wilayah perkotaan lainnya. Kondisi ini menjadi perhatian khususnya bagi pengambil kebijakan yaitu Pemerintah Kota Tanjungpinang dan publik sebagai pengguna layanan parkir yang memiliki harapan terhadap kenyamanan dan keteraturan dari sistem perparkiran yang efektif. Peningkatan jumlah kendaraan bermotor di Kota Tanjungpinang sejalan dengan pertumbuhan sosial ekonomi masyarakat namun di lain pihak, ketersediaan ruang publik tetap terbatas karena pertambahannya yang relatif stagnan. Bagi pemerintah daerah, sistem perparkiran memiliki dua fungsi utama: sebagai instrumen fiskal untuk meningkatkan pendapatan daerah dan pemenuhan tanggung jawab pelayanan publik dalam penyediaan fasilitas parkir yang memadai. Kenyataannya, penyelenggaraan parkir yang sebagian besar dilakukan oleh pihak ketiga, seperti badan usaha, belum sepenuhnya optimal dalam memenuhi kewajiban sebagai pembayar pajak daerah. Akibatnya, peningkatan volume parkir tidak sebanding dengan kontribusinya terhadap pendapatan daerah. Dalam konteks ini, tim pengabdian masyarakat dari Universitas Maritim Raja Ali Haji (UMRAH) Tanjungpinang, yang terdiri dari akademisi lintas program studi, telah melakukan pendampingan untuk mengidentifikasi permasalahan yang ada dan merumuskan langkah-langkah strategis untuk mengatasinya. Kegiatan ini berlangsung selama sekitar tiga bulan, dari Mei hingga Agustus 2023, dan menghasilkan sejumlah rekomendasi yang diharapkan dapat ditindaklanjuti oleh Pemerintah Kota Tanjungpinang.
Minawisata as Integrated Fisheries-Based Tourism: Development Potential in Kampung Madong–Sei Nyirih, Indonesia Wira, Winata; Muzahar, Muzahar; Yandri, Falmi; Adhayanto, Oksep; Arianto, Bismar
Indonesian Tourism Journal Vol. 2 No. 2 (2025): August, 2025
Publisher : CV. Austronesia Akademika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.69812/itj.v2i2.174

Abstract

This study examines the development potential and carrying capacity of minawisata (fisheries-based marine tourism) in Kampung Madong–Sei Nyirih, Tanjungpinang City, Kepulauan Riau Province, in response to growing demands for sustainable coastal development and alternative livelihoods for fishing communities. The research aims to evaluate land suitability, environmental carrying capacity, and infrastructure readiness for three main clusters: mangrove ecotourism, fishing tourism, and floating net cage aquaculture. A mixed-methods approach was applied, combining Geographic Information Systems (GIS)-based spatial analysis, carrying capacity calculations aligned with national regulatory standards, and qualitative input from government, community, academic, and private stakeholders. The results revealed that 66.03% (199.42 ha) of mangrove areas and 99.13% (322.47 ha) of marine waters are highly suitable for tourism activities, while only 1.0% of the assessed areas are suitable for floating net cage aquaculture. Carrying capacity estimates showed the potential to accommodate 1,595 daily visitors for mangrove-based tourism, 1,075 for fishing activities, and 45 for aquaculture tourism. These findings underscore significant opportunities for developing integrated fisheries-tourism models, especially through mangrove conservation and traditional fishing practices that align with sustainable tourism principles. However, challenges remain in addressing infrastructure gaps, institutional coordination, and community capacity for tourism service delivery. The study concludes that Kampung Madong–Sei Nyirih holds strong potential as a model for sustainable coastal development that integrates conservation, economic diversification, and community empowerment. Its implementation could provide practical lessons for similar coastal regions in Indonesia and Southeast Asia facing the dual challenges of environmental protection and livelihood improvement