Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

APLIKASI TEKNOLOGI PENGOLAHAN AIR ASIN MENGGUNAKAN MEMBRAN REVERSE OSMOSIS DI PULAU BARRANG CADDI, MAKASSAR Sulaeman, Oman; Ardiana, Citra
Jurnal Rekayasa Lingkungan Vol. 13 No. 1 (2020): JURNAL REKAYASA LINGKUNGAN
Publisher : BPPT

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29122/jrl.v13i1.4294

Abstract

Pulau Barrang Caddi memiliki luas wilayah 4 ha dengan jarak 11 km dari Kota Makassar dan merupakan pulau yang padat penduduknya yang berjumlah 1263 jiwa. Untukmendapatkan air bersih, masyarakat umumnya menggali sumur dangkal, namun airnyaberubah menjadi asin pada musim kemarau Pada pemukiman yang padat, kualitas airsumurnya menurun dari tahun ke tahun. Air bersih merupakan barang langka di pulaupulaukecil, terutama pada lokasi yang penduduknya padat. Kualitas air tanah dangkalsemakin menurun disebabkan oleh intrusi air laut, dimana air menjadi asin karenatingginya kadar garam. Untuk menyajikan air minum yang sehat harus dibeli denganharga yang mahal dan hanya ada di Kota Makassar. Untuk mengatasi masalah tersebut maka diperlukan pengolahan air dengan teknologi reverse osmosis yang dapatmengolah air asin menjadi air tawar. Kegiatan ini meliputi survei, desain, pretreatment,pengolahan lanjut dan pasca produksi. Teknologi Sea Water Reverse Osmosis (SWRO)pada Unit Arsinum yang diaplikasikan di P. Barrang Caddi ini menghasilkan air produkolahan yang layak minum dan sesuai dengan baku mutu. Selain itu, dilakukan pulaperhitungan biaya energi hasil Unit Arsinum tersebut untuk memenuhi biaya operatordan perawatan. Kata Kunci: teknologi, pengolahan, air asin, reverse osmosis, air minum
Pengaruh Tekanan pada Reverse Osmosis terhadap Penyisihan Kadar Ion Klorida (Cl-) dan Total Dissolved Solids (TDS) pada Pengolahan Air Payau Rifai, Agus; Hartaja, Dinda Rita Krishumartani; Sulaeman, Oman; Setiadi, Imam; Ikhsan, Iik Nurul; Darmawangsa, Muhammad Rizky; Ardiana, Citra; Sofian, Achmad; Yunus
Jurnal Teknologi Lingkungan Vol. 25 No. 2 (2024)
Publisher : BRIN Publishing (Penerbit BRIN)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55981/jtl.2024.705

Abstract

In the operation and maintenance of reverse osmosis (RO) systems, various challenges arise. One common issue faced is pressure fluctuations that can affect the quality of the produced water, shorten the lifespan of the membrane, and lead to system failure. This study aims to evaluate the performance of thin film composite spiral wound RO membranes in reducing Chloride ion (Cl-) and Total Dissolved Solids (TDS) levels in brackish water using low pressure. The RO membrane used in this research is made of polysulfone (PSF) with a thin film composite spiral wound type. The variables analyzed are the flow rate (Q) ranging from 1,000 to 2,000 mL/minute and the operational pressure (P) between 3.5 and 5 bar. The research results show that the RO membrane can reduce the Cl- level by 99.79% and TDS by 99.92% at a flow rate of 2000 mL/minute with an operational pressure of 5 bar. From the research findings, it can be concluded that an increase in operational pressure enhances the efficiency of reducing Cl- and TDS levels. This is due to the strong push on the feed that accelerates the salt penetration process through the membrane, which is then expelled through the retentate or wastewater stream. Abstrak Selama pengoperasian dan pemeliharaan sistem reverse osmosis (RO), berbagai tantangan muncul. Masalah yang umum terjadi adalah fluktuasi tekanan yang dapat mempengaruhi kualitas air yang dihasilkan, memperpendek umur membran dan menyebabkan kegagalan sistem. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kinerja membran RO tipe thin film composite spiral wound dalam mengurangi kadar ion klorida (Cl-) dan TDS (Total Dissolved Solid) dalam air payau dengan menggunakan tekanan rendah. Membran RO yang digunakan dalam penelitian ini terbuat dari polysulfon (PSF) dengan jenis thin film composite spiral wound. Variabel yang dianalisis adalah laju aliran (Q) antara 1.000–2.000 mL/menit dan tekanan operasional (P) antara 3,5–5 bar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa membran RO mampu mengurangi kadar Cl- sebesar 99,79% dan TDS sebesar 99,92% pada laju aliran 2.000 mL/menit dengan tekanan operasional 5 bar. Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa peningkatan tekanan operasional meningkatkan efisiensi pengurangan kadar Cl- dan TDS. Hal ini disebabkan oleh dorongan kuat pada umpan yang mempercepat proses penetrasi garam melalui membran, yang kemudian dikeluarkan melalui aliran retenate atau air buangan.
Pengembangan Sektor Transportasi yang Ramah Lingkungan di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Setiastuti, Nugraheni; Apriyanto, Heri; Sugarmansyah, Ugay; Heldini, Noorish; Ayu Pradnyapasa, Dhita; Suhendra, Aphang; Wiratmoko, Agung; Dani Soewargono, Binuko; Dwi Tamtomo, Taufiq; Ardiana, Citra; Pratama Putera, Irfan; Lusia, Akira
Jurnal Teknologi Lingkungan Vol. 25 No. 2 (2024)
Publisher : BRIN Publishing (Penerbit BRIN)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55981/jtl.2024.1750

Abstract

The development of an environmentally friendly transportation sector is a sustainable development effort that has a significant role in regional economic growth and reducing greenhouse gas (GHG) emissions. This research aims to identify the transportation subsector that has the strongest backward and forward linkages as a key regional economic subsector and analyze the economic and environmental impacts, mainly the increase in carbon emissions in the transportation sector due to an increase in final demand. This research uses an environmentally extended input-output (EEIO) analysis approach, with a case study of this research in the Yogyakarta Special Region Province (D.I. Yogyakarta). The primary data used is the Input-Output (I-O) table for D.I. Yogyakarta Province, which includes 52 sectors in 2016, and inventory data for D.I. Yogyakarta Province's greenhouse gas (GHG) emissions. Results of the simulation carried out show an increase in final demand by 25%, which will provide three impacts, namely direct impacts, indirect impacts, and induced effects on the transportation sector by creating a gross added value (NTB) of IDR 4,528,778.968 million, but at the same time, greenhouse gas emissions of 618.091 GgCO2e were also produced. The air transportation subsector is a subsector that has relatively strong direct and indirect backward and forward linkages, with a contribution to NTB of IDR 3,000,696.019 million and GHG emissions released by this subsector of 461.669 GgCO2e. Efforts to mitigate these emissions need to be made in stages by diffusing clean technology, and an effective, efficient, and sustainable transportation system.   Abstrak Pengembangan sektor transportasi yang ramah lingkungan merupakan upaya pembangunan berkelanjutan yang memiliki peran signifikan dalam pertumbuhan ekonomi wilayah dan penurunan emisi gas rumah kaca (GRK). Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi subsektor transportasi yang memiliki keterkaitan ke belakang dan ke depan yang paling kuat sebagai subsektor ekonomi kunci wilayah, dan menganalisis dampak ekonomi dan lingkungan khususnya kenaikan emisi GRK terhadap sektor transportasi yang disebabkan adanya peningkatan permintaan akhir (final demand). Kajian ini menggunakan pendekatan analisis environmentally extended input-output (EEIO), dengan studi kasus penelitian ini di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (D.I. Yogyakarta). Data utama yang digunakan adalah Tabel Input-Output (I-O) Provinsi D.I. Yogyakarta yang meliputi 52 sektor tahun 2016 dan data inventarisasi emisi gas rumah kaca (GRK) Provinsi D.I. Yogyakarta. Hasil simulasi yang dilakukan adanya peningkatan permintaan akhir sebesar 25%, yang akan memberikan tiga dampak, yaitu dampak langsung, dampak tidak langsung, dan dampak imbasan (induced effects) terhadap sektor transportasi dengan menciptakan nilai tambah bruto (NTB) sebesar Rp4.528.778,968 juta, namun pada saat bersamaan dihasilkan pula emisi gas rumah kaca sebesar 618,091 GgCO2e. Subsektor transportasi udara merupakan subsektor yang memiliki keterkaitan langsung dan tidak langsung ke belakang dan ke depan yang relatif kuat dengan kontribusi terhadap NTB sebesar Rp3.000.696,019 juta dan emisi GRK yang dikeluarkan oleh subsektor ini sebesar 461,669 GgCO2e. Upaya memitigasi emisi ini perlu dilakukan secara bertahap dengan mendifusikan teknologi bersih dan sistem transportasi yang efektif, efisien dan berkelanjutan.