Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

Determinan Diare Berdasarkan Pilar Sanitasi Total Berbasis Masyarakat Ahyanti, Mei; Rosita, Yeni
Jurnal Kesehatan Lingkungan Indonesia Vol 21, No 1 (2022): Februari 2022
Publisher : Master Program of Environmental Health, Faculty of Public Health, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jkli.21.1.1-8

Abstract

Latar belakang: Indonesia, bahkan dunia masih memikili masalah kesehatan serius yaitu diare, kasusnya meningkat dari tahun 2016-2018. Distribusi kasus di Kabupaten Lampung Selatan terbanyak pada Desa Taman Sari Wilayah Kerja Puskesmas Penengahan. STBM dinyatakan sebagai proyek yang dapat membawa perubahan besar terhadap kejadian diare. Penelitian bertujuan mengetahui determinan diare berdasarkan pilar STBM.Metode: penelitian ini dilakukan dengan rancangan cross sectional. Populasi adalah penduduk Desa Taman Baru Kecamatan Penengahan Kabupaten Lampung Selatan berjumlah 267 kepala keluarga (KK), dan semuanya dijadikan objek penelitian. Pengumpulan data melalui wawancara dan pengamatan menggunakan instrumen yang merujuk pada instrumen Kemenkes RI. Data dianalisa secara bivariat dengan chi square. Pengolahan dan analisa data menggunakan program komputer.Hasil: masyarakat telah memiliki pengetahuan yang baik tentang STBM, akan tetapi belum diterapkan dengan benar. Pemaparan yang dilakukan petugas belum memberikan dampak terhadap penurunan angka diare. Hal ini dapat diasumsikan bahwa informasi yang disampaikan oleh petugas tidak sampai kepada masyarakat. Metoda penyampaian yang kurang tepat atau model pemberdayaan masyarakat yang kurang menyebabkan masyarakat tidak tergugah untuk melakukan perubahan perilaku hidup sehat.Simpulan: faktor dominan yang berhubungan dengan diare adalah penerapan pilar STBM. Perlu dilakukan strategi promosi kesehatan untuk penerapan pilar STBM dan peningkatan pengetahuan masyarakat tentang pencegahan diare. Penelitian lanjutan dapat dilakukan berkaitan dengan model yang tepat dan efektif dalam penyampaian informasi kepada masyarakat dengan dukungan tokoh masyarakat. ABSTRACT Title: Determinants Of Diarrhea Based On Pillars Of Total Community-Based SanitationBackground: Diarrhea remains a health problem around the world, including in Indonesia. Cases increased from 2016 to 2018. The distribution of cases in South Lampung district is mainly in Taman Sari village, the working area of Puskesmas Penengah. STBM is considered a program that could make a big difference in diarrhea incidence. This study aimed to identify determinants of diarrhea according to the STBM pillars.Method: the research was conducted with a cross-sectional design. The population is 267 families who are residents of Taman Baru Village, and all of them are used as the research object. Data were collected through interviews and observations using instruments referencing the instruments of the Ministry of Health of the Republic of Indonesia. Data were analyzed by chi-square statistical test using a computer application.Result: research shows that people have good knowledge about STBM, but it has not been implemented properly. The officer's exposure has not had an impact on reducing diarrhea rates. It can be assumed that the information submitted by the officers did not reach the public. Inappropriate delivery methods or community empowerment models that are less likely to cause people to not be moved to make changes to healthy living behaviorConclusion: the dominant factor associated with diarrhea is the implementation of the STBM pillar. There is a need  to implement health promotion strategies to implement the STBM pillars and increase public awareness of diarrhea prevention. With the support of community leaders, further research can be conducted on appropriate and effective modalities for providing information to the public.
Gambaran Penerapan Lima Pilar Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) di Wilayah Risiko Stunting Kota Bandar Lampung Utama, Susan Renda; Rosita, Yeni; Ahyanti, Mei
Ruwa Jurai: Jurnal Kesehatan Lingkungan Vol. 17 No. 3 (2023)
Publisher : Poltekkes Kemenkes Tanjung Karang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26630/rj.v17i3.4218

Abstract

Sanitasi lingkungan berkaitan erat dengan infeksi berulang yang berdampak pada stunting. Penelitian bertujuan menganalisis penerapan lima pilar sanitasi total berbasis masyarakat (STBM) di wilayah risiko stunting Kota Bandar Lampung. Penelitian menggunakan desain kualitatif, dilaksanakan di Kelurahan Sumberagung Kota Bandar Lampung, selama bulan Agustus hingga September 2023. Informasi diperoleh dari informan utama, informan kunci, dan informan triangulasi. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara mendalam dengan pendekatan snowball, serta Focus Group Discussion (FGD) terhadap informan kunci dan triangulasi. Hasil wawancara pengumpulan data dibuat dalam bentuk transkrip dan dilakukan content analysis. Secara umum, masyarakat belum memahami penerapan kelima pilar STBM. Informasi dominan diperoleh orang tua secara turun temurun. Namun begitu, masyarakat telah melaksanakan pilar pertama (stop buang air besar sembarangan/SBS), pilar kedua (cuci tangan pakai sabun/CTPS), dan pilar ketiga (pengolahan air minum dan makanan rumah tangga/PAMMRT), walaupun belum sepenuhnya memenuhi syarat kesehatan. Rendahnya pengetahuan menyebabkan belum dilakukannya penerapan pilar keempat (pengelolaan sampah rumah tangga/PSRT) dan pilar kelima (pengelolaan air limbah domestik rumah tangga/PALDRT) dari STBM. Penerapan pilar keempat (PSRT) dan pilar kelima (PALDRT) dari STBM belum dilaksanakan karena rendahnya tingkat pengetahuan masyarakat, dampak dari minimnya informasi. Melakukan edukasi untuk meningkatkan pengetahuan menjadi upaya penting yang harus dilakukan untuk mencegah stunting dan meningkatkan status kesehatan masyarakat.
Perilaku Petani Hortikultura terhadap Paparan Pestisida Murwanto, Bambang; Rosita, Yeni
Jurnal Kesehatan Vol 13 No 1 (2022): Jurnal Kesehatan
Publisher : Poltekkes Kemenkes Tanjung Karang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26630/jk.v13i1.2943

Abstract

Horticultural crop farmers are a population at risk for pesticide poisoning, which in the long run will cause anemia. The purpose of the study was to determine the behavior of horticultural farmers in Gisting District, Tanggamus Regency in spraying pesticides. This research design uses a qualitative descriptive method with a phenomenological approach. Informants in this study were horticultural agricultural workers who were taken purposively in the production of horticultural crops, community leaders as well as agricultural and health officers, namely Pekon Campang, Gisting District, Tanggamus Regency. The interview technique used is Focus Group Discussion (FGD) or Terarah Group Discussion (DKT) for agricultural workers and in-depth. In principle, the behavior of farmers using pesticides is still not good, such as how to spray pesticides, including the management of used pesticide containers and not using proper Personal Protective Equipment (PPE). However, with the support of community leaders, including the head of the village (village), they made efforts to prevent poisoning. The health office should pay special attention to this area (Pekon Campang) for vulnerable groups such as pregnant women and toddlers who are at risk of being affected by pesticide poisoning, either directly or indirectly.
ANALISIS PENGARUH PENYEDIAAN AIR MINUM RUMAH TANGGA PADA KELUARGA BALITA STUNTING DI WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS ADILUWIH TAHUN 2024 Sapta, Wibowo Ady; Adetia, Surya Velinda; Rosita, Yeni
Jurnal Kesehatan Tambusai Vol. 6 No. 1 (2025): MARET 2025
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jkt.v6i1.41655

Abstract

Puskesmas Adiluwih Pringsewu pada tahun 2023 mencatat cakupan sumber air layak dan makanan rumah tangga sebesar 100%. Namun, pemeriksaan kualitas air minum rumah tangga dari 20 sampel menunjukkan bahwa 12 di antaranya tidak memenuhi standar mikrobiologis. Kondisi ini berpotensi meningkatkan risiko penularan penyakit berbasis air, terutama bagi keluarga dengan balita stunting. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan menganalisis penyediaan air minum rumah tangga pada keluarga stunting, mencakup sumber air, penyimpanan, kualitas mikrobiologis, dan faktor risiko pencemaran di wilayah kerja Puskesmas Adiluwih. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitik dengan pendekatan cross-sectional. Pengamatan dilakukan terhadap sumber air, penyimpanan, kualitas mikrobiologi, dan risiko pencemaran pada keluarga balita stunting. Dari total populasi 91 keluarga, sampel diambil menggunakan rumus Slovin dengan margin of error 10% melalui teknik simple random sampling. Hasil analisis menunjukkan bahwa sebagian besar keluarga menggunakan sumur gali, sumur bor, dan air isi ulang, di mana 74% tidak memenuhi syarat. Penyimpanan air minum 68% tidak layak, sementara kualitas mikrobiologis sumber air dan air minum masing-masing 92% dan 82% tidak memenuhi syarat. Analisis chi-square menunjukkan hubungan signifikan antara kualitas mikrobiologis air minum dan tempat penyimpanan. Untuk meningkatkan kualitas air minum, disarankan melakukan klorinasi, menjaga kebersihan tempat penyimpanan, dan memastikan monitoring kualitas air pada sumber air minum isi ulang.
HUBUNGAN FAKTOR IKLIM TERHADAP KEJADIAN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI KABUPATEN LAMPUNG BARAT TAHUN 2022-2024 Sapta, Wibowo Ady; Rosita, Yeni; Astuti, Maida
Jurnal Kesehatan Tambusai Vol. 6 No. 3 (2025): SEPTEMBER 2025
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jkt.v6i3.46984

Abstract

Demam Berdarah  dengue (DBD) merupakan penyakit yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti. Peningkatan kasus DBD seringkali berkaitan dengan faktor iklim, seperti suhu, kelembaban udara, dan curah hujan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan faktor iklim (suhu udara, kelembaban udara, dan curah hujan) terhadap kejadian DBD di Kabupaten Lampung Barat selama periode 2022-2024. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif dengan uji korelasi dengan pendekatan studi ekologi. Teknik pengambilan sampel menggunakan exhaustive sampling. Sumber data menggunakan data sekunder yaitu jumlah kejadian DBD dari Dinas Kesehatan Lampung Barat dan Data Iklim dari BMKG Lampung Utara. Analisis data menggunakan uji korelasi Pearson karena data terdistribusi normal berdasarkan uji Kolmogorov-Smirnov. Penelitian ini dilakukan pada bulan April-Mei 2025. Variabel independent yaitu suhu udara, kelembaban udara, dan curah hujan, sedangkan variabel dependent yaitu kejadian Demam Berdarah  dengue (DBD).Hasil penelitian ini menunjukkan adanya hubungan signifikan antara suhu udara (p=0,011), kelembaban udara (p=0,000), dan curah hujan (p=0,008) dengan kejadian DBD. Kelembaban udara menunjukkan korelasi tertinggi (r=0,637), diikuti curah hujan (r=0,438), dan suhu udara (r=0,421). Kesimpulan ada hubungan antara suhu udara, kelembaban udara, dan curah hujan dengan kejadian DBD di Kabupaten Lampung Barat Tahun 2022-2024. Oleh karena itu, upaya pencegahan dan pengendalian DBD perlu mempertimbangkan faktor iklim.
ANALISIS EFEKTIVITAS EDUKASI PILAR STBM DI WILAYAH SUMBER AGUNG, KECAMATAN KEMILING KOTA BANDAR LAMPUNG Rosita, Yeni; Ahyanti, Mei
Jurnal Kesehatan Tambusai Vol. 6 No. 3 (2025): SEPTEMBER 2025
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jkt.v6i3.50371

Abstract

Stunting masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di Indonesia, yang erat kaitannya dengan sanitasi yang kurang memadai serta keterbatasan akses terhadap air bersih. Kelurahan Sumber Agung, Kecamatan Kemiling, Kota Bandar Lampung, memiliki 1.020 kepala keluarga, dengan 305 jiwa berisiko stunting dan 246 kepala keluarga belum memiliki akses sumber air bersih utama. Penguatan pengetahuan dan perilaku masyarakat melalui edukasi kesehatan yang efektif sangat penting untuk mengatasi permasalahan ini. Penelitian ini menggunakan desain kualitatif yang dilaksanakan di Kelurahan Sumber Agung dengan fokus pada dua kelompok masyarakat. Sebanyak 109 kepala keluarga di RT 1 diberikan edukasi dengan metode door to door, sedangkan 137 kepala keluarga di RT 2 mendapatkan penyuluhan kelompok. Data dikumpulkan melalui wawancara mendalam untuk mengevaluasi pemahaman keluarga terhadap lima pilar Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM). Triangulasi dan validasi informan kunci dilakukan untuk memastikan keabsahan data. Metode door to door terbukti lebih efektif dibandingkan penyuluhan kelompok dalam meningkatkan pengetahuan dan sikap terkait STBM. Warga RT 1 menunjukkan tingkat pemahaman yang lebih baik serta perubahan perilaku yang lebih konsisten dibandingkan RT 2. Penyuluhan kelompok relatif kurang efektif dengan pemahaman yang terbatas dan penerapan pilar sanitasi yang belum konsisten. Edukasi personal melalui kunjungan door to door memberikan kesempatan komunikasi yang lebih interaktif, penjelasan yang lebih sesuai dengan kebutuhan keluarga, serta penguatan perilaku secara langsung. Hal ini menjadikan metode door to door lebih efektif dalam mendorong perubahan perilaku dibandingkan metode kelompok.
Hubungan Sanitasi Lingkungan Dengan Personal Hygiene Terhadap Kejadian Balita Stunting Di Wilayah Kerja Puskesmas Kalirejo Kecamatan Kalirejo Kabupaten Lampung Tengah Friska, Yessy; Murwanto, Bambang; Barus, Linda; Rosita, Yeni
MIDWIFERY JOURNAL Vol 5, No 3 (2025): Volume 5 Nomor 3 September 2025
Publisher : Universitas Malahayati Bandar Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/mj.v5i3.22854

Abstract

Background : Stunting in toddlers is a significant global health problem. In 2022, there were 148.1 Million children affected, which is 22.3% of children worldwide. Most of these children Live in Asia (52%) and Africa (43%) (WHO, 2023). UPTD Kalirejo Health Center is one of the stunting locus health centers. Based on the Electronic Reporting and Reporting of Community-Based Nutrition (ePPGBM) report of Kalirejo Health Center which was seen in August 2024, the number of stunted toddlers was 34 toddlers. Purpose : This study aims to determine the relationship between environmental Sanitation and personal hygiene on the incidence of stunting in toddlers. Methods : This study is a Quantitative study with a case control design. Data obtained from interviews and Observations of mothers of toddlers at the UPTD Kalirejo Health Center, Kalirejo District, Central Lampung Regency. The variables observed were environmental sanitation,Personal hygiene and the incidence of stunting. Result : From the research that has been done, there is a relationship between ownership of healthy Toilets and the incidence of stunting (p value = 0.000). There is a relationship between Ownership of clean water facilities and the incidence of stunting (p value = 0.000). There is A relationship between wastewater treatment and the incidence of stunting (p Value = 0.000). There is a relationship between waste processing and the Incidence of stunting (p value = 0.000). There is a relationship between CTPS personal Hygiene and the incidence of stunting (p value = 0.000). There is no relationship between personal hygiene Nail hygiene and the incidence of stunting (p value = 0.614)Result : The community must maintain environmental sanitation and implement good personal Hygiene as a sensitive intervention to contribute to reducing stunting. Keywords: environmental sanitation, stunting, personal hygiene ABSTRAK Latar Belakang : Stunting pada balita adalah masalah kesehatan global yang signifikan. Pada tahun 2022, ada 148,1 juta anak yang terkena, yang merupakan 22,3% dari anak- anak di seluruh dunia. Sebagian besar anak-anak ini tinggal di Asia (52%) dan Afrika (43%) (WHO, 2023). UPTD Puskesmas Kalirejo merupakan salah satu Puskesmas lokus stunting. Berdasarkan laporan Elektronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (ePPGBM) Puskesmas Kalirejo yang dilihat pada bulan Agustus 2024 jumlah balita Stunting Sebanyak 34 Balita.Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara sanitasi lingkungan dengan personal hygiene terhadap kejadian balita stunting.Metode : Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan rancangan case control. data yang diperoleh dari hasil wawancara dan observasi terhadap ibu balita di UPTD Puskesmas Kalirejo Kecamatan Kalirejo Kabupaten Lampung Tengah. Variabel yang diamati yaitu sanitasi lingkungan, personal hygiene dan kejadian stunting.Hasil : Dari penelitiaan yang telah dilakukan bahwa ada hubungan antara kepemilikan jamban sehat dengan kejadian stunting (p value = 0,000). Ada hubungan antara kepemilikan sarana air bersih dengan kejadian stunting (p value = 0,000). Ada hubungan pengolahan limbah cair rumah tangga dengan kejadian stunting (p value = 0,000). Ada hubungan pengolahan sampah rumah tangga dengan kejadian stunting (p value = 0,000). Ada hubungan personal hygiene CTPS dengan kejadian stunting (p value = 0,000). Tidak ada hubungan personal hygiene kebersihan kuku dengan kejadian stunting (p value = 0,614)Kesimpulan : masyarakat harus menjaga sanitasi lingkungan dan menerapkan personal hygiene yang baik sebagai intervensi sensitive terhadap kontribusi penurunan stunting. Kata Kunci : Sanitasi Lingkungan , Stunting, Personal Hygiene
Efektifitas Metode Edukasi Kesehatan Lingkungan pada Keluarga Beresiko Stunting Rosita, Yeni; Widya Ningsih, Gusti; Utama, Susan Rendra
MIDWIFERY JOURNAL Vol 4, No 4 (2024): Volume 4, Nomor 4 Desember 2024
Publisher : Universitas Malahayati Bandar Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/mj.v4i4.18401

Abstract

Background: The problem of stunting is one of the problems faced in the world, especially in poor and developing countries. Stunting is a problem because it is associated with an increased risk of morbidity and death, sub-optimal brain development so that motor development is hampered and mental growth is delayed. Lampung Province is one of the provinces that contributes the highest stunting data. Based on data from the Lampung Provincial Health Service in 2021, the results of the 2019 Indonesian Nutrition Status Study (SSGI) survey, the stunting rate in Lampung was 26.26 percent and 19.4 percent came from Bandar Lampung City. According to screening data for potential risks of stunting, one of the sub-districts contributing to stunting is Kemiling Sub-district. The number of heads of families in Kemiling District is 17,506 families. The target families according to the screening for potential risks of stunting were 11,428 families and 8,672 families of them were in the category of families at risk of stunting. Sumber Agung Village is one of the villages in Kemiling District, Bandar Lampung City. This subdistrict with 1,020 families has 305 people at risk of stunting and 246 families do not have an adequate main source of clean water. Counseling is an activity in an effort to provide understanding to parents so they know the causes of stunting problems. Counseling aims to increase knowledge of parents so that they are able to take action to prevent stunting as early as possible.Purpose: To find out the effectiveness of environmental health education methods for families at risk of stunting in Sumber Agung Village, Kemiling District, Bandar Lampung City in 2024.Methods: is Quasi Experimental with a research design using Pretest-Posttest Design. This research will carry out observations twice, namely before (Pretest) and after (Posttest), this research was conducted in Sumber Agung Village with a sample size of 246 families of stunted toddlers using purposive sampling techniques. The collected data will be analyzed using the SPSS 22 statistical program. Bivariable data analysis was carried out using the paired t test with a significance level of p<0.05.Results: The results of research on providing educational methods door to door and in groups show that the increase in knowledge and attitudes increases with the education method through groups with an increase in knowledge of 75.2% and attitudes of 81.8%. Comparison of the Effectiveness of Environmental Health Education Methods in Families at Risk of Stunting shows that the group method is the most effective with a pretest average of 25.5 and an increase of 37.1 with a p-value of 0.000 so it can be concluded that it is very related and effective.Conclusion: Apart from methods, effectiveness also depends on other aspects such as the involvement of facilitators, relevant educational content, as well as environmental and government support in efforts to prevent stunting.Keywords: method; education; effective
Pemberdayaan Masyarakat melalui Peningkatan Pengetahuan dan Perbaikan Sarana Sanitasi Lingkungan Keluarga Stunting dan Berisiko Stunting di Desa Tanjung Baru Kecamatan Bukit Kemuning Rosita, Yeni; Karbito, Karbito; Utama, S. Rendra
Jurnal Kreativitas Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Vol 7, No 5 (2024): Volume 7 No 5 2024
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkpm.v7i5.14628

Abstract

ABSTRAK Faktor sanitasi dan kebersihan lingkungan berpengaruh untuk kesehatan ibu hamil dan tumbuh kembang anak karena anak usia di bawah dua tahun rentan terhadap berbagai infeksi dan penyakit. Kondisi sanitasi yang buruk akan berdampak negatif di banyak aspek kehidupan, mulai dari turunnya kualitas lingkungan hidup masyarakat, tercemarnya sumber air minum bagi masyarakat, meningkatnya jumlah kejadian diare dan munculnya beberapa penyakit. Salah satu wilayah  yang beresiko stunting tersebut adalah Desa Tanjung Baru  dengan jumlah 1312 KK dan yang telah dinyatakan Stunting sebanyak 17 jiwa  dan yang berisiko stunting sebanyak 62 jiwa, Hasil prasurvei yang dilakukan oleh pengabdi di Desa Tanjung Baru pada bulan pebruari 2023 Desa Tanjung Baru merupakan salah satu wilayah kerja Puskesmas Bukit Kemuning yang belum melaksanakan Open Defecation Free (ODF) atau pencanangan desa Bebas Buang Air Besar Sembarangan. Tujuan pengabdian kepada masyarakat adalah  meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat melalui penyuluhan serta perubahan perilaku dalam menerapkan sanitasi lingkungan rumah kepada keluarga stunting dan keluarga beresiko stunting sebagai upaya peningkatan pengetahuan dalam mengendalikan dan mencegah Stunting.Memberikan penyuluhan tentang pencegahan stunting melalui penerapan 5 Pilar STBM atau sanitasi lingkungan. Peserta adalah keluarga stunting dan keluarga berisiko stunting Desa Tanjung Baru berjumlah 28 orang. Metode yang dilakukan pelaksanaan kegiatan yaitu dengan mengumpulkan keluarga stunting dan keluarga berisiko stunting di balai desa untuk di beri penyuluhan mengenai sanitasi lingkungan dengan 5 pilar STBM, yang sebelumnya dilakukan pre test terlebih dahulu lalu kemudian di akhir kegiatan di lakukan post test hasil dari penyuluhan. Kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah peningkatan pengetahuan, yaitu dengan melakukan penyuluhan yang bertema “Peningkatan Pengetahuandan Perbaikan Sarana Sanitasi Lingkungan Keluarga Stunting dan Berisiko Stunting”. Hasil kegiatan ini adalah masyarakat Desa Tanjung Baru telah mendapatkan penambahan pengetahuan mengenai hubugan stunting dan sanitasi serta keluarga stunting yang belum memiliki jamban kini telah memiliki jamban. Kesimpulan masyarakat   dan   keluarga   stunting   juga   yang   berisiko   stunting   telah mendapatkan penyuluhan dan telah terbangun 2 buah jamban dan saluran pembuangan air limbah untuk keluarga stunting yang tidak memiliki jamban dan saluran pembuangan air limbah dan sudah di lakukan evaluasi kegiatan kelapangan terlihat perubahan perilaku masyarakat dalam penerapan 5 pilar STBM serta jamban dan spal yang terbangun sudah di pergunakan dengan baik. Kata Kunci: Sanitasi, Sarana, Stunting  ABSTRACT Environmental sanitation and cleanliness factors influence the health of pregnant women and children's growth and development because children under two years of age are vulnerable to various infections and diseases. Poor sanitation conditions will have a negative impact on many aspects of life, starting from decreasing the quality of the community's living environment, contamination of drinking water sources for the community, increasing the number of diarrhea cases and the emergence of several diseases. One of the areas at risk of stunting is Tanjung Baru Village with a total of 1312 families and 17 people have been declared stunted and 62 people are at risk of stunting. The results of the pre-survey conducted by officials in Tanjung Baru Village in February 2023, Tanjung Baru Village are wrong. one working area of the Bukit Kemuning Community Health Center which has not yet implemented Open Defecation Free (ODF) or the declaration of a Village Free of Open Defecation. The aim of community service is to increase community knowledge and awareness through counseling and changing behavior in implementing home environmental sanitation for stunting families and families at risk of stunting as an effort to increase knowledge in controlling and preventing stunting. Providing education about preventing stunting through implementing the 5 STBM Pillars or environmental sanitation . Participants were 28 stunting families and families at risk of stunting from Tanjung Baru Village. The method used for implementing the activity is by gathering stunting families and families at risk of stunting at the village hall to be given counseling regarding environmental sanitation with the 5 pillars of STBM, which previously carried out a pre-test first and then at the end of the activity a post-test was carried out on the results of the counseling. This community service activity is to increase knowledge, namely by conducting outreach with the theme "Increasing Knowledge and Improving Sanitation Facilities in the Environment for Stunting Families and those at Risk of Stunting". The result of this activity is that the people of Tanjung Baru Village have gained additional knowledge regarding the relationship between stunting and sanitation and stunted families who did not have a latrine now have a latrine. The conclusion of the community service activities has been running smoothly, the community and stunting families as well as those at risk of stunting have received counseling and 2 latrines and waste water drainage channels have been built for stunting families who do not have latrines and waste water drainage channels and evaluation has been carried out. Field activities saw changes in community behavior in implementing the 5 pillars of STBM and the latrines and spas that had been built were being used well. Keywords: Sanitation, Means, Stunting