Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

Pembuatan Media Informasi Edu-Ekowisata Mangrove di Desa Pengudang Kabupaten Bintan Suhana, Mario Putra; Kurniawati, Esty; Wirayuhanto, Harish; Idris, Fadhliyah; Febrianto, Try; Ma'mun, Asep; Yandri, Falmi
Jurnal Ilmiah Pangabdhi Vol 9, No 1: April 2023
Publisher : LPPM Universitas Trunojoyo Madura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21107/pangabdhi.v9i1.17896

Abstract

Ekosistem mangrove memiliki peranan yang besar dan begitu penting bagi seluruh makhluk hidup di sekitar kawasan pesisir termasuk manusia. Begitu pentingnya ekosistem mangrove sehingga telah banyak bentuk pemanfaatan yang dilakukan oleh manusia pada sektor sosial ekonomi seperti yang dilakukan oleh masyarakat di Desa Pengudang. Pemanfaatan ekosistem mangrove di Desa Pengudang saat ini telah mencakup ke berbagai aspek sosial ekonomi, mulai dari sektor wisata pesisir, konservasi hingga olahan bahan makanan dan minuman dimana dari seluruh kegiatan ini fungsi dan manfaat dari seluruh bagian yang ada pada ekosistem mangrove dimanfaatkan secara optimal pada seluruh aspek tersebut. Kegiatan pengabdian yang dilaksanakan ini bertujuan untuk melakukan pemetaan kondisi tutupan ekosistem mangrove di Desa Pengudang. Hasil dari kegiatan ini diharapkan dapat menjadi acuan dalam menentukan bentuk pemanfaatan ekosistem mangrove yang berkelanjutan di Desa Pengudang. Kegiatan ini merupakan salah satu bentuk pengaplikasian pengabdian kepada masyarakat yang dilaksanakan Program Studi Ilmu Kelautan Universitas Maritim Raja Ali Haji di Desa Pengudang yang merupakan Desa Binaan yang dibentuk berdasarkan perjanjian kerjasama antara Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan Universitas Maritim Raja Ali Haji dengan Desa Pengudang. Hasil dari pelaksanaan kegiatan pengabdian ini mendapatkan respon yang baik dari masyarakat. Hal ini terlihat dari masyarakat Desa Pengudang sangat menyambut baik dari pelaksanaan kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini. Masyarakat Desa Pengudang menilai luaran dari kegiatan pengabdian ini menjadi sarana media informasi mengenai bagaimana kondisi ekosistem mangrove di Desa Pengudang dan mendapatkan referensi rencana ke depan dalam pemanfaatan kawasan ekosistem mangrove di Desa Pengudang yang berkelanjutan.
Penerapan Metode AHC (Agglomerative Hierarchical Clustering) untuk Klasifikasi Habitat Bentik di Desa pengudang, Kabupaten Bintan Ulfatul Syahara; Esty Kurniawati; Mario Putra Suhana; Rika Anggraini; Falmi Yandri
INSOLOGI: Jurnal Sains dan Teknologi Vol. 3 No. 3 (2024): Juni 2024
Publisher : Yayasan Literasi Sains Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55123/insologi.v3i3.3547

Abstract

Pengudang village is one of the villages located in Bintan Regency, Riau Islands Province which has a diverse marine ecosystem, in which there are various types of benthic habitat. This research aims to classify the benthic habitat in Pengudang Village and determine the diversity and characteristics of the bottom water substrate at the research location. This research was carried out on 10-11 June 2023 in Pengudang village with a total of 224 research points. This research uses data collection techniques using the random sampling method, then continues with data analysis using the AHC (agglomerative hierarchical clustering) method. The results of the research applying the AHC (agglomerative hierarchical clustering) method for the classification of benthic habitats resulted in six types of benthic habitats which, after being analyzed using the AHC method, resulted in seven habitat classifications that dominated all research points, the first class contained sand, dead coral and benthic habitat types. live coral, the second class is benthic habitat types of seagrass and sand, the third class is benthic habitat types of seagrass and sand, the fourth class is benthic habitat types of live coral, dead coral, seagrass, algae and sand, the fifth class is the type of habitat benthic live coral, dead coral, algae and sand, the sixth class of benthic habitat types of algae and sand, and the seventh class of benthic habitat types of live coral, dead coral and sand.
Perbandingan Kepadatan Dan Variasi Pola Cangkang Populasi Makrozoobentos Clithon oualaniense Antara Perairan Pengudang Dan Dompak Di Pulau Bintan Provinsi Kepulauan Riau Dia, Susi Sulian; Agustian, Hamdan; Jeriyan, Jeriyan; Raziman, M.; Nengsih, Rahayu Agustiana; Safitri, Raja; Aldiyansah, Rindi; Nurbaiti, Siti; Azzulfa, Syarifah; Jeleandra, T. Muhammad; Januarni, Wisa; Ramadhani, Widya Ayu; Pratomo, Arief; Yandri, Falmi; Anggraini, Rika
Jurnal Laot Ilmu Kelautan Vol 6, No 2 (2024): Jurnal Laot Ilmu Kelautan
Publisher : Universitas Teuku Umar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35308/jlik.v6i2.9840

Abstract

Penelitian ini menelaah keanekaragaman hayati makrozoobentos, khususnya spesies Clithon oualaniensis di 2 lokasi berbeda: kawasan air jernih di Desa Pengudang dan kawasan air keruh di Pantai Dompak, Tanjungpinang. Berdasarkan metode Random Sampling dan transek kuadran, ditemukan bahwa Clithon oualaniense mendominasi kedua lokasi, meskipun dengan variasi pola cangkang yang berbeda. Di Pantai Pengudang, ditemukan sembilan variasi pola cangkang, sedangkan di Pantai Dompak ditemukan enam variasi. Variasi yang paling dominan di kedua lokasi adalah pola Axial , sedangkan Narrow spiral merupakan pola yang paling langka. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor lingkungan seperti jenis substrat dan salinitas mempengaruhi distribusi dan variasi Clithon oualaniense. Penelitian ini memberikan wawasan tentang bagaimana kepadatan dan keanekaragaman hayati berdasarkan pola variasi cangkang yang dapat digunakan untuk memprediksi perubahan lingkungan dan interaksi antar spesies dalam suatu ekosistem.
Struktur Komunitas Bivalvia pada Ekosistem Padang Lamun Desa Teluk Bakau Kecamatan Gunung Kijang Yandri, Falmi; Ramdani, Mohd; Kurniawati, Esty; Anggraini, Rika
Akuatiklestari Vol 8 No 1 (2024): Jurnal Akuatiklestari
Publisher : Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan, Universitas Maritim Raja Ali Haji

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31629/akuatiklestari.v8i1.7276

Abstract

Ekosistem padang lamun merupakan salah satu ekosistem tempat pemijahan biota dan berfungsi sebagai tempat perlindungan, mencari makan, dan habitat. Bivalvia adalah salah satu biota yang hidup di ekosistem padang lamun. Karena nilainya yang tinggi, banyak masyarakat memanfaatkannya sebagai makanan. Selain itu, bivalvia biasanya hidup di substrat, sehingga sering digunakan sebagai bioindikator untuk menentukan kualitas air laut. Mengingat betapa pentingnya ekosistem padang lamun dan bivalvia, pengamatan tentang struktur komunitas bivalvia dilakukan di ekosistem padang lamun Desa Teluk Bakau. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis dan struktur komunitas bivalvia di Desa Teluk Bakau. Pengamatan dilakukan dari bulan Oktober hingga Desember 2022 di pesisir Desa Teluk Bakau. Metode purposive sampling digunakan untuk menentukan titik stasiun berdasarkan keberadaan ekosistem padang lamun dan bivalvia. Untuk mengumpulkan sampel bivalvia, plot berukuran 1 x 1 m2 digunakan, dan panjang transek adalah 100 m ke arah laut. Pengukuran parameter dilakukan secara in situ pada saat air laut surut dan pasang. Dengan menggunakan Microsoft Excel, data yang telah dikumpulkan dianalisis. Hasil analisis struktur komunitas disajikan dalam grafik dan tabel. Hasil perhitungan kemudian menunjukkan bahwa indeks keanekaragaman sebesar 1,195 termasuk dalam kategori sedang, indeks keseragaman sebesar 0,441, dan indeks dominansi sebesar 0,485 termasuk dalam kategori sedang. Hasil nilai indeks menunjukkan bahwa komunitas Bivalvia di Teluk Bakau tetap stabil. Selain itu, berdasarkan baku mutu air laut bagi biota, hasil pengukuran parameter perairan masih berada di bawah batas toleransi.
Prevalensi Penyakit Dan Gangguan Kesehatan Karang Di Perairan Pulau Tidung Besar Kepulauan Seribu Aryamukti, Gusti Gilang; Yandri, Falmi; Kurniawan, Dedy
Jurnal Kelautan Vol 17, No 3: Desember (2024)
Publisher : Department of Marine Sciences, Trunojoyo University of Madura, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21107/jk.v17i3.23246

Abstract

ABSTRAKSalah satu pulau di Kepulauan Seribu yang banyak mendapatkan tekanan dari lingkungan sekitar, baik dari faktor alami maupun faktor antropogenik adalah Pulau Tidung Besar. Penelitian ini bertujuan menganalisis kondisi terumbu karang, prevalensi penyakit dan gangguan kesehatan karang di Perairan Pulau Tidung Besar. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November 2022 - Mei 2023 di Perairan Pulau Tidung Besar. Data yang diambil meliputi data kualitas perairan, bentuk pertumbuhan karang, serta penyakit dan gangguan kesehatan karang. Metode yang digunakan adalah metode LIT (Line Intercept Transect) untuk pengambilan data bentuk pertumbuhan karang dan metode Transek Sabuk (Belt Transect) untuk pengambilan data penyakit dan gangguan kesehatan karang. Selanjutnya dilakukan pengolahan data menggunakan perangkat lunak Microsoft Excel. Tutupan terumbu karang pada stasiun penelitian berada dalam kondisi buruk hingga baik. Penyakit dan gangguan kesehatan karang yang ditemukan pada stasiun penelitian antara lain, Predation, Black Band Disease, Brown Band Disease, Ulcrative White Spots, White Syndrome, Bleaching, Sediment Damage, Growth Anomalies, dan Pigmentation Response. Prevalensi keseluruhan penyakit dan gangguan kesehatan karang yang tertinggi berada pada staiun 3 sebesar 62,86%. Sediment Damage adalah yang paling banyak ditemukan di semua titik penelitian. Kondisi lingkungan perairan pada stasiun penelitian berdasarkan PP RI No.22 Tahun 2021 masih baik serta mendukung pertumbuhan karang.Kata Kunci: Prevalensi, Penyakit, Gangguan Kesehatan, Karang, Pulau Tidung BesarABSTRACTOne of the islands in the Kepulauan Seribu that receives a lot of pressure from the surrounding environment, both from natural and anthropogenic factors is Tidung Besar Island. This research aims to analyze condition of coral reefs, prevalence of coral disease and health problems in the waters of Tidung Besar Island. This research was conducted from November to May 2023 in the waters of Tidung Besar Island. The data collected included water quality data, coral growth forms, and coral disease and health problems. The method used was the Line Intercept Transect (LIT) method to collect data on coral growth forms and the Belt Transect method to collect data on coral disease and health problems. Furthermore, data processing is done using Microsoft Excel software. Coral cover at the research station is in poor to good condition. Coral diseases and health problems found at the research station include Predation, Black Band Disease, Brown Band Disease, Ulcrative White Spots, White Syndrome, Bleaching, Sediment Damage, Growth Anomalies, and Pigmentation Response. The overall prevalence of coral disease and health disorders was highest in station 3 at 62.86%. Sediment Damage is yes. The condition of the aquatic environment at the research station based on PP RI No.22 of 2021 is still good and supports coral growth.Keywords: Prevalence, Diseases, Health Disorders, Coral, Tidung Besar Island
Struktur Komunitas Bivalvia pada Ekosistem Padang Lamun Desa Teluk Bakau Kecamatan Gunung Kijang Yandri, Falmi; Ramdani, Mohd; Kurniawati, Esty; Anggraini, Rika
Akuatiklestari Vol 8 No 1 (2024): Jurnal Akuatiklestari
Publisher : Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan, Universitas Maritim Raja Ali Haji

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31629/akuatiklestari.v8i1.6363

Abstract

Ekosistem padang lamun merupakan salah satu ekosistem tempat pemijahan biota dan berfungsi sebagai tempat perlindungan, mencari makan, dan habitat. Bivalvia adalah salah satu biota yang hidup di ekosistem padang lamun. Karena nilainya yang tinggi, banyak masyarakat memanfaatkannya sebagai makanan. Selain itu, bivalvia biasanya hidup di substrat, sehingga sering digunakan sebagai bioindikator untuk menentukan kualitas air laut. Mengingat betapa pentingnya ekosistem padang lamun dan bivalvia, pengamatan tentang struktur komunitas bivalvia dilakukan di ekosistem padang lamun Desa Teluk Bakau. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis dan struktur komunitas bivalvia di Desa Teluk Bakau. Pengamatan dilakukan dari bulan Oktober hingga Desember 2022 di pesisir Desa Teluk Bakau. Metode purposive sampling digunakan untuk menentukan titik stasiun berdasarkan keberadaan ekosistem padang lamun dan bivalvia. Untuk mengumpulkan sampel bivalvia, plot berukuran 1 x 1 m2 digunakan, dan panjang transek adalah 100 m ke arah laut. Pengukuran parameter dilakukan secara in situ pada saat air laut surut dan pasang. Dengan menggunakan Microsoft Excel, data yang telah dikumpulkan untuk dianalisis. Hasil analisis struktur komunitas disajikan dalam grafik dan tabel. Hasil perhitungan kemudian menunjukkan bahwa indeks keanekaragaman sebesar 1,195 termasuk dalam kategori sedang, indeks keseragaman sebesar 0,441, dan indeks dominansi sebesar 0,485 termasuk dalam kategori sedang. Hasil nilai indeks menunjukkan bahwa komunitas Bivalvia di Teluk Bakau tetap stabil. Selain itu, berdasarkan baku mutu air laut bagi biota, hasil pengukuran parameter perairan masih berada di bawah batas toleransi.
Minawisata as Integrated Fisheries-Based Tourism: Development Potential in Kampung Madong–Sei Nyirih, Indonesia Wira, Winata; Muzahar, Muzahar; Yandri, Falmi; Adhayanto, Oksep; Arianto, Bismar
Indonesian Tourism Journal Vol. 2 No. 2 (2025): August, 2025
Publisher : CV. Austronesia Akademika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.69812/itj.v2i2.174

Abstract

This study examines the development potential and carrying capacity of minawisata (fisheries-based marine tourism) in Kampung Madong–Sei Nyirih, Tanjungpinang City, Kepulauan Riau Province, in response to growing demands for sustainable coastal development and alternative livelihoods for fishing communities. The research aims to evaluate land suitability, environmental carrying capacity, and infrastructure readiness for three main clusters: mangrove ecotourism, fishing tourism, and floating net cage aquaculture. A mixed-methods approach was applied, combining Geographic Information Systems (GIS)-based spatial analysis, carrying capacity calculations aligned with national regulatory standards, and qualitative input from government, community, academic, and private stakeholders. The results revealed that 66.03% (199.42 ha) of mangrove areas and 99.13% (322.47 ha) of marine waters are highly suitable for tourism activities, while only 1.0% of the assessed areas are suitable for floating net cage aquaculture. Carrying capacity estimates showed the potential to accommodate 1,595 daily visitors for mangrove-based tourism, 1,075 for fishing activities, and 45 for aquaculture tourism. These findings underscore significant opportunities for developing integrated fisheries-tourism models, especially through mangrove conservation and traditional fishing practices that align with sustainable tourism principles. However, challenges remain in addressing infrastructure gaps, institutional coordination, and community capacity for tourism service delivery. The study concludes that Kampung Madong–Sei Nyirih holds strong potential as a model for sustainable coastal development that integrates conservation, economic diversification, and community empowerment. Its implementation could provide practical lessons for similar coastal regions in Indonesia and Southeast Asia facing the dual challenges of environmental protection and livelihood improvement
PENINGKATAN PEMAHAMAN MASYARAKAT MELALUI SOSIALISASI PENGELOLAAN SAMPAH BERBASIS OBSERVASI SAMPAH DI MANGROVE DOMPAK Idris, Fadhliyah; Hidayati, Jelita Rahma; Hayaty, Nurul; Koenawan, Chandra Joei; Yandri, Falmi; Kurniawan, Rika; Nugraha, Aditya Hikmat; Sadam, Sadam; Aditianda, Said Rully; Anjani, Poppy Yulia; Aulia, Hillyatul; Arifatin, Ilil; Achmadiyah, Soneta
Jurnal Pemberdayaan Maritim Vol 8 No 1 (2025): Journal of Maritime Empowerment
Publisher : Lembaga Penelitian, Pengabdian Masyarakat, dan Penjaminan Mutu, Universitas Maritim Raja Ali Haji

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31629/jme.v8i1.7700

Abstract

Permasalahan sampah laut di kawasan pesisir, termasuk ekosistem mangrove di Dompak, semakin memprihatinkan dengan dominasi sampah plastik dan keberadaan mikroplastik. Rendahnya kesadaran masyarakat dalam pengelolaan sampah mendorong perlunya kegiatan sosialisasi yang terarah dan berbasis data lapangan. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman masyarakat melalui sosialisasi pengelolaan sampah sekaligus melakukan observasi jenis sampah di ekosistem mangrove Dompak. Metode yang digunakan meliputi sosialisasi dengan pre-test dan post-test untuk mengukur perubahan pemahaman masyarakat, serta pengamatan langsung komposisi sampah ukuran makro dan mikro di lokasi penelitian. Hasil uji Wilcoxon menunjukkan adanya perbedaan signifikan antara nilai pre test dan post test, sedangkan uji N-Gain menghasilkan peningkatan pemahaman masyarakat tentang pengelolaan sampah sebesar 66,67% pada kategori sedang. Observasi lapangan memperlihatkan bahwa sampah plastik mendominasi hingga 80% dari total komposisi sampah makro, sedangkan mikroplastik yang terdeteksi pada sedimen didominasi oleh tipe film sebesar 85%. Temuan ini mengindikasikan bahwa sosialisasi yang dilakukan efektif dalam meningkatkan pemahaman masyarakat tentang pengelolaan sampah, namun pencemaran plastik di ekosistem mangrove Dompak masih tinggi sehingga memerlukan tindak lanjut berupa aksi nyata dan penguatan pengelolaan sampah secara berkelanjutan.
Distribusi Bivalvia pada Ekosistem Padang Lamun di Selatan Pulau Pengujan Kecamatan Teluk Bintan Yandri, Falmi; Ramdani, Mohd; Idris, Fadhliyah; Kurniawati, Esty; Anggraini, Rika
Akuatiklestari Vol 9 No 1 (2025): Jurnal Akuatiklestari
Publisher : Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan, Universitas Maritim Raja Ali Haji

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31629/akuatiklestari.v9i1.7708

Abstract

Bivalvia merupakan organisme yang umumnya hidup menetap di substrat dasar perairan dalam waktu yang relatif lama, sehingga dapat dimanfaatkan sebagai bioindikator untuk menduga kualitas perairan. Selain itu, cangkang bivalvia sering dimanfaatkan sebagai bahan kerajinan dan cinderamata yang memiliki nilai ekonomis. Penelitian ini dilaksanakan pada November 2023 hingga Maret 2024 di tiga stasiun penelitian yang berlokasi di Selatan Pulau Pengujan. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pola sebaran bivalvia serta menganalisis keterkaitan antara sebaran dan kepadatan bivalvia dengan tutupan lamun dan parameter lingkungan perairan. Metode yang digunakan adalah metode purposive sampling dengan teknik pengambilan sampel melalui penarikan transek sepanjang 100 meter dari arah darat menuju laut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pola sebaran bivalvia di Selatan Pulau Pengujan memiliki indeks sebaran 0,50 yang termasuk dalam kategori pola sebaran mengelompok. Analisis PCA menunjukkan bahwa sebaran bivalvia berkorelasi positif dengan salinitas dan indeks keanekaragaman. Sementara itu, kelimpahan relative bivalvia berkorelasi positif dengan persentase tutupan lamun di lokasi penelitian.
KEANEKARAGAMAN KOMUNITAS Strombus spp. DAN PARAMETER KUALITAS AIR DI PERAIRAN PENGUDANG BINTAN Putri, Salsabila; Roseani Baiti Rohmah; Devita, Vera Febri; Safitri, Fanny Dwi; Samrota, Mohd. Nabil; Kurniawan, Dana; Ardyanti, Suci Novri; Putri, Shika Meylani; Ramadhan, Muhammad Fitrah; Kelana, Indra; Murshalas, Eagie; Anggraini, Rika; Pratomo, Arief; Yandri, Falmi
BIOCHEPHY: Journal of Science Education Vol. 4 No. 1 (2024)
Publisher : MO.RI Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52562/biochephy.v4i1.1194

Abstract

Kepulauan Riau adalah salah satu provinsi yang terdiri dari berbagai pulau, diantaranya seperti Pulau Dompak dan Pulau Bintan. Sumber daya hayati laut di Pulau Bintan memiliki fungsi yang sangat penting (Irawan et. al. 2020). Banyaknya aktivitas masyarakat di sekitar pesisir akan mengakibatkan terjadinya penurunan kualitas lingkungan dan menyebabkan rendahnya populasi organisme yang berada didalamnya, salah satu diantaranya organisme tersebut adalah Strombus spp. Salah satu jenis dari organisme Strombus spp. adalah siput gonggong. Keberadaan dari siput gonggong ini bisa menggambarkan kondisi kualitas lingkungan karena siput gonggong ini hidup menetap dikawasan pasang surut. Pengamatan ini bertujuan untuk menentukan indeks ekologi dan membandingkan status kualitas lingkungan dengan standar baku mutu bagi biota. Pengukuran parameter insitu di lapangan dilakukan sebanyak 3 kali pengulangan di setiap titik, setelah itu dilakukan pengambilan sampel air untuk analisis total suspended solid (TSS) yang digunakan dalam pengambilan data Strombus spp. pada perairan tidak tercemar dan perairan tercemar adalah metode line transek. Pada perairan pengudang untuk nilai keseragaman Strombus spp didapatkan nilai sebesar 0.7 dengan kategori tinggi karena mendekati angka 1 berdasarkan nilai kriteria E, karena setiap jenis atau komunitas tersebut stabil. Pada perairan pengudang untuk nilai dominansi Strombus spp. didapatkan nilai sebesar 0.3 dengan kategori rendah, karena setiap jenis seragam dan rata. Parameter fisika dan kimia perairan berdasarkan PP RI No. 22 Tahun 2021, pH pada 2 stasiun tersebut termasuk optimum karena masih dalam ambang batas baku mutu. Jika pH terlalu tinggi atau terlalu rendah akan mempengaruhi ketahanan hidup Strombus spp.