Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Analisis Perbandingan Batubara Formasi Balikpapan dan Batuserpih Formasi Pamaluan sebagai Potensi Sumber Batuan Penghasil Hidrokarbon di Cekungan Kutai Sasmito, Koeshadi; Andika, Bukit; Rindawati, Puspa Indah
JURNAL TEKNOLOGI MINERAL FT UNMUL Vol 12, No 2 (2024): Jurnal Teknologi Mineral FT UNMUL Desember 2024
Publisher : Universitas Mulawarman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30872/jtm.v12i2.17545

Abstract

Secara administrasi daerah Penelitian terbagi menjadi dua daerah, Kecamatan Tenggarong Seberang yang terletak di Kabupaten Kutai Kartenegara dan Kecamatan Sepaku yang terletak di Kabupaten Penajam Paser Utara, tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui bagaimana karakterikstik, tipe, jenis dan geokimia batuan induk berdasarkan data Total Organic Carbon (TOC) dan Rock-Eval Pyrolisis (REP) batuan Formasi Pamaluan dan Formasi Balikpapan pada daerah penelitian. Daerah Sepaku termasuk kedalam Formasi Pamaluan yang mana terdiri dari litologi serpih merupakan batuan sumber penghasil hidrokarbon terbaik. Memiliki rentan TOC 0.49-0.6 wt% dan dapat dikategorikan kedalam nilai Buruk-Cukup (Poor-Fair) untuk sebuah batuan sumber. Formasi Pamaluan daerah Sepaku menunjukan jenis kerogen tipe IV yang menunjukan jenis Innert Carbon, dan nilai Tmax menunjukan bahwa batuserpih pada Formasi Pamaluan menghasilkan dry gas dengan tingkat kematangan postmature. Batubara Formasi Balikpapan daerah Separi memiliki rentan TOC 50.39-51.12 wt% yang menunjukan nilai sempurna (excellent) untuk sebuah batuan sumber. Batubara pada Formasi Balikpapan daerah Separi menunjukan jenis kerogen tipe III yang menunjukan jenis gas-prone, yang berarti batubara merupakan batuan sumber hidrokarbon yang berpotensi menghasilkan gas dengan tingkat kematangan immature - mature.
ANALISIS STRUKTUR KAWASAN BUKIT BERAMBAI DENGAN METODE FAULT FRACTURE DENSITY, DAERAH BERAMBAI, SEMPAJA UTARA, KEC. SAMARINDA UTARA, KALIMANTAN TIMUR Cahyani, Neja Mujini Salbitha; Zacky, Rayi Audyaz; Aditya, Alfatah; Roslinda, Roslinda; Rindawati, Puspa Indah
JURNAL TEKNIK GEOLOGI : Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Vol 7, No 1 (2024): Jurnal Teknik Geologi : Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Publisher : Teknik Geologi Fakultas Teknik Universitas Mulawarman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30872/jtgeo.v7i1.18224

Abstract

Kawasan Bukit Berambai di Sempaja Utara, Kecamatan Samarinda Utara, Kalimantan Timur, merupakan wilayah dengan potensi geologi yang signifikan, terutama dalam analisis struktur bawah permukaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pola struktur geologi dengan menggunakan metode Fault Fracture Density (FFD). Metode ini menganalisis kerapatan sesar dan rekahan berdasarkan data geologi permukaan dan interpretasi citra satelit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kawasan Bukit Berambai memiliki zona dengan kerapatan sesar yang tinggi, yang berhubungan erat dengan potensi jalur migrasi fluida dan mineralisasi. Pola orientasi sesar utama cenderung mengikuti tren arah Barat Laut-Tenggara (NW-SE) dan Timur Laut-Barat Daya (NE-SW). Pemahaman terhadap struktur geologi ini memberikan kontribusi penting dalam eksplorasi sumber daya alam dan mitigasi potensi geohazard di wilayah tersebut. Kata Kunci: Fault Fracture Density, Struktur Geologi, Bukit Berambai, Kalimantan Timur
PENENTUAN MORFOLOGI BENTUKLAHAN DENGAN ANALISIS ASPEK GEOMORFOLOGI MENGGUNAKAN DATA SPASIAL DAN DATA LAPANGAN DAERAH BHUANA JAYA DAN SEKITARNYA Sasmito, Koeshadi; Rindawati, Puspa Indah
JURNAL TEKNIK GEOLOGI : Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Vol 7, No 1 (2024): Jurnal Teknik Geologi : Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Publisher : Teknik Geologi Fakultas Teknik Universitas Mulawarman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30872/jtgeo.v7i1.15879

Abstract

Penelitian ini  bertujuan untuk untuk melakukan pemetaan geomorfologi yang di dalamnya akan memperoleh variasi bentuklahan, kemiringan lereng, analisis jenis dan pola pengaliran yang berkembang di daerah penelitian. Topografi atau kemiringan lereng merupakan pengontrol bagaimana jenis aliran yang akan terbentuk. Daerah penelitian memiliki morfografi datar sampai tegak, dimana morfografi datar sangat mendominasi pada daerah penelitian mencangkup 60% dengan aspek kuantitatif 0-2%. Morfografi landai mencangkup 20% dengan aspek kuantitatifnya 2-7%. Morfografi miring memiliki 15% dengan apsek kuantitatif 7-15%. Sedangkan aspek morfografi tegak mencangkup 5%, dengan nilai kuantitatif lebih besar dari 140%. Dari beberapa faktor tersebut dapat disimpulkan bahwa pola pengaliran yang berkembang di daerah penelitian adalah pola pengaliran Subdendritik (Howard, 1967). Morfologi daerah penelitian terdapat 3 bentuk asal yang terbagi menjadi 5 satuan bentuklahan yaitu  terdiri dari bentuklahan perbukitan terkikis bergelombang sedang (D1), perbukitan terkikis bergelombang kuat (D2), dataran bekas rawa(F1), dataran alluvial (F2) dan bentuklahan tambang terpakai (A1) dasar pembagian yang digunakan adalah menurut morfografi, morfometri, morfostruktur pasif, morfostruktur aktif, dan morfokronologi menurut Van Zuidam (1983).