Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search

PENGARUH EFIKASI DIRI AKADEMIK TERHADAP FLOW AKADEMIK MAHASISWA DI JAKARTA PADA MASA PANDEMI COVID-19 Derry Atika Wijayanti; Gantina Komalasari; Ernita Zakiah
Jurnal Penelitian Bimbingan dan Konseling Vol 6, No 2 (2021)
Publisher : Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30870/jpbk.v6i2.13922

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh efikasi diri akademik terhadap flow akademik mahasiswa di Jakarta pada masa pandemi covid-19. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif. Subjek penelitian berjumlah 333 orang mahasiswa dari perguruan tinggi di wilayah DKI Jakarta. Instrumen yang digunakan untuk mengukur efikasi diri akademik adalah Academic Self Efficacy Scale dan The FLow Inventory for Student. Analisis regresi satu prediktor digunakan untuk menguji hipotesis penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara efikasi diri akademik terhadap flow akademik mahasiswa di Jakarta pada masa pandemi covid-19. Efikasi diri akademik mempengaruhi flow akademik sebesar 39.1%.Kata Kunci: efikasi diri akademik, flow akademik, mahasiswa
Pengaruh Tipe Kepribadian Big Five Personality dan Self-compasion terhadap Loneliness pada Remaja dengan Orang Tua Bercerai Irma Rosalida Lubis; Mauna Mauna; Ernita Zakiah; Deni Krisnaputra; Chandra Putri Hafidia Sukmana
Jurnal Online Psikogenesis Vol 9, No 1 (2021): Juni
Publisher : Lembaga Penelitian Universitas YARSI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24854/jps.v9i1.1573

Abstract

This study aims to determine the effect of the big five personality and self-compassion towards loneliness in adolescents with devorced parents. This research uses quantitative methods.The measuring instrument used to measure loneliness is De Jong Gierveld Loneliness Scale (DJGLS). The big five personality is measured by Big Five Inventory (BFI) and the measuring instrument used to measure self-compassion is Self-Compassion scale by Neff. Data was processed using reggresion analyze with three predictor. The main result of this research there is significant effect of Big Five Personality on loneliness in adolescents with divorced parents, the percent of significant effect a following by dimension OCEAN is 5,2%, 3,1%, 18,6%, 7% and 26,1% and the is an effect of self-compassion on loneliness in adolescents with divorced parents, there is percent 5,7% that the resulting effect is negative which indicates that the higher the self-compassion, the lower the loneliness.
PENGARUH RESILIENSI TERHADAP POST-TRAUMATIC STRESS DISORDER PADA PENYINTAS BANJIR Ernita Zakiah
Jurnal Kependidikan Vol 5, No 2 (2021)
Publisher : Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/jk.v5i2.38423

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh resiliensi terhadap post-traumatic stress disorder (PTSD) pada penyintas banjir. Metode penelitian yang digunakan merupakan metode kuantitatif dengan pengumpulan data dengan menggunakan alat ukur berupa instrumen psikologis. Post traumatic stress disorder diukur dengan menggunakan skala PCL-C yang dikembangkan oleh Weathers. Skala resiliensi yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala yang dikembangkan oleh Wagnild dan Young. Analisis data yang dilakukan menggunakan teknik regresi linear. Subjek penelitian ini memiliki kriteria yaitu individu yang pernah mengalami bencana banjir minimal 1 meter dan rentang usia 18-50 tahun sebanyak 65 orang. Hasil penelitian menunjukkan resiliensi tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel PTSD. Dari hasil perhitungan statistic dapat diperoleh bahwa, individu dengan resiliensi yang baik lebih mampu menghadapi tekanan yang dialami dan terhindar dari hambatan psikologis, berbeda dengan individu yang memiliki resiliensi yang rendah lebih rentan untuk mengalami hambatan psikologis seperti gangguan post-traumatic stress disorder.THE EFFECT OF RESILIENCE TO POST-TRAUMATIC STRESS DISORDER (PTSD) ON FLOOD SURVIVORThis study aimed to determine the effect of resilience on post-traumatic stress disorder (PTSD) in flood survivors. The research method used was quantitative. The data were collected using psychological questionnaires instrument. Post-traumatic stress disorder data were measured using the PCL-C scale developed by Weathers. The scale developed by Wagnild and Young was used to analyze the resilience ability. The data analysis was carried out using linear regression techniques. The subjects of this study had to meet the criteria, namely individuals who have experienced a flood disaster of at least 1 meter and an age range of 18-50 years and the total subjects were 65 people. The results show that resilience does not significantly affect the PTSD variable. From the results of statistical calculations, individuals with good resilience are better able to face the pressures experienced and avoid psychological barriers. In contrast to individuals who have low resilience., they are more prone to experiencing psychological barriers such as post-traumatic stress disorder.
PROGRAM REMAJA TANGGUH UNTUK MENINGKATKAN RESILIENSI PADA REMAJA DI DESA KALISAPU, KECAMATAN SLAWI KABUPATEN TEGAL, JAWA TENGAH Mauna; Zarina Akbar; Ernita Zakiah
Bahasa Indonesia Vol 18 No 02 (2021): Sarwahita : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21009/sarwahita.182.2

Abstract

The number of problems faced by adolescents makes adolescents need to have resilience. Resilience is a psychological situation used to describe individuals who show courage and the ability to adapt to difficult life situations. Unfortunately , there are still many adolescents who do not realize the importance of having resilience. Remaja Tangguh program aims to increase the resilience of adolescents in Kalisapu Village, Slawi District, Tegal Regency, Central Java. This program was implemented at SMK An - Nur Kalisapu Village which was attended by 32 students. This program taught ways that can be done to increase youth resilience, including positive word affirmations, body screening, relaxation, and creation of positive words on a canvas bag. When adolescents have high resilience they can complete their developmental tasks well so that they can evolve optimally. Abstrak Banyaknya masalah yang dihadapi oleh remaja menjadikan remaja perlu memiliki resiliensi. Resiliensi adalah keadaan psikologis yang digunakan untuk menjelaskan individu yang menunjukkan keberanian dan kemampuan beradaptasi pada situasi hidup yang sulit. Sayangnya masih banyak remaja yang belum menyadari pentingnya memiliki resiliensi. Program “REMAJA TANGGUH” untuk meningkatkan resiliensi pada remaja di Desa Kalisapu, Kecamatan Slawi, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah. Program ini dilaksanakan tepatnya di SMK An-Nur Desa Kalisapu yang diikuti oleh 32 pelajar. Program ini mengajarkan cara-cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan resiliensi remaja antara lain afirmasi kata positif, body screening, relaksasi, dan kreasi kata positif pada tas kanvas. Saat remaja mempunyai resiliensi yang tinggi mereka dapat menyelesaikan tugas perkembangannya dengan baik sehingga mereka dapat berkembang dengan optimal.
PROGRAM PSIKOEDUKASI POSITIVE PARENTING UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PENGASUHAN ORANGTUA DI KELURAHAN JATI ASIH, KECAMATAN JATI ASIH, KOTA BEKASI, JAWA BARAT Mauna; Zarina Akbar; Ernita Zakiah
Bahasa Indonesia Vol 17 No 02 (2020): Sarwahita : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21009/sarwahita.172.8

Abstract

Abstrak Sebagian besar warga di Kelurahan Jati Asih, Kota Bekasi bekerja untuk memenuhi kebutuhan keluarga, sehingga banyak orangtua yang menitipkan anak-anaknya untuk di asuh oleh kakek dan nenek atau pengasuh. Kesibukan orangtua, menjadi salah satu alasan anak jarang memiliki waktu bersama dengan orangtuanya, sehingga anak-anak kehilangan pengasuhan yang seharusnya di dapatkan langsung dari orangtua. Tidak jarang orangtua belum memiliki pemahaman pentingnya kualitas pengasuhan orangtua dalam menstimulasi perkembangan anak. Oleh karena, itu dinilai penting untuk memberikan program psikoedukasi ke masyarakat khususnya orangtua mengenai upaya peningkatan kualitas pengasuhan orangtua ke anak melalui metode positive parenting orangtua di Kelurahan Jati Asih, Kota Bekasi. Program ini khususnya memberikan psikoedukasi kepada orangtua yang berada di Kelurahan Jati Asih, Kota Bekasi. Namun program ini juga memberikan kesempatan kepada orangtua yang ingin mendapatkan pemahaman tentang positive parenting. Peserta yang ikut dalam kegiatan ini sebanyak 216 orang, orangtua dari Kelurahan Jati Asih yang terlibat kegiatan ini sebanyak 14 orang, dan peserta lainnya dari luar daerah Jati Asih, seperti dari Aceh, Jogja, Sulawesi, dan lainnya. Pelaksanaan kegiatan ini dilakukan secara daring dengan menggunakan aplikasi zoom, karena kondisi pandemic COVID-19, sehingga aktivitas tetap dilakukan di rumah. Program ini memberikan pengetahuan kepada peserta mengenai apa itu positive parenting, teknik-teknik positive parenting, manfaat positive parenting, dan tips untuk melaksanakan positive parenting.
KOMUNITAS POSITIVE PARENTING “POPSTAR” UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PENGASUHAN Mauna; Ernita Zakiah; Zarina Akbar
Prosiding Seminar Nasional Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 2 (2021): PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT - SNPPM2021
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Negeri Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (580.697 KB)

Abstract

Abstract The Covid-19 pandemic has resulted in many changes, including more time for parents to interact with their children. The increasing duration of togetherness among family members should be able to improve the quality of interaction between family members. In fact, there is an increasing problem stemming from disharmony in the relationship between children and parents. One of the causes of this problem is the unpreparedness of family members to face changes and the lack of information for parents about positive parenting. The existence of a positive parenting community "POPSTAR" is expected to be a forum for parents to share related problems, providing mutual support between parents who face similar problems. In addition, this community also disseminated material on child development, techniques in positive parenting. Community members are asked to apply the material provided and write it down in a worksheet so that members can experience firsthand the benefits of applying positive parenting. Members who encounter problems when applying positive parenting can ask psychologists in the community Abstrak Pandemik Covid-19 mengakibatkan banyak perubahan diantaranya adalah lebih banyak waktu orangtua untuk berinteraksi dengan anak-anak. Meningkatnya durasi kebersamaan diantara anggota keluarga seharusnya dapat meningkatkan kualitas interaksi antar anggota keluarga. Pada kenyataannya terjadi peningkatan masalah yang bersumber dari ketidakharmonisan hubungan anak dan orangtua. Masalah ini salah satunya disebabkan oleh ketidaksiapan anggota keluarga menghadapi perubahan serta kurangnya informasi yang dimiliki orangtua mengenai pengasuhan positif. Adanya komunitas positive parenting “POPSTAR” diharapkan dapat menjadi wadah berbagi orangtua terkait masalah yang dihadapi, saling memberi dukungan antar orangtua yang menghadapi masalah yang serupa. Selain itu dalam komunitas ini juga disosialisasikan materi mengenai perkembangan anak, teknik-teknik dalam pengasuhan positif. Anggota komunitas diminta menerapkan materi yang diberikan dan menuliskannya dalam lembar kerja sehingga anggota dapat merasakan secara langsung manfaat dari pengaplikasian positive parenting. Anggota yang menemui kendala ketika mengaplikasikan positive parenting dapt bertanya kepada psikolog yang berada di komunitas.
Pengasuhan Positif untuk Meningkatkan Kesadaran Pengasuhan Anak di Era Digital pada Orang Tua di Desa Pasirtanjung, Tanjungsari, Bogor Ernita Zakiah; Zarina Akbar; Mauna Mauna
Prosiding Seminar Nasional Pemberdayaan Masyarakat (SENDAMAS) Vol 2, No 1 (2022): Desember 2022
Publisher : UniversitasAl Azhar Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36722/psn.v2i1.1544

Abstract

Era digital yang berkembang pesat membuat berbagai aktivitas kehidupan menjadi lebih mudah, salah satunya dengan penggunaan media digital seperti gawai. Selain bermanfaat, penggunaan gawai juga memiliki risiko yang negatif, terutama bagi anak-anak. Dampak negatif di antaranya yaitu pribadi anak menjadi tertutup, mudah menirukan adegan berbahaya, serta kecanduan bermain permainan. Paparan terhadap dunia digital juga dirasakan oleh orang tua di Desa Pasirtanjung. Mereka mengungkapkan kesulitan mengasuh anak di era digital. Tidak jarang orang tua belum memiliki pemahaman pentingnya pengasuhan positif dalam mengoptimalkan tumbuh kembang anak di era digital. Maka, hal ini cukup penting untuk dilakukan program psikoedukasi kepada orangtua tentang upaya peningkatan kualitas pengasuhan orangtua terhadap anak melalui metode pengasuhan positif orang tua pada era digital di Desa Pasirtanjung, Kabupaten Bogor. Dengan dilakukannya program psikoedukasi ini, orang tua memiliki wadah dan ruang untuk memahami tentang pengasuhan positif di era digital, serta berbagi pengalaman dan berdiskusi tentang pengasuhan anak sehari-hari. Program psikoedukasi ini mengajarkan tentang pengasuhan positif, penerapan dan cara-cara yang tepat untuk melakukan pengasuhan positif di era digital, serta manfaatnya dengan dibantu pemberian media leaflet, pengisian tes, dan poster. Kata kunci: Era digital, Kesadaran pengasuhan anak, Pengasuhan positif
Pengembangan Program E-Konseling Berbasis Web untuk Meningkatkan Kualitas Bimbingan Akademik dan Kesehatan Mental Mahasiswa Zarina Akbar; Mauna Mauna; Ernita Zakiah
Jurnal Pendidikan Indonesia Vol. 5 No. 11 (2024): Jurnal Pendidikan Indonesia
Publisher : Publikasi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59141/japendi.v5i11.6287

Abstract

Dalam pelaksanaan bimbingan akademik, dosen dan mahasiswa harus bersinergi agar tercipta bimbingan yang berkualitas. Dalam pelaksanaan bimbingan akademik sering terjadi hambatan, sehingga proses bimbingan tidak tercipta dengan baik. Salah satu faktor penyebabnya adalah mahasiswa merasa kesulitan untuk melaksanakan bimbingan secara tatap muka, karena kesibukan dosen dan ada mahasiswa yang merasa cemas jika harus bertemu langsung dengan dosennya. Hambatan ini dapat memengaruhi kualitas bimbingan, yang berdampak mahasiswa tidak menyelesaikan masa studi tepat waktu, IPK rendah, dan masalah kesehatan mental lainnya. Dalam artikel ini, kami mengusulkan program e-konseling berbasis web, bernama unjcare. Program ini memfasilitasi kebutuhan layanan bimbingan akademik dan konseling pada mahasiswa dan terekamnya riwayat waktu dan hasil bimbingan konseling untuk dosen. Pada program ini terdapat fitur membuat, mengatur ulang, dan membatalkan jadwal bimbingan akademik atau konseling, mencari informasi mengenai konselor di puskesmas terdekat, dan mengedukasi mahasiswa dengan berbagai informasi dan artikel yang disediakan terkait kesehatan mental, gangguan mental, dan pengembangan diri.
PELATIHAN REGULASI EMOSI UNTUK MEMBENTUK EMOSI POSITIF REMAJA DI PASIR TANJUNG, TANJUNGSARI, BOGOR Zarina Akbar; Mauna; Ernita Zakiah
Prosiding Seminar Nasional Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 5 No. 1 (2024): PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT - SNPPM2024
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Negeri Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstract Adolescence is a phase full of turmoil that often causes psychological problems such as stress. Some stressors, such as conflict and tension, affect adolescents' negative emotions. This makes them tend to follow their emotions in their behaviors and actions. Adolescents filled with negative emotions can have a negative influence on others, have concentration problems, always or like to be alone, have self-adjustment struggles, and be not focused. Emotion problems in adolescents include anxiety or depression, social withdrawal or stress, social issues, thinking problems, concentration problems, behavior that violates rules or norms, and lastly aggressive behavior. The ups and downs of emotions experienced by adolescents make the ability to control emotions crucial. One of the psychological aspects that can reduce negative emotions and increase positive emotions is emotional control. The ability of individuals to manage and control emotions is called emotional regulation. Emotional regulation is the ability of individuals to manage and control their thoughts, behaviors, and expressions related to the emotions they are feeling. The participants of this community service were teenagers in Pasir Tanjung Village, Tanjungsari Sub-district, Bogor. The program was carried out by providing training on emotional regulation. Keywords: training; adolescence; emotional regulation; positive emotion Abstrak Remaja adalah fase yang penuh dengan gejolak yang sering menimbulkan masalah psikologis seperti stres. Ada beberapa stresor seperti konflik dan tekanan memungkinkan untuk memunculkan emosi negatif pada remaja. Hal ini membuat remaja cenderung mengikuti emosinya dalam perlakuan dan tindakan. Remaja yang dipenuhi emosi negatif mampu memengaruhi orang lain dengan negatif, sulit berkonsentrasi, selalu atau senang menyendiri dan juga tidak fokus dan mengalami kesulitan dalam penyesuaian diri. Permasalahan emosi pada remaja antara lain kecemasan atau depresi, menarik diri atau tertekan, keluhan somatik, masalah sosial atau pergaulan, kesulitan berpikir, kesulitan konsentrasi, perilaku melanggar aturan atau norma, dan yang terakhir perilaku agresif. Kondisi naik turunnya emosi yang dialami remaja membuat kemampuan mengontrol emosi menjadi sengat penting. Salah satu aspek psikologis yang mampu menurunkan emosi negatif dan meningkatkan emosi positif adalah dengan cara mengendalikan emosi, kemampuan individu dalam mengendalikan dan mengontrol emosi disebut regulasi emosi. Regulasi emosi merupakan kemampuan individu untuk mengelola dan mengontrol pikiran, perilaku, serta ekspresi terkait emosi yang sedang dirasakannya. Subjek pengabdian masyarakat adalah remaja di Pasir Tanjung, Tanjungsari, Bogor. Kegiatan dilaksanakan dengan memberikan pelatihan tentang regulasi emosi. Keywords: pelatihan; remaja; regulasi emosi; emosi positif
Implementasi Peace Eduaction Untuk Membentuk Karakter Positif Remaja Di SMA YAPPENDA Jakarta Utara Mauna; Zarina Akbar; Ernita Zakiah; Ajeng Nurul Shabrina; Fressika Salsabila Riti Putri
Prosiding Seminar Nasional Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 6 No. 1 (2025): PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT - SNPPM2025
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Negeri Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Remaja di SMA Yappenda Jakarta Utara menghadapi tantangan berupa tingginya perilaku agresif dan rendahnya keterampilan resolusi konflik, yang diperparah oleh faktor lingkungan perkotaan dan kondisi keluarga long distance marriage. Pengabdian ini bertujuan untuk mengimplementasikan program peace education guna meningkatkan karakter positif remaja, khususnya dalam aspek empati, pengelolaan emosi, dan penyelesaian konflik secara damai. Program dilaksanakan melalui tiga tahapan: sosialisasi, pelatihan membangun hubungan sosial yang sehat, komunikasi asertif, penyelesaian masalah secara kreatif dan damai, dan tahap dokumentasi. Evaluasi dilakukan dengan menggunakan pre-test, post-test, dan wawancara terhadap 49 peserta. Hasil menunjukkan adanya peningkatan skor rata-rata dari 80,4 (pre-test) menjadi 88 (post-test). Wawancara pasca-pelatihan juga mengindikasikan peningkatan pemahaman terhadap nilai-nilai perdamaian, kemampuan mengelola konflik secara mandiri, serta pola komunikasi yang lebih sehat. Temuan ini menunjukkan bahwa implementasi peace education efektif dalam meningkatkan pemahaman dan keterampilan remaja dalam menyelesaikan konflik secara damai serta membentuk karakter positif.Abstract  Adolescents at Yappenda Senior High School in North Jakarta face challenges such as high levels of aggressive behavior and low conflict resolution skills, exacerbated by urban environmental factors and family conditions involving long-distance marriages. This community service initiative aims to implement a peace education program to enhance positive character development among adolescents, particularly in the areas of empathy, emotional regulation, and peaceful conflict resolution. The program was carried out in three phases: socialization, training focused on building healthy social relationships, assertive communication, and creative and peaceful problem-solving, followed by a documentation phase. Evaluation was conducted through pre-tests, post tests, and interviews with 49 participants. The results showed an increase in the average score from80.4(pre-test) to 88 (post test). Post-training interviews also indicated improved understanding of peace-related values, increased ability to manage conflict independently, and the development of healthier communication patterns. These findings demonstrate that the implementation of peace education is effective in improving adolescents’ understanding and skills in resolving conflict peacefully and in shaping positive character traits