disebabkan oleh virus tipe A dari family Picornaviridae genus Aphtovirus. Ciri-ciri/ tanda klinis yang terlihat pada hewan yang tertular adalah demam tinggi, hipersalivasi, ada lesi di mulut dan juga terjadi lepuh di kuku kaki. Pada tanggal 15Mei 2022 daerah Kabupaten/Kota yang lain juga melaporkan kasus PMK salah satunya adalah Kota Pariaman yaitu di Desa Batang Tajongkek Kota Pariaman. Materi dan metoda penelitian : bahan yang di gunakan Bahan yang digunakan untuk membuat ramuan kutesa ini adalah kunyit, telur ayam kampung, gula aren dan air bersih denngan metode pemberikan ramuan kutesa kepada ternak yang mengalami penyakit PMK. Populasi ternak dalam penelitian yaitu seluruh ternak (sensus) sapi (56 ekor) yang terkena PMK yang ada di kandang Kelompok Tani Talao Indah. Yang terdiri dari 19 ekor sapi Simental, 15 ekor sapi Bali, 11 ekor sapi Persilangan, 8 ekor sapi Pesisir dan 3 ekor sapi Limosin. Parameter yang diukur yaitu melihat perkembangan dan lama recovery atau tingkat pemulihan ternak dari masing-masing jenis ternak yang terserang. Hasil Penelitian didapat bahwa ternak sapi yang berbadan besar dengan gejala yang berat membutuhkan waktu yang lebih lama untuk recovery bila dibandingakn dengan ternak yang berat badan kecil dengan bergejala berat. Sementara ternak yang berbadan sedang dan kecil dengan gejala sedang dan ringan membutuhkan waktu untuk recovery lebih cepat. kesimpulan : recovery ternak yang mengalami PMK tergantung dari gejala dan berat badan ternak serta pemberian kutesa yang tepat sesuai kebutuhan ternak