Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

PELATIHAN REGULASI EMOSI UNTUK MEMBENTUK EMOSI POSITIF REMAJA DI PASIR TANJUNG, TANJUNGSARI, BOGOR Zarina Akbar; Mauna; Ernita Zakiah
Prosiding Seminar Nasional Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 5 No. 1 (2024): PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT - SNPPM2024
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Negeri Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstract Adolescence is a phase full of turmoil that often causes psychological problems such as stress. Some stressors, such as conflict and tension, affect adolescents' negative emotions. This makes them tend to follow their emotions in their behaviors and actions. Adolescents filled with negative emotions can have a negative influence on others, have concentration problems, always or like to be alone, have self-adjustment struggles, and be not focused. Emotion problems in adolescents include anxiety or depression, social withdrawal or stress, social issues, thinking problems, concentration problems, behavior that violates rules or norms, and lastly aggressive behavior. The ups and downs of emotions experienced by adolescents make the ability to control emotions crucial. One of the psychological aspects that can reduce negative emotions and increase positive emotions is emotional control. The ability of individuals to manage and control emotions is called emotional regulation. Emotional regulation is the ability of individuals to manage and control their thoughts, behaviors, and expressions related to the emotions they are feeling. The participants of this community service were teenagers in Pasir Tanjung Village, Tanjungsari Sub-district, Bogor. The program was carried out by providing training on emotional regulation. Keywords: training; adolescence; emotional regulation; positive emotion Abstrak Remaja adalah fase yang penuh dengan gejolak yang sering menimbulkan masalah psikologis seperti stres. Ada beberapa stresor seperti konflik dan tekanan memungkinkan untuk memunculkan emosi negatif pada remaja. Hal ini membuat remaja cenderung mengikuti emosinya dalam perlakuan dan tindakan. Remaja yang dipenuhi emosi negatif mampu memengaruhi orang lain dengan negatif, sulit berkonsentrasi, selalu atau senang menyendiri dan juga tidak fokus dan mengalami kesulitan dalam penyesuaian diri. Permasalahan emosi pada remaja antara lain kecemasan atau depresi, menarik diri atau tertekan, keluhan somatik, masalah sosial atau pergaulan, kesulitan berpikir, kesulitan konsentrasi, perilaku melanggar aturan atau norma, dan yang terakhir perilaku agresif. Kondisi naik turunnya emosi yang dialami remaja membuat kemampuan mengontrol emosi menjadi sengat penting. Salah satu aspek psikologis yang mampu menurunkan emosi negatif dan meningkatkan emosi positif adalah dengan cara mengendalikan emosi, kemampuan individu dalam mengendalikan dan mengontrol emosi disebut regulasi emosi. Regulasi emosi merupakan kemampuan individu untuk mengelola dan mengontrol pikiran, perilaku, serta ekspresi terkait emosi yang sedang dirasakannya. Subjek pengabdian masyarakat adalah remaja di Pasir Tanjung, Tanjungsari, Bogor. Kegiatan dilaksanakan dengan memberikan pelatihan tentang regulasi emosi. Keywords: pelatihan; remaja; regulasi emosi; emosi positif
Psikoedukasi Literasi Kesehatan Mental Remaja di Desa Pasir Tanjung, Kec. Tanjungsari, Kabupaten Bogor, Jawa Barat Zakiah, Ernita; Akbar, Zarina; Mauna; Khoiruningrum, Lulu; Ardyagarini Nugroho, Pramudya; Nur Khofifah, Khadijah
Jendela Akademika Vol. 1 No. 02 (2023): Jendela Akademika
Publisher : Universitas Negeri Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21009/JendelaAkademika.102.05

Abstract

Teenagers lack of understanding about mental health literacy is a very important thing to pay attention to. Not a few teenagers experience mental health problems such as stress, depression, anxiety disorders, mood disorders, and others, but they do not receive optimal treatment because they do not have good mental health literacy. Therefore, psychoeducation is needed to help teenagers become more familiar with mental health literacy. This psychoeducation aims to increase mental health literacy among teenagers in Pasir Tanjung. Psychoeducation is delivered using the lecture method. The participants were 27 teenagers in Pasir Tanjung. This psychoeducation program went according to plan and without significant obstacles. Participants also seemed enthusiastic and eager to take part in the activities carried out.
Implementasi Peace Eduaction Untuk Membentuk Karakter Positif Remaja Di SMA YAPPENDA Jakarta Utara Mauna; Zarina Akbar; Ernita Zakiah; Ajeng Nurul Shabrina; Fressika Salsabila Riti Putri
Prosiding Seminar Nasional Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 6 No. 1 (2025): PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT - SNPPM2025
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Negeri Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Remaja di SMA Yappenda Jakarta Utara menghadapi tantangan berupa tingginya perilaku agresif dan rendahnya keterampilan resolusi konflik, yang diperparah oleh faktor lingkungan perkotaan dan kondisi keluarga long distance marriage. Pengabdian ini bertujuan untuk mengimplementasikan program peace education guna meningkatkan karakter positif remaja, khususnya dalam aspek empati, pengelolaan emosi, dan penyelesaian konflik secara damai. Program dilaksanakan melalui tiga tahapan: sosialisasi, pelatihan membangun hubungan sosial yang sehat, komunikasi asertif, penyelesaian masalah secara kreatif dan damai, dan tahap dokumentasi. Evaluasi dilakukan dengan menggunakan pre-test, post-test, dan wawancara terhadap 49 peserta. Hasil menunjukkan adanya peningkatan skor rata-rata dari 80,4 (pre-test) menjadi 88 (post-test). Wawancara pasca-pelatihan juga mengindikasikan peningkatan pemahaman terhadap nilai-nilai perdamaian, kemampuan mengelola konflik secara mandiri, serta pola komunikasi yang lebih sehat. Temuan ini menunjukkan bahwa implementasi peace education efektif dalam meningkatkan pemahaman dan keterampilan remaja dalam menyelesaikan konflik secara damai serta membentuk karakter positif.Abstract  Adolescents at Yappenda Senior High School in North Jakarta face challenges such as high levels of aggressive behavior and low conflict resolution skills, exacerbated by urban environmental factors and family conditions involving long-distance marriages. This community service initiative aims to implement a peace education program to enhance positive character development among adolescents, particularly in the areas of empathy, emotional regulation, and peaceful conflict resolution. The program was carried out in three phases: socialization, training focused on building healthy social relationships, assertive communication, and creative and peaceful problem-solving, followed by a documentation phase. Evaluation was conducted through pre-tests, post tests, and interviews with 49 participants. The results showed an increase in the average score from80.4(pre-test) to 88 (post test). Post-training interviews also indicated improved understanding of peace-related values, increased ability to manage conflict independently, and the development of healthier communication patterns. These findings demonstrate that the implementation of peace education is effective in improving adolescents’ understanding and skills in resolving conflict peacefully and in shaping positive character traits
Program “SEJIWA” Untuk Meningkatkan Mental Health Literacy Pada Masyarakat Di Kecamatan Limo Kota Depok Ernita Zakiah; Dr. Phil. Zarina Akbar; Mauna; Nanda Putri Adhiningtyas; Farisa Azzahwa; Keysa Saliha Aryani Budi
Prosiding Seminar Nasional Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 6 No. 1 (2025): PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT - SNPPM2025
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Negeri Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

AbstrakRendahnya literasi kesehatan mental yang dimiliki oleh masyarakat, termasuk stigma negatif yang diberikan kepada masyarakat diantaranya melihat bahwa gangguan mental adalah sesuatu yang aneh dan penderitanya harus dihindari. Selain itu, masih adanya stigma masyarakat yang buruk tentang gangguan mental dapat membuat penderita terhambat dalam mencari bantuan profesional. Permasalahan ini juga ditemukan pada warga perumahan De Fatmawati di Kecamatan Limo Kota Depok. Komplek perumahan De Fatmawati banyak diisi oleh para pekerja yang tentunya tidak lepas dari stres dan kecemasan akibat beban pekerjaan dan kehidupan urban. Selain itu, tidak jarang warga yang masih menganggap bahwa gangguan mental merupakan sesuatu yang tabu dan memalukan. Akibatnya, mereka menjadi tidak terbuka ketika memiliki masalah terkait kesehatan mental. Maka, hal ini cukup penting untuk dilakukan program psikoedukasi dalam bentuk program “Sejiwa” untuk meningkatkan mental health literacy pada masyarakat di kecamatan Limo kota Depok. Program psikoedukasi ini melibatkan sebanyak 22 peserta yang hadir dalam rangkaian kegiatan. Kegiatan ini dilakukan secara luring di pelataran masjid Az-zahra, Kecamatan Limo Kota Depok. Keberhasilan pelaksanaan kegiatan masyarakat ini terlihat dari adanya peningkatan pemahaman peserta terkait literasi kesehatan mental.AbstractThe low level of mental health literacy in community is often accompanied by negative stigma, such as perceiving mental disorders as strange and believing that those who suffer from them should be avoided. Furthermore, the persistent negative social stigma surrounding mental disorders can hinder sufferers from seeking professional help. Such issues were also identified among residents of the De Fatmawati in Limo, Depok. The residential area is largely inhabited by workers who are vulnerable to stress and anxiety due to occupational demands and the pressures of urban life. Moreover, many residents still regard mental disorders as taboo and shameful, resulting in a lack of openness when dealing with mental health concerns. To address this problem, a psychoeducation program called “Sejiwa” was implemented to improve mental health literacy among the community in Limo, Depok. The program engaged 22 participants and was held offline at the Masjid Az-Zahra. The success of this community activity can be seen from the increased understanding of participants regarding mental health literacy.
PELATIHAN PEMBUATAN BUSSINESS PLAN UNTUK MENINGKATKAN EFEKTIVITAS TATA KELOLA BUMDES DI DESA BULAK INDRAMAYU Adam Zakaria; Gentiga Muhammad Zairin; Dwi Kismayanti Respati; Mauna; Isti Qomariana
Prosiding Seminar Nasional Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 6 No. 1 (2025): PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT - SNPPM2025
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Negeri Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Pelatihan Pembuatan Bussiness Plan Untuk Meningkatkan Efektivitas Tata Kelola untuk BUMDes di Desa Bulak, Indramayu, dilaksanakan sebagai upaya meningkatkan kapasitas pengurus BUMDes dalam merancang usaha yang profesional, transparan, dan berkelanjutan. Kegiatan ini diinisiasi oleh SPI UNJ, diawali dengan analisis kebutuhan dan koordinasi dengan pemerintah desa, kemudian dilanjutkan dengan pelatihan yang terdiri atas tiga sesi: penyusunan proposal bisnis, pengenalan aplikasi pelaporan akuntansi digital, dan pemanfaatan media sosial untuk promosi. Sebanyak 30 peserta mengikuti pelatihan dan mengisi pre-test serta post-test untuk mengukur peningkatan pemahaman. Hasil evaluasi menunjukkan peningkatan signifikan pada pengetahuan dan keterampilan peserta setelah mengikuti pelatihan. Peserta mampu menyusun rencana usaha, menggunakan aplikasi akuntansi untuk mencatat transaksi, serta membuat strategi promosi digital untuk produk BUMDes. Meskipun kegiatan ini hanya dilaksanakan selama satu hari dan belum mencakup pendampingan jangka panjang, pelatihan ini memberikan dampak positif terhadap kesiapan BUMDes untuk kembali aktif dan berkontribusi terhadap ekonomi desa. Program ini diharapkan dapat direplikasi di desa lain dan menjadi model pemberdayaan masyarakat berbasis kapasitas manajerial BUMDes. AbstractThe Business Plan Training Program for BUMDes in Bulak Village, Indramayu, was conducted to strengthen the managerial capacity of BUMDes administrators in designing professional, transparent, and sustainable businesses. The program held by SPI began with a needs assessment and coordination with the village government, followed by a training series consisting of three sessions: business proposal preparation, introduction to digital accounting and reporting applications, and the use of social media for business promotion. A total of 30 participants took part in the training and completed pre- and post-tests to measure knowledge improvement. Evaluation results indicated a significant increase in participants’ understanding and skills after the training. Participants were able to prepare structured business plans, utilize digital accounting applications to record transactions, and develop digital promotion strategies for BUMDes products. Although the program was implemented within a single day and did not include long-term mentoring, it produced a positive impact on the readiness of BUMDes to become active and contribute to the village economy. This program is expected to be replicated in other villages as a capacity-building model for community-based economic empowerment.