Prawira, Sophian Djaka
Unknown Affiliation

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

KARAKTER TOKOH UTAMA PADA NOVEL ENTROK KARYA OKKY MADASARI (KAJIAN PSIKOLOGI SASTRA) Prawira, Sophian Djaka
Jurnal Ilmiah FONEMA : Jurnal Edukasi Bahasa dan Sastra Indonesia Vol 1 No 1 (2018)
Publisher : FKIP - Universitas Dr. Soetomo Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (101.048 KB) | DOI: 10.25139/fn.v1i1.1092

Abstract

ABSTRAK. Karya sastra berasal dari masyarakat dan memang selayaknya dikembalikan kepada masyarakat, khususnya masyarakat sastra. Novel merupakan bentuk karya sastra. Entrok adalah novel pertama Okky Madasari yang berkisah tentang perempuan Jawa yang berjuang di rezim Suharto. Tujuan penelitian ini adalah untuk; (1) Mendeskripsikan karakter tokoh utama pada novel Entrok karya Okky Madasari. (2) Menemukan latar belakang perubahan karakter pada tokoh utama novel “Entrok” karya Okky Madasari. Sedangkan metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif deskriptif. Temuan dari penelitian ini sebagai berikut: Tipe Karakter Marni adalah karakter Sanguine yang memiliki ciri-ciri sifat dan perilaku sebagai berikut; Perasaannya penuh harapan; Suka Menolong; Ramah dan Periang; Banyak Berbicara; Memiliki Rasa Optimis; Berkemauan Keras; Ego; Religius; Berkemauan Keras; Baik Hati; Dermawan. Sedangkan latar belakang faktor yang mempengaruhi berubahnya Marni adalah sebagai berikut; pertama, faktor diri sendiri yang meliputi; a) Stress; b) Naluri; c) Simpati; dan kedua faktor lingkungan meliputi; a) Politik; b) Ekonomi; c) Keamanan.Kata Kunci : Karakter, Novel, Entrok, dan Psikologi
KARAKTER TOKOH UTAMA PADA NOVEL ENTROK KARYA OKKY MADASARI (KAJIAN PSIKOLOGI SASTRA) Prawira, Sophian Djaka
Jurnal Ilmiah FONEMA : Jurnal Edukasi Bahasa dan Sastra Indonesia Vol 1 No 1 (2018)
Publisher : FKIP - Universitas Dr. Soetomo Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (101.048 KB) | DOI: 10.25139/fn.v1i1.1092

Abstract

ABSTRAK. Karya sastra berasal dari masyarakat dan memang selayaknya dikembalikan kepada masyarakat, khususnya masyarakat sastra. Novel merupakan bentuk karya sastra. Entrok adalah novel pertama Okky Madasari yang berkisah tentang perempuan Jawa yang berjuang di rezim Suharto. Tujuan penelitian ini adalah untuk; (1) Mendeskripsikan karakter tokoh utama pada novel Entrok karya Okky Madasari. (2) Menemukan latar belakang perubahan karakter pada tokoh utama novel “Entrok” karya Okky Madasari. Sedangkan metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif deskriptif. Temuan dari penelitian ini sebagai berikut: Tipe Karakter Marni adalah karakter Sanguine yang memiliki ciri-ciri sifat dan perilaku sebagai berikut; Perasaannya penuh harapan; Suka Menolong; Ramah dan Periang; Banyak Berbicara; Memiliki Rasa Optimis; Berkemauan Keras; Ego; Religius; Berkemauan Keras; Baik Hati; Dermawan. Sedangkan latar belakang faktor yang mempengaruhi berubahnya Marni adalah sebagai berikut; pertama, faktor diri sendiri yang meliputi; a) Stress; b) Naluri; c) Simpati; dan kedua faktor lingkungan meliputi; a) Politik; b) Ekonomi; c) Keamanan.Kata Kunci : Karakter, Novel, Entrok, dan Psikologi
Bullying among adolescents: does family structure influence the tendency to become a victim of bullying? Bariyyah, Khairul; Adi Atmoko; Nugraheni Warih Utami; Devy Probowati; Nanda Alfan Kurniawan; Diani Akmalia; Prawira, Sophian Djaka; Wahyuni, Eny Tri
Psikopedagogia Vol. 14 No. 1: June 2025
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12928/psikopedagogia.v14i1.30989

Abstract

Bullying among junior high school students is a significant issue that affects their psychological well-being and academic performance. This study aims to examine the influence of family structure on students' bullying experiences. A causal-comparative research design was applied to investigate the relationship between family structure and bullying tendencies. The population for this study consists of 189,631 junior high school students in Malang City during the odd semester of 2024/2025. The research sample comprises 1,922 junior high school students aged 13-15 years, selected randomly. Data were collected using a valid and reliable family structure questionnaire and bullying scale, with family structure categorized into (1) living with both parents, (2) living with father only, (3) living with mother only, and (4) living with guardians or other family members. Descriptive statistics and one-way ANOVA were used for data analysis. The results showed that family structure did not affect the tendency to become victims of bullying in junior high school students. This suggests that victims of bullying can emerge from any family structure. Based on the findings, it is recommended that the role of the family be strengthened to prevent students from becoming victims of bullying.
Linguistic Revitalization in the Age of Globalization: An Ethnolinguistic Study of the Osing-Speaking Community in Banyuwangi, Indonesia Prawira, Sophian Djaka; Khadafi, Rozy; Danugroho, Agus
Jurnal Onoma: Pendidikan, Bahasa, dan Sastra Vol. 11 No. 4 (2025): Penulis dari 3 negara (Indonesia, Jerman dan Turki)
Publisher : Universitas Cokroaminoto Palopo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30605/onoma.v11i4.6810

Abstract

This study explores the processes and challenges of linguistic revitalization within the Osing-speaking community in Banyuwangi, Indonesia, in the context of rapid globalization and cultural homogenization. Employing an ethnolinguistic approach, this research combines participant observation, in-depth interviews, and analysis of local cultural practices to examine how language functions as a marker of ethnic identity and cultural continuity. The findings reveal that globalization exerts a dual influence: it contributes to language shift through the dominance of Indonesian and global media, yet simultaneously creates opportunities for revitalization via tourism, cultural festivals, and digital platforms. Community-driven initiatives such as integrating Osing into school curricula, promoting Osing-language performances, and documenting oral traditions, play a central role in preserving linguistic heritage. However, these efforts face structural challenges, including limited institutional support, intergenerational language gaps, and the commodification of culture that risks reducing the language to a symbolic artifact. This study underscores the importance of collaborative strategies involving local communities, educational institutions, and policy-makers to sustain Osing as a living language, offering broader insights into the dynamics of minority language revitalization in the Global South.