Claim Missing Document
Check
Articles

Found 22 Documents
Search

PEMANFAATAN EKSTRAK DAUN KEMANGI (OCIMUM SANCTUM) SEBAGAI REPELAN LALAT RUMAH (MUSCA DOMESTICA) Barus, Linda; Sutopo, Agus
Jurnal Kesehatan Vol 10, No 3 (2019): Jurnal Kesehatan
Publisher : Politeknik Kesehatan Tanjung Karang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (474.042 KB) | DOI: 10.26630/jk.v10i3.1270

Abstract

House flies are the species that play the most role in public health problems, namely as a vector of disease transmission. Control of house flies is needed without polluting the environment. The alternative developed is the use of plants as vegetable pesticides. Basil leaves used as basil leaf extract are used as vegetable insecticides to control house flies (Musca domestica). This research is an experiment to see the ability of basil leaf extract as a bioinsecticide on the repulsion/repellency of house flies. This research is experimental and analyzed using a two-way ANOVA analysis. The study consisted of two factors, the first factor was the dose of basil leaf extract: 0%, 20%, 30%, dan 40%, and the second factor, the time of observation of the repelling power of house flies/repelan for 5 minutes, 10 minutes and 15 minutes. Statistical test results stated that basil leaf extract: dose 0% sig value 0,011<0,05, dose 20% sig value 0,178>0,05, dose 30% sig value 0,031<0,05 and dose 40% sig value 0,007<0,05, so that the dose of 0% has an effect for the observation time of 15 minutes, the dose of 20% does not affect the repelling/repelling power of house flies, for observations of 5, 10 and 15 minutes, the dose of 30% and the dose of 40% affects, for all time observations. 
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM PERAWATAN KESEHATAN JIWA DI KECAMATAN NATAR KABUPATEN LAMPUNG SELATAN Sulastri, Siti Fatonah, Yuniastini, Merah Bangsawan, Lisa Suarni, Linda Barus
Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Sakai Sambayan Vol 4 No 3 (2020)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jss.v4i3.207

Abstract

Abstrak Kesehatan jiwa merupakan bagian dari diri seseorang yang tidak dapat diabaikan. Kemandirian masyarakat dalam perawatan kesehatan jiwa diharapkan mampu meningkatkan status kesehatan jiwa masyarakatnya. Tujuan pengabdian ini adalah untuk meningkatan kemandirian dan kemampuan Orang Dengan Gangguan Jiwa di Desa Natar dan Merak Batin Kecamatan Natar Lampung Selatan. Pengabdian Masyarakat ini dilaksanakan dengan pemberdayaan masyarakat. Kegiatan akan melibatkan masyarakat dan lintas sektoral setempat, seperti camat, kepala desa, tokoh masyarakat, pemegang program PTM dan Kesehatan jiwa Puskesmas Natar, keluarga dengan ODGJ dan ODGJ. Kegiatan dilakukan di desa Natar dan Merak Batin Kecamatan Natar Lampung Selatan. Kegiatan diawali dengan melakukan musyawarah dengan masyarakat untuk menyepakati kegiatan. Kegiatan yang akan dilakukan dimulai dengan sosialisasi dan pelatihan pada masyarakat dan keluarga, pembentukan kelompok sehat jiwa dimasyarakat khususnya untuk pasien dan keluarga. Kegiatan dilakukan dengan pemberdayaan masyarakat yang dilibatkan dalam pelatihan kader kesehatan jiwa, masyarakat umum yang terdiri dari lintas sektoral, petugas kesehatan, tokoh masyarakat, keluarga dengan ODGJ dan ODGJ. Hasil kegiatan berupa pelatihan kader, penyuluhan pada kelompok sehat, resiko dan gangguan. Terapi modalitas dilakukan dengan memberdayakan ODGJ untuk membuat keterampilan dengan memanfaatkan sampah plastik. Pengabdian ini diharapkan dapat menghasilkan informasi tentang cara meningkatan kemandirian dan kemampuan Orang Dengan Gangguan Jiwa melalui pemberdayaan masyarakat.
KUALITAS MIKROBIOLOGI DAN PENGOLAHAN AIR MINUM ISI ULANG DI WILAYAH KECAMATAN METRO PUSAT, KOTA METRO Yushananta, Prayudhy; Markus, Meiliyana; Barus, Linda
Ruwa Jurai: Jurnal Kesehatan Lingkungan Vol. 16 No. 3 (2022)
Publisher : Poltekkes Kemenkes Tanjung Karang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26630/rj.v16i3.3626

Abstract

Penggunaan air minum isi ulang terus meningkat sebagai sumber air minum utama keluarga, dari 19,00% (2013) menjadi 29,1% (2020). Peningkatan ini dapat memperbesar risiko gangguan kesehatan jika tidak dilakukan pengawasan secara kontinyu. Penelitian bertujuan mengetahui kualitas mikrobiologi air minum isi ulang serta pengolahannya. Penelitian menggunakan metode observational, dilaksanakan di Kecamatan Metro Pusat, Kota Metro. Sampel diambil dari sembilan Depot Air Minum (DAM) dari total 11 DAM. Pemeriksaan mikrobiologi menggunakan Most Probable Number (MPN) pada air baku dan air hasil olahan, sedangkan metode Angka Lempeng Total untuk kebersihan galon. Penilaian proses filtrasi dan desinfeksi dilakukan dengan observasi. Selanjutnya keseluruhan data diolah dan dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian mendapatkan seluruh air baku tercemar bakteri, dan hanya satu dari sembilan sampel yang memenuhi persyaratan mikrobiologi. Sementara, hasil pemeriksaan galon menemukan delapan dari sembilan galon tidak memenuhi syarat kebersihan. Walaupun seluruh DAM melakukan filtrasi tiga tahap, namun filter telah melampaui waktu pakai. Pada proses desinfeksi, hanya satu DAM yang memenuhi persyaratan kesehatan (lama paparan sinar UV, kebersihan dan umur lampu UV). Hasil penelitian menunjukkan tingginya risiko kesehatan bagi konsumen air minum isi ulang. Perbaikan alat dan proses pengolahan harus segera dilakukan, selain pembinaan dan pengawasan secara ketat oleh pihak-pihak terkait.
Kajian Pengolahan Limbah Cair CPO (Minyak Sawit Mentah) dengan Air Laut dan PAC (Poly Aluminium Chlorida) dalam Menurunkan Kadar Minyak/ Lemak, BOD, COD, TSS dan Menstabilkan Nilai pH Barus, Linda; Masra, Ferizal
Jurnal Kesehatan Vol 13 No 1 (2022): Jurnal Kesehatan
Publisher : Poltekkes Kemenkes Tanjung Karang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26630/jk.v13i1.2985

Abstract

Palm Oil Mill Liquid Waste (PMKS) is a potential source of pollution for humans and the environment. PMKS liquid waste generally has a high temperature, is brown, contains dissolved and suspended solids in the form of colloids and high residues of oil, BOD, and COD. If the effluent is not treated first and immediately discharged into the waters, it has the potential to pollute the environment. Previous studies have shown that the comparison value of seawater and liquid waste is 1:3. The highest decrease was 97.3% for BOD, 94.8% for COD, 94.43% for oils and fats, 87.36% for TSS, and a pH of 60.7% with a pH value of 8.5 at a rotation of 60 minutes. The results of this study showed that there was a higher level of pollution reduction. Therefore, in this study, we tried to treat palm oil effluent with seawater and Poly Aluminum Chloride (PAC) and the result is the highest decrease in BOD at 96.21%, COD the highest at 97.5%, the highest oil/fat figure was 48.5%, the highest TSS number 58.0%, the highest pH 13.5%. Suggestions in the CPO liquid waste treatment process should take advantage of the by-product of the anaerobic treatment process that produces methane gas. which can be used to generate electricity. And it can be applied to the initial stage of the CPO liquid waste WWTP which is then processed for the sediment because it contains oil as the raw material for making cream soap.
Analisis Kinerja Komposting Sampah Model Takakura Barus, Linda; Masra, Ferizal; Indarwati, Suami
Jurnal Kesehatan Vol 13 No 3 (2022): Jurnal Kesehatan
Publisher : Poltekkes Kemenkes Tanjung Karang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26630/jk.v13i3.3528

Abstract

The previous takakura composting model used takakura baskets covered with cloth and cardboard to produce leachate through the wastebasket process which seeped and wetted the cloth and cardboard. It was also found that the increase in the C/N ratio did not meet the requirements. Therefore an innovation was carried out in this study which aims to determine the effectiveness of making compost with the Takakura Model which uses a plastic bucket with filter media to accommodate the leachate produced so that the leachate can also be used as raw material for liquid fertilizer. The materials used are organic waste, EM4, and cow dung in the community in Way Layap Hamlet, Hajimena Village, Natar District. This research is an experiment. The independent variables in this study were 3mm, 4mm, and 5mm filter diameters for buckets, cow dung, organic waste, and EM4. The dependent variable in this study was the quality of compost (organic C, macronutrients (N+P2O5+K2O), C/N ratio, and pH for 15 days. The results obtained were compost quality (organic C 15.63%, macronutrients (N+ P2O5+) K2O) ranges from (6.71% -7.87%), C/N ratio ranges from (13.44-16.57) and pH 7-8.5 all meet standards according to SNI 7763: 2018. Leachate originating from the composting process can be used as liquid fertilizer. Future research needs to use a more varied raw material and the addition of other bio activators to speed up composting.
PENERAPAN DAN PELATIHAN 3R (REDUCE, REUSE, RECYCLE) PENGAJAR DAN SISWA/SISWI SMP GOTONG ROYONG PESAWARAN Masra, Ferizal; Barus, Linda; Indarwati, Suami; Murwanto, Bambang; Prianto, Nawan
SINAR SANG SURYA Vol 8, No 1 (2024): FEBRUARI 2024
Publisher : UM Metro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24127/sss.v8i1.3198

Abstract

Sampah menurut UU No. 18 tahun 2008, didefinisikan sebagai sisa kegiatan sehari-hari manusia atau proses alam yang berbentuk padat. Faktanya, yang membuat sampah menjadi hal yang merugikan manusia adalah ketika sampah dengan berbagai jenis bercampur di suatu tempat yang terdiri dari sampah daun, sampah kertas, sampah plastik, sampah logam, dan lain sebagainya. Sampah-sampah tersebut selanjutnya dapat bereaksi secara kimia antara satu dengan lainnya yang dapat membentuk senyawa berbahaya. Dampak negatif yang ditimbulkannya semakin meningkat ketika produk senyawa berbahaya itu terserap ke tanah, ikut aliran air, ataupun terbebas ke udara yang dapat terhirup oleh makhluk hidup lain termasuk manusia yang tentunya juga sangat membahayakan bagi kesehatan makhluk hidup dan juga bagi ekosistem lingkungan. Kegiatan ini bertujuan untuk membekali Pengajar dan Siswa/Siswi SMP Gotong Royong Pesawaran dalam mengelola sampah khususnya sampah anorganik dengan cara 3R (Reuse, Reduce, Recycle), untuk mengurangi pencemaran lingkungan akibat sampah plastik dan dapat bernilai ekonomis. Kegiatan ini dilakukan dengan metode penyuluhan dan pelatihan teknis, serta dilanjutkan dengan pendampingan secara langsung. Hasil dari kegiatan ini adalah siswa-siswi SMP Gotong Royong Pesawaran dapat memanfaatkan sampah anorganik menjadi sesuatu yang inovatif dan bernilai ekonomis. Kegiatan ini sangat diharapkan bisa dipraktekkan kedepannya, agar dampak negatif dari timbunan-timbunan sampah yang dapat merusak lingkungan dapat teratasi.
PENGOLAHAN SAMPAH MENJADI KOMPOS DAN PEMANFAATAN LIMBAH PLASTIK DI SD KRISTEN BPK PENABUR BANDAR LAMPUNG Barus, Linda; Masra, Ferizal; Indarwati, Suami; Murwanto, Bambang
SINAR SANG SURYA Vol 8, No 1 (2024): FEBRUARI 2024
Publisher : UM Metro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24127/sss.v8i1.3196

Abstract

Sampah menurut UU No. 18 tahun 2008, didefinisikan sebagai sisa kegiatan sehari-hari manusia atau proses alam yang berbentuk padat. Faktanya, yang membuat sampah menjadi hal yang merugikan manusia adalah ketika sampah dengan berbagai jenis bercampur di suatu. Dewasa ini, permasalahan sampah telah menjadi salah satu isu sentral yang sangat serius di banyak negara termasuk Indonesia. Rata-rata, volume sampah yang dihasilkan oleh manusia adalah sekitar 0,5 kg / per kapita tiap hari, apabila sampah tidak dikelola dengan baik dapat menimbulkan bahaya bagi masyarakat. Kegiatan ini bertujuan untuk membekali Siswa-Siswi SD Kristen BPK Penabur Bandar Lampung dalam mengelola sampah organik dan sampah non organik yang ada disekitarnya, dengan cara sampah organik di olah menjadi pupuk kompos dan sampah anorganik diolah dengan cara 3R (Reuse, Reduce, Recycle), untuk mengurangi pencemaran lingkungan akibat sampah dan dapat bernilai ekonomis. Kegiatan ini dilakukan dengan metode penyuluhan dan pelatihan teknis, serta dilanjutkan dengan pendampingan secara langsung. Hasil dari kegiatan ini adalah siswa-siswi SD Kristen BPK Penabur Bandar Lampung dapat memanfaatkan sampah organik menjadi pupuk kompos dan dapat memanfaatkan sampah anorganik menjadi sesuatu yang lebih berguna. Pelatihan cara pembuatan pupuk kompos dan pemanfaatan sampah plastik menjadi kerajinan bunga hias, dll sangat diharapkan bisa dipraktekkan ke depannya, agar dampak negatif dari timbunan-timbunan sampah yang dapat merusak lingkungan dapat teratasi.
Pelatihan Pembuatan Kompos Untuk Petugas Dan Lansia Barus, Linda; Indarwati, Suami; Masra, Ferizal
Jurnal Perak Malahayati: Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 7, No 1 (2025): Volume 7 Nomor 1 Mei 2025
Publisher : Program Studi Kebidanan Fakultas Ilmu Kesehatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jpm.v7i1.20794

Abstract

Permasalahan sampah telah menjadi salah satu isu sentral yang sangat serius di banyak negara termasuk Indonesia. Tidak ada di satu kawasan Indonesia pun yang terbebas dari sampah. Akibat jumlah penduduknya yang sangat besar, maka hasil dari produksi manusia khususnya dari jenis sampah rumah tangga juga sangat besar. Secara rata-rata, volume sampah yang dihasilkan oleh manusia adalah sekitar 0,5 kg / per kapita tiap hari, Kepala DLH Provinsi Lampung, Emilia Kusumawati mengatakan dari 1,64 juta ton sampah yang dihasilkan pada 2022 itu, per harinya dihasilkan 4.515 ton sampah. "Selama 2022 di Lampung terdapat timbunan sampah sebanyak 1,64 juta ton. Itu per harinya ada 4.515 ton sampah," kata Emil. Jumlah timbulan sampah ini meningkat dibandingkan 2019 lalu yang hanya menghasilkan 1,46 juta ton per tahun. (Kusumawati, E. (2023)). Tujuan dari pengabdian masyarakat ini adalah untuk memberi edukasi terkait keterampilan yang bisa dilakukan dalam menangani sampah organik yang ada disekitarnya. Pada akhirnya, diharapkan agar warga UPTD Pelayanan Sosial Lanjut Usia Tresna Werdha Natar dapat merasakan manfaat dari hasil ilmu yang telah disalurkan oleh tim Pengabdian Masyarakat Poltekkes Kemenkes Tanjungkarang sehingga dapat lebih kreatif dan inovatif dalam mengelola sampah disekitar yang hasilnya dapat bernilai ekonomis, dan permasalahan lingkungan yang ada dapat teratasi dengan baik. Bahan yang digunakan pada kegiatan ini yaitu bahan-bahan pengomposan, Metode penyuluhan yang digunakan adalah cemarah dan tanya-jawab. Hasil dari kegiatan ini adalah menambah pengetahuan petugas dan lansia dalam pengolahan sampah sebagai kompos. Kesimpulan dalam kegiatan pengabdian masyarakat yaitu berupa penyuluhan materi teori dan praktek pembuatan kompos kepada warga UPTD Pelayanan Sosial Lanjut Usia Tresna Werdha Natar mendapat tanggapan yang sangat baik, dan dalam kegiatan ini peserta pengabdian sangat antusias dalam menerimanya. Kata kunci : Pengolahan, Sampah Organik, Pembuatan Kompos. 
Penyuluhan Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) Untuk Lansia Indarwati, Suami; Masra, Ferizal; Barus, Linda
Jurnal Perak Malahayati: Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 7, No 1 (2025): Volume 7 Nomor 1 Mei 2025
Publisher : Program Studi Kebidanan Fakultas Ilmu Kesehatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jpm.v7i1.20807

Abstract

Dari Aspek kesehatan, semakin bertambah usia keluhan kesehatan semakin meningkat. Hasil susenas (2012) Angka kesakitan (morbidity rates) penduduk lansia tahun 2012sebesar 26,93% (Kemenkes, 2013). Keluhan kesehatan lansia yang paling tinggi adalah keluhan yang merupakan efek dari penyakit kronis seperti asam urat, darah tinggi, rematik, darah rendah dan diabetes (32,99%), Kemudian jenis keluhan yang juga banyak dialami lansia adalah batuk (17,81%) dan pilek (11,75%). Prevalensi obesitas yang paling tinggi menjelang lansia sampai lansia (kelompok umur 55-64 tahun, 65-74 tahun dan 75+ tahun) adalah kelompok umur 55-64 tahun (23,1%). Prevalensi merokok lansia paling tinggi pada kelompok umur 55-64 tahun (37,5%) dengan rerata jumlah batang rokok/hari sebanyak 13 batang rokok. Faktor yang juga mempengaruhi kondisi fisik dan daya tahan tubuh lansia adalah pola hidup yang dijalankan sejak usia balita (Kemenkes, 2013). Tujuan dari pengabdian masyarakat ini adalah untuk memberi edukasi terkait Perilaku Hidup bersih dan Sehat (PHBS). Pada akhirnya, diharapkan agar warga UPTD Pelayanan Sosial Lanjut Usia Tresna Werdha Natar dapat merasakan manfaat dari hasil ilmu yang telah disalurkan oleh tim Pengabdian Masyarakat Poltekkes Kemenkes Tanjungkarang sehingga dapat menerapkan perilaku Hidup Bersih dann Sehat (PHBS) dalam kehidupan sehari-hari. Metode penyuluhan yang digunakan adalah cemarah dan tanya-jawab. Hasil dari kegiatan ini adalah menambah pengetahuan petugas dan lansia dalam menerapkan Perilaku Hidup bersih dan Sehat (PHBS). Kesimpulan dalam kegiatan pengabdian masyarakat yaitu berupa penyuluhan materi teori dan praktek Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) kepada warga UPTD Pelayanan Sosial Lanjut Usia Tresna Werdha Natar mendapat tanggapan yang sangat baik, dan dalam kegiatan ini peserta pengabdian sangat antusias dalam menerimanya. Kata kunci : Perilaku Hidup Bersih dan sehat
Utilization of Oil Palm Shell Waste (Elaeis guineensis Jacq) into Activated Charcoal Ayuningtias, Fanny Sania; Barus, Linda; Indarwati, Suami
Ruwa Jurai: Jurnal Kesehatan Lingkungan Vol. 19 No. 1 (2025)
Publisher : Poltekkes Kemenkes Tanjung Karang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26630/rj.v19i1.4886

Abstract

Oil palm shells are solid waste generated from the palm oil industry. The processing of oil palm shells into activated charcoal has not yet been optimized, despite the high demand for activated charcoal in various industries, such as desulfurization in gas purification and LNG processing, as well as filtration processes. Therefore, the quality of activated charcoal depends on the carbonization and activation process. This study aims to determine whether oil palm shells can be converted into activated charcoal using H₃PO₄ as an activating agent at concentrations of 8%, 9%, and 10%, and soaking times of 20, 22, and 24 hours, by the Indonesian National Standard (SNI) for activated charcoal. This study employs a pre-experimental, one-shot case study design. The treatment applied includes the independent variables of H₃PO₄ concentrations (8%, 9%, 10%) and soaking durations (20, 22, 24 hours). The carbonization temperature for all samples was 450–500°C for 0.5 hours. The dependent variable is the resulting activated charcoal powder that meets SNI standards. Activated charcoal with an 8% H₃PO₄ concentration and a 20-hour soaking time yielded the following results: a moisture content of 10.64%, an ash content of 2.66%, and a calorific value of 3,678.43 cal/g. With 9% H₃PO₄ and 20-hour soaking: 9.88% moisture, 2.95% ash, and 4,955.1 cal/g. With 10% H₃PO₄ and 20-hour soaking: 8.21% moisture, 3.53% ash, and 6,190.58 cal/g. The best result, according to SNI 1683-2021 "Wood Charcoal", was achieved at 24 hours of soaking and a 10% H₃PO₄ activator concentration, with the following values: 8.21% moisture, 3.53% ash, and 6,190.58 cal/g calorific value. It is therefore recommended for activated charcoal production.